X
4
= Dukungan Pemerintah. Kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan untuk mendorong pemanfaatan SRG,
berupa kemudahan akses terhadap kredit dari sektor perbankan, sosialisasi penyuluhan kepada petani, bantuan pembangunan fisik
gudang dan pendampingan bagi petani dalam menerapkan SRG. X
5
= Pemanfaatan Resi Gudang. Penggunaan resi gudang oleh petanipedagang baik untuk jaminanagunan di bank,
dijualdipindahtangankan ke pihak lain, dijual di pasar lelang maupun disimpan dalam rangka mengharapkan harga yang lebih
baik dibandingkan dengan kondisi saat ini. Pada Tabel 10 sisi baris berisi pilihan yang diambil oleh petani padi apakah
mengambil keputusan untuk menerapkan SRG atau tidak menerapkan SRG. Sementara itu, sisi baris berisi faktor
– faktor yang mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan yang berupa X
1
, X
2
, X
3
, X
4
, X
5
. Berikut diuraikan langkah
– langkah dalam menerapkan Decision Matrix Analysis DMA atau Grid Analysis:
1. Mengisi baris dengan berbagai pilihan yang ada menerapkantidak
menerapkan SRG 2.
Mengisi kolom dengan faktor – faktor yang mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan terkait dengan penerapan SRG
3. Mengisi kolom isian dengan nilai skala tertentu, mulai dari 1 tidak
berpengaruh sampai 5 sangat berpengaruh
4. Menggunakan angka penimbang weight dari 1 sampai 5 yang
menunjukkan tingkat kepentingan secara relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya
5. Mengalikan nilai masing – masing faktor dengan angka penimbang
6. Menjumlahkan semua nilai yang ada dalam satu baris, untuk menentukan
keputusan yang diambil
4. Metode Analisis Data Manfaat Ekonomi dan Non Ekonomi
Untuk menjawab tujuan ke empat dalam penelitian ini digunakan metode
Value Tree Objective Metode Pohon Keputusan. Metode ini merupakan bagian dari Decision Matrix Analysis DMA untuk mengetahui perspektif
petani dalam melihat Sistem Resi Gudang. Apakah SRG dilihat lebih sebagai keuntungan benefit atau biaya cost. Suatu keputusan bisa dilihat
dari berbagai perspektif oleh pengambil keputusan, yang terkait dengan tujuan objective yang paling tinggi, seringkali terjadi trade-off antara
berbagai kepentinganpenilaian. Penilaian yang paling atas top hierarchy adalah nilai keseluruhan dari faktor pembentuk di bawahnya Department
for Communities and Local Government, 2009. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, seluruh keputusan yang
diberikan oleh responden dalam penelitian ini diberi penilaian. Skala penilaian dimulai dari 5 sangat berpengaruh sampai 1 tidak berpengaruh.
Perspektif manfaat dan biaya dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Perspektif manfaat dan biaya terhadap Sistem Resi Gudang
Perspektif Variabel
Nilai 1-5
Manfaat Benefit
Manfaat Ekonomis
1. Keuntungan petani
2. Bentuk pembiayaan
lainnya yang cepat dan mudah
3. Dapat diagunkanjaminan
Manfaat Non Ekonomis
1. Kekuatan tawar
2. Kepastian kualitas dan
kuantitas atas barang yang disimpan
3. Dapat dijadikan alat tukar
barang
Perspektif Variabel
Nilai 1-5
Biaya Cost
Biaya Ekonomis
1. Biaya Adm dan
Penyimpanan 2.
Margin yang kecil 3.
Jaminan stok gudang tidak layak karena biaya suku
bunga lebih tinggi Biaya Non
Ekonomis 1.
Waktu pengurusan dan prosedur yang berbelit
2. Fasilitas gudang belum
Memadai 3.
Hasil produksi tidak memenuhi kualitas dan
kuantitas yang dapat digudangkan
Sumber: Hasil berbagai studi literatur
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A.
Gambaran Umum Daerah Penelitian
1.
Kabupaten Tanggamus
Kabupaten Tanggamus adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Agung Pusat. Kabupaten
Tanggamus terbentuk atas dasar Undang – Undang Nomor 2 tanggal 3
Januari 1997 dan pada tanggal 21 Maret 1997 resmi menjadi salah satu dari 11 kabupaten di Provinsi Lampung. Kabupaten Tanggamus terdiri dari
wilayah daratan dan wilayah laut dengan luas masing – masing 2.855,46
km
2
dan 1.799,50 km
2
di sekitar Teluk Semangka. Topografi wilayah darat merupakan daerah berbukit sampai bergunung, sekitar 40 dari keseluruhan
wilayah tersebut memiliki ketinggian dari permukaan laut hingga 2.115 mdpl. Secara geografis, letak Kabupaten Tanggamus berada pada 104
o
18’ hingga 105
o
12’ BT dan 5
o
05’ hingga 5
o
56’ LS. Berdasarkan data BPS tahun 2015, penduduk di Kabupaten Tanggamus
yang memiliki 20 kecamatan dan 302 pekon ini mencapai 567.172 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 109,13 dan tingkat kepadatan penduduk
198,63 jiwakm2.