1. Jawaban SS diberi skor 5 untuk alternatif jawaban sangat setuju Jika responden menjawab dengan sangat setuju, maka responden
dianggap sangat sependapat dengan pernyataan yang disampaikan peneliti.
2. Jawaban S diberi skor 4 untuk alternatif jawaban setuju Jika responden menjawab dengan setuju, maka responden dianggap
sependapat dengan pernyataan yang disampaikan peneliti. 3. Jawaban RG diberi skor 3 untuk alternatif jawaban ragu-ragu
Jika responden menjawab dengan ragu-ragu, maka responden dianggap masih belum yakin dengan pendapatnya sendiri dalam menjawab
pernyataan yang disampaikan peneliti. 4. Jawaban TS diberi skor 2 untuk alternatif jawaban tidak setuju
Jika responden menjawab dengan tidak setuju, maka responden dianggap tidak yakin dan tidak sependapat dengan pernyataan yang disampaikan
peneliti. 5. Jawaban STS diberi skor 1 untuk alternatif jawaban sangat tidak setuju
Jika responden menjawab dengan sangat tidak setuju, maka responden dianggap sangat tidak yakin dan sangat tidak sependapat dengan
pernyataan yang disampaikan peneliti.
Kemudian untuk menemukan kategori jawaban responden terhadap masing- masing alternatif apakah tergolong sangat tinggi, sedang, rendah, sangat
rendah maka dapat ditentukan kelas intervalnya, dengan cara sebagai berikut:
L. Analisa Data
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini analisa data dilakukan dengan menganalisa data-data yang ada menurut dasar-dasar
statistik. Setelah data terkumpul dengan lengkap, langkah selanjutnya adalah menganalisa
data tersebut
sehingga lebih
mudah dibaca
dan diinterpretasikan. Hal ini dilakukan untuk menghubungkan variabel-variabel
yang satu dengan yang lain. Statistik digunakan karena dalam penelitian ini dihadapkan pada hipotesis, populasi, dan pengambilan data. Sedangkan
metode untuk membuktikan hipotesis adalah metode korelasi. Adapun analisa yang dilakukan adalah dengan teknik korelasi Spearman-Rho atau
Tata Jenjang Spearman karena skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, skala yang dapat dijelaskan secara berjenjang. Teknik
korelasi Spearman-Rho dipakai untuk mengukur asosiasi antar 2 variabel yang keduanya setidak-tidaknya mempunyai ukuran skala Likert yang
memungkinkan individu obyek yang diteliti itu dapat diberi jenjang atau rangking dan menghasilkan data ordinal. Dimana data gejala-gejala yang
digunakan disini dicatat menurut besar kecilnya koefisien korelasinya. Berdasarkan jenis datanya dan sifat berupa korelasi maka untuk mengukur
hubungan antar variabel di gunakan rumus koefisien korelasi Tata Jenjang Spearman, Slamet,1993;16 dengan rumus :
Dimana :
Dan untuk menentukan jenjang kembar digunakan rumus
Keterangan : Rs
= Koefisien korelasi variabel xy Tata Jenjang Spearman N
= Jumlah sampel Σdi
2
= Jumlah kuadrat selisih antara jenjang Tx
= Jenjang kembar pada variabel x Ty
= Jenjang kembar pada variabel y Σx
2
= Jumlah jenjang pada variabel x