Pelaksanaan Penelitian TINJAUAN PUSTAKA

29 Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan menggunakan fungisida berbahan aktif Mancozeb 80, insektisida berbahan aktif Delhtametrin. Penyemprotan insektisida dan fungisida dilakukan setiap minggu untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit yang dapat menganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemasangan patok dilakukan setelah benih ditanam dan pemasangan label pada tiap tanaman dilakukan setelah benih kedelai tumbuh menjadi tanaman normal. 3.4.3 Pemanenan Panen dilakukan dengan mencabut tanaman dan dikumpulkan berdasarkan populasinya kemudian tanaman dijemur lalu dipisahkan dari polongnya. Setelah itu, kedelai dimasukkan ke dalam kantungamplop yang berbeda untuk setiap tanaman dan menuliskan label pada katung panen yang berisi nomor tanaman, dan tanggal panen. 3.4.4 Peubah yang diamati Pengamatan dilakukan pada setiap tanaman. Peubah-peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. tinggi tanaman cm tinggi tanaman diukur setelah tanaman di cabut dipanen. 2. umur tanaman berbunga pertama kali hari umur tanaman berbunga dihitung berdasarkan jumlah hari sejak tanam sampai tanaman berbunga untuk yang pertama kali. 30 3. umur panen hari umur panen dihitung berdasarkan jumlah hari sejak tanam sampai tanaman siap panen. 4. jumlah cabang produktif buah jumlah cabang produktif dihitung berdasarkan banyaknya cabang tanaman yang dapat menghasilkan polong. 5. jumlah polong per tanaman buah jumlah polong per tanaman dihitung berdasarkan jumlah polong yang muncul pada setiap tanaman. 6. bobot 100 biji gram dihitung berdasarkan rata-rata bobot 100 biji kering yang konstan dan diambil secara acak. 7. bobot biji per tanaman gram dihitung berdasarkan bobot biji per tanaman yang dilakukan setelah panen.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Sebaran frekuensi karakter tinggi tanaman, umur berbunga, dan jumlah cabang produktif menyebar normal, sedangkan sebaran frekuensi karakter umur panen, jumlah polong per tanaman, bobot 100 butir dan bobot biji per tanaman tidak menyebar normal. 2. Estimasi jumlah gen pengendali karakter umur panen, jumlah polong per tanaman, bobot 100 butir dan bobot biji per tanaman dikendalikan oleh sedikit gen dengan nisbah yang masing –masing karakter memenuhi kriteria berturut –turut 13:3, 15:1, 3:1 dan 9:7.

5.2 Saran Perlu ditanam kembali benih kedelai

hasil persilangan Wilis x B3570 sehingga seleksi karakter agronomi populasi tersebut dapat dilakukan pada generasi lanjut mulai pada generasi ke-5 atau ke-6 dan perlu dilakukan uji daya hasil untuk hasil benih seleksi. PUSTAKA ACUAN AAK. 1989. Kedelai. Kanisius: Yogyakarta. 84 hlm. Abdulah Bin Arif, S. Sujiprihati, dan M. Syukur. 2011. Pewarisan sifat beberapa karakter kualitatif pada tiga kelompok cabai . Buletin Plasma Nutfah Vol.17 No.2. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Acquaah, G. 2008. Principles of Genetics and Plant Breeding. Blackwell Publishing : USA. 569 pp. Allard, R.W. 1995. Principles of Plant Breeding. John Wiley and Son. Inc. New York-London. 485 pp. Alia, Y., A. Baihaki, N. Hermiati, dan Y. Yuwariah. 2004. Pola pewarisan karakter jumlah berkas pembuluh kedelai . Zuriat. 15 1: 4-30. Alif, M. D. 2008. Pola pewarisan beberapa karakter kualitatif dan kuantitatif pada cabai Capsicum annuum L. Skripsi. Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor . Bogor. Andrianto, T. T dan N. Indarto. 2004. Budidaya Dan Analisis Usaha Tani Kedelai . Penerbit Absolut. Yogyakarta. Atman, 2006. Budidaya kedelai di lahan sawah sumatra barat. Jurnal Ilmiah Tambua . V3 : 288-296. Baihaki, A. 2000. Teknik Rancangan dan Analisis Penelitian Pemuliaan. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung. 120 hlm. Barmawi, M. 1998. Hubungan antara ketahanan tanaman kedelai terhadap lalat kacang dengan aktifitas peroksidase dan penentuan pola pewarisannya . Disertasi . Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung. 118 hlm. Barmawi, M. 2007. Pola segregasi dan heritabilitas sifat ketahanan kedelai terhadap cowpea mild mottle virus populasi Wilis x Malang2521 . J. Hama Penyakit Tumbuhan Tropika . 481 : 48─52. Baso, Ismail. 2013. Dasar –Dasar Pewarisan Mendel. http:www.scribd.comdoc102654226Dasar-Dasar-Pewarisan- Mendel. [11 November 2013]. Burns, G. W. 1976. The Science of Genetics: An Introduction to Heredity. 3 rd edition. Macmillan Publ. Co. New York. 564 pp. Fatrisia, M. 2007. Pola segregasi sifat ketahanan tiga famili F 2:3 kedelai hasil persilangan Wilis dan MLG2521 terhadap Cowpea Mild Mottle Virus dan keragaman genotipenya . Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 9 hlm. Fehr, W.R. 1987. Principles of Cultivar Development Volume I. MacMillan Publishing Company. New York. 740 pp. Gomez, A. K., dan A. A. Gomez. 1984. Prosedur Statistik Untuk Penelitian. Diterjemahkan oleh E. Syamsuddin dan J.S. Baharsyah. Edisi Kedua. Penerbit Universitas Indonesia. Hartati, S. , M. Barmawi, dan N. S a’diyah. 2013. Pola segregasi karakter agronomi tanaman kedelai Glycine max [L.] Merrill generasi F 2 hasil persilangan wilis x B3570 . Jurnal Agrotek Tropika. 11 : 8 –13. Hartatik, S. 2007. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Jember: University Press. Jember. Maesen, V, S dan Somaatmadja. 1993. Kacang – kacangan. Di dalam: Sumber Daya Nabati Asia Tenggara I. Prosea. Jakarta: Gramedia. 43 –50. Musalamah dan Suyamto. 2006. Studi pola pewarisan karakter bentuk daun tanaman kedelai Glycine max L.. Jurnal Inovasi teknologi kacang- kacangan dan umbi-umbian mendukung kemandirian pangan kecukupan energi . Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Nasir, M. 2001. Keragaman genetik tanaman, dalam Pengantar Pemuliaan Tanaman . Makmur, A ed. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Nugroho, P. W., M. Barmawi. , dan N. Sa’diyah. 2013. Pola segregasi karakter agronomi kedelai Glycine max [L] Merrill generasi F 2 hasil persilangan Yellow Bean dan Taichung . Jurnal Agrotek Tropika. 1 1 : 38─44.