dengan konsentrasi O
2
dan CO
2
dalam kemasan dimana konsentrasi CO
2
bertambah dengan peningkatan berat produk dalam kemasan sedangkan konsentrasi O
2
berkurang secara proporsional.
2. Laju Respirasi Dalam Keadaan Kesetimbangan
Hasil perhitungan laju konsumsi O
2
dan produksi CO
2
dalam keadaan kesetimbangan dari persamaan 22 disajikan dalam tabel 8. Berdasarkan hasil
perhitungan laju konsumsi O
2
dan produksi CO
2
ini akan dipakai sebagai data perhitungan laju respirasi maksimum.
a. Laju respirasi pada buah salak
Laju konsumsi O
2
dan produksi CO
2
yang dihasilkan dari perhitungan dengan menggunakan persamaan 20 untuk buah salak disajikan pada tabel 8.
Tabel 8. Hasil perhitungan laju konsumsi dan Produksi O
2
dan CO
2
pada suhu 5 dan 10
o
C Sugiarta, 1999
Laju Konsumsi O
2
dan Produksi CO
2
n molkg jam 5
o
C 10
o
C W kg
RO
2
RCO
2
RO
2
RCO
2
0.063 0.091
0.128 0.156
22.3606 21.2856
20.5468 19.9914
23.6371 22.9794
22.2776 21.5287
40.1518 37.3720
36.3405 35.2229
44.9199 43.8627
41.2482 40.6136
b. Laju respirasi pada buah mangga
Laju konsumsi O
2
dan produksi CO
2
pada buah mangga yang dihasilkan dari perhitungan dengan menggunakan persamaan 22 untuk buah salak disajikan
pada tabel 9.
Tabel 9. Hasil perhitungan laju konsumsi dan produksi O
2
dan CO
2
pada suhu 5 dan 10
o
C Nasution, 1999
Laju Konsumsi O
2
dan Produksi CO
2
n molkg jam 5
o
C 10
o
C W kg
RO
2
RCO
2
RO
2
RCO
2
0.108 0.162
0.216 0.267
2.0702 1.9802
1.8798 1.8106
2.3015 2.1997
2.1182 1.9690
3.3649 3.3150
3.2621 3.2061
3.7563 3.6741
3.6055 3.4935
Pengaruh suhu terhadap laju respirasi produk pertanian menunjukan bahwa semakin rendah suhu laju respirasi lebih rendah atau lebih lambat
dibandingkan dengan suhu yang lebih tinggi. Berdasarkan tabel respirasi terlihat bawa respirasi pada suhu 5
o
C lebih rendah dibanding suhu 10
o
C. Hubungan antara berat buah dengan laju konsumsi O
2
dan produksi CO
2
, menunjukan bahwa semakin berat buah yang dikemas maka semakin rendah konsumsi O
2
dan produksi CO
2
nya. Hal ini disebabkan oleh akumulasi O
2
dalam suatu dalam suatu kemasan yang dipakai oleh buah dalam respirasi, permeabilitas dari kemasan film
yang digunakan, disamping itu juga dipengaruhi oleh konsentrasi O
2
kesetimbangan yang semakin rendah dan konsentrasi CO
2
kesetimbangan yang semakin tinggi dengan penambahan berat produk dalam kemasan.
Respiratory Quotient RQ merupakan perbandingan laju respirasi CO
2
RCO
2
dengan laju respirasi O
2
RO
2
. RQ=1 untuk oksidasi glukose, RQ=1.3 untuk oksidasi malat, RQ=0.7 untuk substrat alternatif seperti asam stearat. Proses
respirasi anaerob fermentasi ditandai dengan RQ yang tinggi. Dari data RO
2
dan RCO
2
maka RQ masing-masing dapat dihitung. RQ dipengaruhi oleh [O
2
] kesetimbangan, berat produk dalam kemasan dan suhu simpan. Nilai RQ menurun
dengan penambahan berat produk dalam kemasan pada penyimpanan suhu 5
o
C dan 10
o
C. Nilai RQ setiap berat produk salak dan mangga dalam kemasan pada penyimpanan suhu 5
o
C dan 10
o
C dapat dilihat pada tabel 10 dan 11
Tabel 10. Nilai RQ untuk buah salak Sugiarta, 1999
RQ W kg
5
o
C 10
o
C
0.063 0.091
0.128 0.156
Rata-rata 1.0571
1.0796 1.0842
1.0769 1.0745
1.1188 1.1174
1.1350 1.1530
1.1131 Tabel 11. Nilai RQ untuk buah mangga Nasution, 1999
RQ W kg
5
o
C 10
o
C
0.108 0.162
0.216 0.267
Rata-rata 1.1117
1.1108 1.1268
1.0875 1.1092
1.1163 1.1083
1.1053 1.0897
1.1049
3. Laju Respirasi Maksimum