orang lain. Sehingga kerjasama berarti peka terhadap perasaan, keinginan, dan ketakutannya sendiri.
Berdasarkan uraian diatas yang telah dipaparkan, maka kemampuan bekerjasama adalah kapasitas individu untuk melakukan beragam tugas terkoordinasi
untuk mencapai tujuan bersama dengan maksud individu mencari hasil yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bermanfaat bagi semua anggota kelompok.
2.1.2 Aspek-aspek Kemampuan Bekerjasama
Aspek kemampuan bekerjasama merujuk pada orientasi kerjasama yang dikemukakan oleh Johnson dan Johnson 2000 : 80 yang dibahas dalam kerangka
kemampuan, antara lain : 1 Kemampuan
mendiskripsikan adalah
kemampuan individu
dalam mengekspresikan keadaan yang menimpa orang lain.
2 Kemampuan orientasi masalah adalah kemampuan individu untuk menghadapi berbagai permasalahan yang muncul ketika bekerjasama dengan orang lain.
3 kemampuan berempati adalah kemampuan individu memahami perasaan orang lain dan menangkap perasaan itu, kemudian mengkomunikasikannya dengan
kepekaan sedemikian rupa hingga menunjukkan bahwa ia sunggug-sungguh mengerti perasaan orang lain tersebut.
4 kemampuan persamaan adalah kemampuan individu dalam mencapai tujuan bersama dalam menyelesaikan tugas.
5 kemampuan untuk bersikap profesional adalah kemampuan seseorang dalam membedakan kebutuhan diri sendiri dan orang lain.
Jadi aspek kerjasama yang telah diuraikan meliputi : kemampuan mendiskripsikan, kemampuan orientasi masalah, kemampuan berempati, kemampuan
persamaan, dan kemampuan untuk bersikap profesioal.
2.1.3 Bentuk-bentuk Kerjasama
Menurut Soekanto 2002 :268, jenis-jenis kerjasama antara lain : 1 Kerjasama spontan spontaneous cooperation adalah kerjasama yang timbulnya
secara serta merta atau spontan. 2 Kerjasama langsung directed cooperation adalah kerjasama atas dasar perintah
atasan atau penguasa. 3 Kerjasama kontrak contractual cooperation adalah kerjasama karena adanya
kepentingan tertentu. 4 Kerjasama tradisional traditional cooperation adalah kerjasama sebagai unsur
sistem sosial, misalnya gotong royong, gugur gunung, dan tolong menolong. Jadi bentuk-bentuk kerjasama yang telah diuraikan meliputi : kerjasama
spontan, kerjasama langsung, kerjasama kontrak, dan kerjasama tradisional.
2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kerjasama
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerjasama antara lain diungkapkan oleh Baron dan Byrne 2000: 188 , yaitu
1 Hubungan timbal-balik adalah aturan mendasar dari kehidupan sosial bahwa individu cenderung memperlakukan orang lain sebagaimana orang-orang tersebut
telah memperlakukan mereka. 2 Motivasi sosial adalah suatu dorongan dan usaha ketika individu bekerja secara
kolektif dalam kelompok secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. 3 Komunikasi adalah suatu proses dimana ide dialihkan dari satu sumber ke
penerima lainnya dengan tujuan untuk mengubah pola perilaku mereka. 4 Mengatasi konflik adalah suatu proses di mana individu atau kelompok dalam
menangani masalah dengan berbagai strategi untuk mengambil tindakan yang sejalan dengan kepentingan bersama.
5 Keragaman anggota tim adalah suatu tindakan yang seimbang dalam memberikan tugas untuk mempersatuka anggota dan mencapai kesepakatan.
6 Motivasi adalah suatu rasangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam
melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi kerjasama adalah hubungan timbal balik, motivasi sosial, komunikasi, mengatasi konflik, keragaman anggota tim, dan
motivasi.
2.1.5 Jenis-jenis Kerjasama