Fitoplankton dan klorofil-a Ikan pelagis

Menurut Laevastu dan Hayes 1981, makanan ikan di laut dapat diklasifikasi menjadi pelagis plankton dan nekton, keduanya berada di dalam massa air, bentik diatas atau di dasar perairan, dan nekton organisme yang dapat berenang termasuk ikan dan ikan besar yang memakan ikan kecil. Pola makan ikan sangat bervariasi dari spesies yang satu dengan spesies yang lainnya. 2.2. Konsentrasi Klorofil-a dan SPL Sebagai Faktor yang Berpengaruh Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Pelagis

2.2.1. Fitoplankton dan klorofil-a

Fitoplankton adalah organisme laut yang melayang dan hanyut dalam air laut serta mampu berfotosintesis Nybakken, 1992. Fitoplankton dapat ditemukan di seluruh massa air mulai dari permukaan laut sampai pada kedalaman dengan intensitas cahaya yang masih memungkinkan terjadinya fotosintesis Nontji, 2002. Fitoplankton sebagai tumbuhan yang mengandung pigmen klorofil mampu melakukan reaksi fotosintesis, dimana air dan karbon dioksida dengan adanya cahaya matahari dan garam-garam hara dapat menghasilkan senyawa organik seperti karbohidrat. Fitoplankton mampu membentuk zat organik dan zat anorganik maka fitoplankton disebut sebagai produsen primer Nontji, 2002. Fitoplankton sebagai produsen primer merupakan pangkal rantai makanan dan merupakan dasar yang mendukung kehidupan seluruh organisme lainnya Nontji, 2002. Menurut Raymont 1963 in Nontji 1984, ada suatu hubungan positif antara kelimpahan fitoplankton dengan kesuburan perairan, yaitu jika kelimpahan fitoplankton di suatu perairan tinggi maka perairan tersebut cenderung mempunyai produktivitas yang tinggi pula. Produktivitas primer yang subur umumnya terdapat pada perairan sekitar muara sungai atau perairan lepas pantai dimana terjadi upwelling. Pada kedua lokasi itu terjadi proses penyuburan karena masuknya zat hara kedalam lingkungan tersebut. Di depan muara sungai banyak zat hara masuk dari daratan yang dialirkan dari sungai ke laut, sedangkan di daerah upwelling zat hara yang kaya terangkat dari lapisan yang lebih dalam kearah permukaan Nontji, 2002. Klorofil-a adalah zat hijau daun yang terkandung dalam tumbuhan. Klorofil-a merupakan pigmen yang mampu melakukan fotosintesis yang terdapat pada seluruh organisme fitoplankton Barnes dan Hughes, 1988. Jumlah klorofil- a yang terdapat di laut umumnya dapat dilihat dari jumlah fitoplankton yang terdapat di perairan tersebut. Absorbsi cahaya maksimum oleh klorofil-a bersama pelarutnya terjadi pada panjang gelombang 430nm dan 663nm Lee, 1980. Cahaya sangat penting peranannya dalam kelangsungan proses fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton. Fitoplankton yang reproduktif hanya terdapat di lapisan-lapisan air teratas, dimana intensitas cahaya masih cukup untuk melangsungkan proses fotosintesis. Kedalaman penetrasi cahaya di dalam laut yang merupakan kedalaman dimana produksi fitoplankton masih dapat berlangsung, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain absorpsi cahaya oleh air, panjang gelombang cahaya, kecerahan air, pemantulan cahaya oleh permukaan laut, lintang geografik, dan musim Nybakken, 1992. Menurut Nontji 1984, berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi besarnya biomassa, produktivitas ataupun suksesi fitoplankton antara lain adalah cahaya, salinitas, dan hara. Nybakken 1992 menambahkan satu faktor baru yang merupakan paduan semua faktor dan dapat dinamakan faktor hidrografi, yaitu paduan semua faktor yang menggerakkan massa air laut dan samudra, seperti arus, perpindahan massa air ke atas upwelling dan difusi. Amri 2002 melakukan penelitian di perairan Selat Sunda termasuk selatan Jawa Barat untuk menganalisa kondisi oseanografi perairan Selat Sunda dan hubungannya dengan hasil tangkapan ikan pelagis. Didapatkan kesimpulan bahwa kondisi paling subur adalah pada musim timur dan musim peralihan 2 kondisi perairan sangat subur kandungan klorofil-a 2,00-3,50 mgm 3 dan 1,00- 3,00 mgm 3 lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode musim barat dan musim peralihan 1 yang kurang subur kandungan klorofil-a 1,00-2,00 mgm 3 dan 1,00-2,00 mgm 3 . Berdasarkan analisa hubungan antara konsentrasi klorofil-a dengan hasil tangkapan ikan pelagis kecil terlihat bahwa dengan kandungan klorofil-a yang tinggi , maka hasil tangkapan ikan pelagis juga tinggi.

2.2.2. Suhu permukaan laut SPL