Analisis Pendapatan Usahatani Metode Analisis Data

a. Jika RC 1, maka usahatani tersebut menguntungkan karena penerimaan lebih besar daripada biaya total yang dikeluarkan b. Jika RC = 1, maka usahatani tersebut berada pada titik impas break even point yaitu keadaan di mana penerimaan sama dengan biaya total yang dikeluarkan c. Jika RC 1, maka usahatani tersebut tidak menguntungkan rugi karena penerimaan lebih kecil daripada biaya total yang dikeluarkan.

3. Metode Analisis Data Faktor Pendukung dan Penghambat Petani

dalam Menerapkan atau Tidak Menerapkan SRG Untuk menjawab tujuan ke tiga dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif kuantitatif didasarkan pada penggunaan model Decision Matrix Analysis DMA. Decision Matrix Analysis DMA atau disebut juga sebagai Grid Analysis merupakan teknik kuantitatif yang dipakai dalam proses pengambilan keputusan. Di mana keputusan tersebut yang berupa opsipilihan harus diambil berdasarkan beberapa pertimbanganfaktor yang menentukan ASQ, 2012. Faktor – faktor tersebut dengan nilai tertentu akan menentukan apakah pengambil keputusan harus mengambil suatu pilihan kebijakan. Tabel 10. Decision Matrix Analysis DMA Faktor yang memepengaruhi X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 Total Weight penimbang Pilihan Menerapkan SRG Tidak Menerapkan SRG Berdasarkan Kajian Pemanfaatan Resi Gudang Dalam Perdagangan tahun 2008, yang dilakukan oleh Puslitbang Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan bekerja sama dengan Konsultan PT. ACG, menetapkan faktor – faktor seperti harga komoditi, sarana dan prasarana gudang, biaya terkait SRG, dukungan pemerintah dan pemanfaatan resi gudang mempengaruhi perilaku petanipedagang dalam menerapkan SRG untuk suatu komoditi. Berdasarkan hal tersebut dalam analisis ini, keputusan untuk menerapkantidak menerapkan SRG dipengaruhi oleh berbagai faktor utama sebagai berikut: X 1 = Harga komoditi. Di mana kondisi harga suatu komoditi berupa fluktuasi, harga pada saat panen, informasi harga pasar suatu daerah dan penyusutan harga suatu komoditi pada saat panen dan pasca panen. X 2 = Sarana dan Prasarana Gudang. Kondisi kelayakan dari sisi kapasitas penyimpanan, jarak gudang ke sentra – sentra petanipedagang penghasil komoditi, fasilitas penunjang seperti blower, dryer dan mesin pengayak dan pelayanan operasional dan manajemen gudang. X 3 = Biaya Terkait Sistem Resi Gudang. Komponen biaya yang dibebankan kepada pengguna gudang dalam rangka resi gudang antara lain biaya penyimpanan, administrasi, angkut dan bongkar muat dan biaya penyusutan komoditi yang disimpan di gudang.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENANGKARAN BENIH PADI PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI BENIH (PPIB) UNILA DI KECAMATAN PULAU PANGGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

3 21 18

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENANGKARAN BENIH PADI PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI BENIH (PPIB) UNILA DI KECAMATAN PULAU PANGGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

0 7 9

Manfaat Sertifikasi Rainforest Alliance (Ra) dalam Mengembangkan Usahatani Kopi yang Berkelanjutan di Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus

0 9 110

Manfaat Sertifikasi Rainforest Alliance (Ra) dalam Mengembangkan Usahatani Kopi yang Berkelanjutan di Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus

1 21 171

KEBERLANJUTAN USAHATANI KOPI AGROFORESTRI DI KECAMATAN PULAU PANGGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

3 21 94

Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

1 13 194

Pengaruh Sistem Resi Gudang Terhadap Pendapatan Usahatani Padi di Kecamatan Perak Kabupaten Jombang

7 27 72

SIKAP PETANI PADI TERHADAP KEBERDAAN GUDANG KOMODITI DENGAN SISTEM RESI GUDANG (SRG) DI KABUPATEN BANTUL

0 3 63

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM RESI GUDANG KOMODITAS PADI (Oryza Sativa) DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

1 12 103

PENDAPATAN USAHATANI PADI YANG MENERAPKAN SISTEM RESI GUDANG DI KECAMATAN PULAU PANGGUNG KABUPATEN TANGGAMUS (The Income of Rice Farming That Joining the Warehouse Receipt System in Pulau Panggung Sub District of Tanggamus Regency) Mutiara Indira Putri, R

0 0 8