yang harmonis, berarti mempertimbangkan dan memperhitungkan kepentingan- kepentingan lain, sehingga terjadi keselarasan dan keserasian dengan seluruh
kegiatan baik lokal, regional, maupun nasional bahkan dalam kaitannya dengan kepentingan konservasi satwa liar secara internasional Alikodra, 2002.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di hutan rakyat Pekon Kelungu, Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus. Lokasi penelitian disajikan pada
Gambar 2.
Gambar 2. ..
Peta lokasi penelitian Pekon Kelungu, Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus Skala 1:50000 Sumber : Peta Administratif
Kab. Tanggamus, 2010.
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Jam digital digunakan untuk menentukan waktu perjumpaan pada burung yang ditemukan,
GPS Global Positioning System digunakan untuk menentukan titik pada lokasi pengamatan. Binokuler digunakan untuk membantu melihat objek burung, lembar
pengamatan tally shett digunakan untuk memcatat jenis, aktivitas dan keterangan lainnya pada saat pengamatan. Buku Panduan Lapangan Burung-
Burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan karangan Mac Kinnon, Philipps, dan Van Balen, 1998 digunakan untuk mengidentifikasi burung.
Bahan yang digunakan adalah spesies burung yang ada di dalam kawasan.
3.3. Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini meliputi: 1. Penelitian dilakukan selama sembilan hari waktu efektif Penelitian hanya
dilakukan pada burung jenis diurnal dan didentifikasi secara visual dengan radius sejauh mata memandang.
2. Penelitian dilakukan sesuai dengan kondisi cuaca yaitu cuaca cerah dan mendung, apa bila hujan maka penelitian tidak dilakukan.
3.4. Jenis Data yang Dikumpulkan
3.4.1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari observasi langsung di lapangan berupa data mengenai spesies-spesies burung yang dijumpai di lokasi dengan
menggunakan metode titik hitung Point Count. Pengamatan dilakukan dengan diam pada titik tertentu kemudian mencatat perjumpaan terhadap burung dengan
parameter yang diukur yaitu jenis, waktu, jumlah, dan aktivitas burung tersebut. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan titik hitung Point Count. Setiap
jenis burung yang dijumpai pada setiap titik pengamatan dicatat dengan segala bentuk aktifitasnya.
Pengamatan dilakukan pada pagi hari pukul 06.00-08.30 WIB dan pada sore hari pukul 15.30-18.00 WIB. Perhitungan populasi dilakukan dengan menghitung
langsung jumlah burung yang diamati dengan data populasi tertinggi yang digunakan untuk perhitungan indeks keanekaragaman,
serta berdasarkan informasi dari masyarakat sekitar hutan rakyat Pekon Kelungu untuk mendukung
data yang diperoleh di lapangan.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder meliputi data penunjang yang berkaitan dengan penelitian ini untuk mencari, mengumpulkan, dan menganalisis data penunjang berupa keadaan fisik
lokasi penelitian, vegetasi, iklim, peta lokasi dan jenis-jenis burung dengan menggunakan literatur dari pustaka, jurnal dan sumber pustaka lainnya untuk
melengkapi data primer yang diambil di lapangan.