dengan mengajukan pertanyaan dan meminta penjelasan kepada beberapa pihak yang dianggap mengetahui masalah yang berhubungan dengan
penelitian ini.
2. Prosedur Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari penelitian kemudian akan diolah dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a. Editing, yaitu data yang diperoleh kemudian diperiksa untuk diketahui apakah
masih terdapat kekurangan dan kesalahan-kesalahan serta apakah data tersebut sesuai dengan permasalahan yang dibahas;
b. Interpretasi, yaitu menghubungkan, membandingkan dan menguraikan data
serta mendeskripsikan data dalam bentuk uraian untuk kemudian ditarik kesimpulan;
c. Sistematisasi, yaitu penyusunan data secara sistematis sesuai dengan pokok
bahasannya sehingga memudahkan analisis data.
E. Analisis Data
Data yang telah diolah kemudian dianalisis secara kualitatif, yaitu dengan cara
mendeskripsikan data dalam bentuk uraian kalimat. Peneliti dalam mengambil kesimpulan menggunakan metode induktif, yaitu suatu cara berfikir yang
didasarkan pada fakta-fakta yang bersifat khusus, untuk kemudian ditarik kesimpulan guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan.
V. PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: 1.
Dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana mati kepada pelaku tindak pidana narkotika sebagaimana dalam Putusan Pengadilan Tinggi
Tanjung Karang No. 138PID2012PT. TK, yaitu aturan hukum yang dilanggar, fakta-fakta persidangan, jumlah barang bukti narkotika dan jenis
atau golongan narkotika, motif pelaku, sikap dan prilaku pelaku selama persidangan, dampak dari perbuatan pelaku tersebut dan kewarganegaraan
pelaku yang merupakan warga negara asing WNA. 2.
Faktor pendukung hakim dalam menerapkan pidana mati terhadap pelaku tindak pidana narkotika adalah:
a. Faktor undang-undang, yaitu ketentuan perundang-undangan di
Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika mengatur pidana mati bagi pelaku tindak pidana
narkotika; b.
Faktor masyarakat, yaitu mayoritas masyarakat Indonesia menolak peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika dan menginginkan pelaku
tindak pidana narkotika dihukum berat; dan c.
Jumlah barang bukti narkotika.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, peneliti menyarankan: a.
Sebaiknya upaya pemberantasan penyalahgunaan dan pemberantasan peredaran gelap narkotika turus ditingkatkan oleh pemerintah. Upaya tersebut
dapat dilakukan dengan memberikan pidana yang berat terhadap para pelakunya, terlebih kepada pelaku yang merupakan warga negara asing
WNA. b.
Sebaiknya penerapan pidana mati diimplementasikan secara tegas, karena semenjak Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
disahkan dan diberlakukan sampai saat ini, belum banyak pidana mati yang diberikan kepada pelaku tindak pidana narkotika.