Pengertian Pendapatan Asli Daerah PAD

16

2.1.4. Pengertian Pendapatan Asli Daerah PAD

Sejak diberlakukannya UU mengenai perimbangan keuangan daerah, maka daerah dapat mengelola keuangan dengan kewenangan yang lebih untuk mengatur keuangan dan pengeluaranpembelanjaan daerahnya. Menurut UU No. 33 Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain. Pendapatan daerah yang sah bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah untuk menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi UU No. 33 Tahun 2004:213. Sedangkan menurut Suparmoko, Pendapatan Asli Daerah dapat berasal dari pendapatan asli daerah itu sendiri, pendapatan asli daerah yang berasal dari pembagian pendapatan asli daerah, dana perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, pinjaman daerah, dan pendapatan daerah yang lainnya yang sah. Selanjutnya pendapatan asli daerah terdiri dari pajak dan retribusi daerah, keuntungan perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah Suparmoko, 2002:55. Menurut pasal 6 UU No. 32 Tahun 2004 mengenai Pendapatan Asli Daerah dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pajak daerah Pajak merupakan iuran yang dapat dipaksakan kepada wajib pajak oleh pemerintah dengan balas jasa yang tidak langsung dapat ditunjuk. Pada 17 pokoknya pajak memiliki dua peranan utama, yaitu sebagai sumber penerimaan Negara dan sebagai alat untuk mengatur Suparmoko,2002:135. Menurut Mardiasmo 1997, mendefinisikan pajak daerah sebagai pajak yang dipungut daerah berdasarkan peraturan pajak yang ditetapkan oleh daerah untuk kepentingan pembiayaan rumah tangga daerah tersebut. Berdasarkan kewenangan memungut, pajak digolongkan menjadi dua, yaitu pajak Negara dan pajak daerah. Pengertian dari keduanya sama, adapun perbedaannya terletak pada : 1. Pajak Negara ditetapkan dan dikelola oleh pemerintah pusat Direktorat Jendral Pajak. 2. Pajak daerah adalah pajak yang ditetapkan dengan peraturan daerahpajak Negara yang pengelolaan dan penggunaannya diserahkan kepada daerah. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah untuk meningkatkan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. b. Retribusi daerah Menurut PP No.66 Tahun 2002 menyebutkan bahwa retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip 18 komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Sedangkan menurut UU No.34 Tahun 2000, retribusi merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Retribusi daerah sebagaimana halnya pajak daerah merupakan salah satu pendapatan asli daerah yang diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Menurut Halim 2004:68, hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. d. Pendapatan daerah lain-lain yang sah Dalam UU No.33 Tahun 2004 pasal 6 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, bahwa PAD lain-lain yang sah meliputi : 1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan 2. Jasa giro 3. Pendapatan bunga 4. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan 5. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan barang dan atau jasa oleh pemerintah daerah. 19 Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan daerah lain-lain yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah untuk menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi.

2.2. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

7 86 98

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

6 112 101

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

5 88 80

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

3 82 84

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, Belanja Daerah Dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di Indonesia Dengan Konsumsi Sebagai Variabel Moderating

1 31 106

Pengaruh Tax Effort, Pertumbuhan Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

7 76 100

Analisa Hubungan Antara Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Kabupaten Simalungun

0 58 95

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Labuhan Batu

0 35 113

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara)

1 39 97

Pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) dan pengeluaran pembangunan terhadap terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di kota Padang Sidumpuan tahun (2004-2009)

2 24 109