I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Buah-buahan segar merupakan salah satu produk hortikultura yang memiliki sifat mudah rusak perishable sehingga umur simpannya self life
terbatas. Hal ini mengganggu kontinuitas pasokan, baik jumlah waktu maupun mutunya. Penanganan segar komoditas hortikultura saat ini masih memerlukan
perhatian dan penanganan yang serius. Seiring dengan peningkatan produksi maka dibutuhkan teknologi penanganan pasca panen yang dapat mempertahankan mutu
dan masa simpan produk hortikultura. Penanganan ini erat kaitanya dengan kondisi komoditas saat sampai ketangan konsumen dimana umumnya konsumen
mengharapkan buah tersebut masih dalam kondisi segar, kualitas kematangan seragam dan siap untuk dikonsumsi.
Salah satu cara yang dilakukan untuk menghambat atau menunda proses kemasakan dan kerusakan buah adalah penyimpanan dengan suhu rendah
yang dikombinasikan dengan teknik penyimpanan atmosfir termodifikasi yaitu suatu sistem penyimpanan produk hortikultura dengan mengatur komposisi udara
dalam ruang penyimpanan sehingga berbeda dengan komposisi udara biasa. Modified Atmosphere Packaging
MAP adalah salah satu cara pengemasan untuk mengatur faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap komoditas yang
disimpan. MAP dilakukan dengan mengatur komposisi udara atmosfer sehingga umur simpan komoditas dapat diperpanjang. Percobaan dan penelitian mengenai
penyimpanan produk hortikultura dengan sistem atmosfir termodifikasi telah banyak dilakukan untuk memperoleh komposisi gas, kemasan dan suhu yang
tepat agar dapat mempertahankan kualitas produk lebih lama. Pengemasan dengan film polimer telah sering dilakukan pada saat ini,
dimana perlakuan ini diberikan dengan mengatur faktor-faktor lingkungan seperti suhu, konsentrasi O
2
, konsentrasi CO
2
, dan kelembaban. Pengemasan merupakan salah satu proses dalam industri yang memegang peranan penting dalam upaya
mencegah terjadinya penurunan mutu produk. Pengemasan merupakan salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan produk pangan. Pengemasan bertujuan
untuk mengawetkan makanan, yaitu mempertahankan mutu kesegaran, mempertahankan warna yang tetap, mempermudah penyimpanan dan distribusi,
serta dapat menekan peluang terjadinya komntaminasi udara, air dan tanah, baik oleh mikroorganisme pembusuk, mikroorganisme yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, maupun bahan kimia yang bersifat merusak atau racun. Pengaturan faktor lingkungan perlu diperhatikan untuk menciptakan
kondisi lingkungan yang baik untuk menghambat proses metabolisme dari bahan yang dikemas. Perancangan kemasan dengan menggunakan film kemasan dan
wadah juga telah dilakukan. Film kemasan sebagai salah satu faktor penting dalam mencapai kondisi optimum ternyata penggunananya tergantung kepada
faktor-faktor lain seperti berat produk, suhu penyimpanan dan laju respirasi. Kemasan wadah yang digunakan saat ini banyak menggunakan plastik dan
styrofoam. Dalam perancangan, kemasan wadah ini juga harus dipertimbangkan sifat permeabilitas karena akan mempengaruhi kondisi penyimpanan.
Dalam suatu kemasan dengan kondisi atmosfir termodifikasi terdapat suatu sistem dinamik yang didalamnya berlangsung dua proses utama yaitu laju
respirasi dan penyerapan gas yang terjadi secara simultan. Laju respirasi adalah karakteristik yang penting apabila metode matematik digunakan dalam
pengemasan buah segar. Setelah kemasan tertutup rapat, laju respirasi akan sama dengan laju penyerapan O
2
ke dalam kemasan dan penyerapan CO
2
ke luar kemasan dan konsentrasi gas ini akan dipertahankan pada tingkat konstan.
Pendugaan konsentrasi O
2
dan CO
2
diperoleh berdasarkan data-data yang menunjang dari penelitian sebelumnya yang dituangkan ke dalam persamaan
matematik sehingga dengan tehnik ini diharapkan dengan cepat memperkirakan data konsentrasi O
2
dan CO
2
agar dapat memprediksi batas waktu buah yang masih dapat diterima konsumen serta merupakan salah satu tehnik yang efisien
karena dapat menghemat biaya, tenaga dan waktu.
B. TUJUAN PENELITIAN
1. Menyusun model pendugaan konsentrasi kesetimbangan dan konsentrasi sesaat gas O
2
dan CO
2
dalam kemasan atmosfir temodifikasi. 2. Menduga konsentrasi kesetimbangan gas O
2
dan CO
2
dalam kemasan atmosfir temodifikasi.
3. Menduga konsentrasi sesaat gas O
2
dan CO
2
dalam kemasan atmosfir termodifikasi dan membandingkan dengan data pengamatan.
II. TINJAUAN PUSTAKA A.