Latar Belakang dan Masalah

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun belum dibarengi dengan program operasional yang memadai. Melalui program revitalisasi pembangunan pertanian, pemerintah bertekad untuk meningkatkan produksi kedelai nasional menuju swasembada pada tahun 2010 Ditkabi 2006. Program ini perlu dukungan semua pihak terkait, di antaranya dalam meningkatkan produksi kedelai yang produktif dan efisien. Menurut perkiraan kebutuhan kacang-kacangan termasuk kedelai, meningkat sebesar 7,6 per tahun Suprapto, 1999. Untuk memenuhi konsumsi kedelai pemerintah terpaksa mengimpor dari luar. Sebenarnya hal itu tidak perlu dilakukan jika produksi di dalam negeri dapat dikembangkan sejalan dengan meningkatnya tuntutan kebutuhan, mengingat potensi yang ada sangat besar. Tanah sebagai media tumbuh tanaman mempunyai daya dukung terbatas sebagai sumber unsur hara maupun sebagai penampung susulan input hara berupa pupuk selain itu, setiap lahantanah mempunyai tingkat keragaman yang cukup besar, tergantung dari individu tanaman atau varietas yang digunakan. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya keragaman produktivitas untuk setiap individu tanaman, oleh karena itu kombinasi pengolahan sumber daya tanah dan aplikasi pupuk harus dilakukan secara efektif. Selain itu pemupukan merupakan hal yang terpenting dalam proses budidaya tanaman. Pertumbuhan tanaman yang baik tergantung dari faktor lingkungan yang seimbang dan menguntungkan. Beberapa faktor pembatas pertumbuhan tanaman antara lain gulma, hama, dan penyakit yang secara langsung mengurangi potensi produksi. Kelompok faktor yang lain seperti zat hara, kerapatan, dan arah sudut daun dapat menaikkan potensi hasil dan kualitas Harjadi, 2002. Ketersediaan unsur hara dapat dilengkapi dengan melakukan pemupukan yaitu penambahan material ke tanah atau tajuk tanaman. Pada umumnya pupuk majemuk NPK diberikan langsung dengan cara ditaburkan atau ditempatkan di dalam lubang tugal tanpa dilarutkan terlebih dahulu. Dengan cara tersebut pupuk majemuk NPK tidak cepat tersedia bagi tanaman, karena pupuk tersebut masih berbentuk butiran-butiran kristal dan tidak dapat diserap langsung oleh akar tanaman, untuk itu diperlukan pemupukan dengan cara melarutkan pupuk NPK ke dalam air dengan dosis tertentu. Selain diberi pupuk dasar, tanaman juga memerlukan pupuk susulan seperti pemberian pupuk majemuk NPK terutama pada saat memasuki fase generatif. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara oleh tanaman sehingga diharapkan akan meningkatkan produksi kedelai yang maksimum.

1.2 Tujuan Penelitian