Uji Normalitas Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas

49

3.7.4 Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan efektif yang diberikan variabel independen yaitu komitmen organisasional dan kepuasan kerja terhadap variabel dependen kinerja karyawan RSK Tayu Pati. Rumus yang digunakan : Sudjana, 2002:383 Untuk membantu pengolahan data secara cepat dan tepat, maka pengolahan data dilakukan melalui program SPSS Statistical Product and Service Solution.

3.7.5 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis data, maka data diuji sesuai asumsi klasik. Jika terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik digunakan pengujian statistik non parametik, sebaliknya jika asumsi klasik terpenuhi digunakan statistik parametik. Untuk mendapatkan model regresi yang baik, model regresi tersebut harus terbebas dari multikolinieritas dan heteroskedastisitas, serta data yang dihasilkan harus berdistribusi normal, cara yang digunakan untuk menguji penyimpangan asumsi klasik adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengkaji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak Imam R 2 = JK reg ∑ Y 1 2 50 Ghozali, 2002:74. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Menurut Imam Ghozali 2002:91 identifikasi keberadaan multikolinieritas dapat dilihat dari 1 nilai tolerance, dan lawannya 2 variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya, dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen terikat dan diregresikan terhadap independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF=1tolerance. Nilai cotoff yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Imam Ghozali 2002:69 menguji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi 51 heteroskedastisitas. Dasar analisisnya adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik poin-poin yang ada membentuk suatu pola tertentu dan teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Variabel Kinerja Karyawan

Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh karyawan Malthis, 2006: 378. Pada variabel kinerja karyawan digunakan 12 butir pernyataan, yang masing-masing pernyataan skornya antara 1 sampai 4, sehingga skor minimal = 1 x 12 x 100 = 1200, dan skor maksimal = 4 x 12 x 100 = 4800. Rentang skor = 4800 - 1200 = 3600. Interval kelas 3600 : 4 = 900, dari perhitungan tersebut dapat dibuat tabel kategori sebagai berikut : Tabel 4.1 Kategori Variabel Kinerja Karyawan Interval Skor Interval Persentase Kategori 3900 - 4800 3000 - 3900 2100 - 3000 1200 - 2100 81.25 - 100 62.50 - 81.25 43.75 - 62.50 25.00 - 43.75 Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Sumber : Data primer yang diolah tahun 2010 Hasil penelitian tentang kinerja karyawan RSK Tayu Pati pada lampiran diperoleh skor total sebesar 2235, berdasarkan kategori kinerja karyawan pada tabel 4.1 termasuk kategori cukup baik. Berdasarkan data yang diperoleh, skor total = 2235, skor maksimal = 4800, jadi Deskriptif Persentase DP = skor total : skor maksimal x 100 = 2235 : 4800 x 100 = 46,56. Hasil penelitian tentang kinerja karyawan RSK Tayu Pati pada perhitungan di atas diperoleh hasil 46,56

Dokumen yang terkait

. Pengaruh Kepuasan Kerja, Motivasi, Dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Perawat Pada Rumah Sakit Umum Di Kota Bandung

1 29 74

PENGARUH KETIDAKAMANAN KERJA, KEPUASAN KERJA, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PENGARUH KETIDAKAMANAN KERJA, KEPUASAN KERJA, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PENGUNDURAN DIRI PEKERJA (Studi Kasus pada Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo).

0 1 7

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DANKOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP KEPUASAN PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA( Survey Pada Rumah Sakit Di Kabupaten Klaten ).

0 1 15

PENDAHULUAN PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA( Survey Pada Rumah Sakit Di Kabupaten Klaten ).

0 1 6

(ABSTRAK) PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN RUMAH SAKIT KRISTEN (RSK) TAYU PATI.

0 0 2

(ABSTRAK) PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN RUMAH SAKIT KRISTEN (RSK) TAYU PATI.

0 1 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: "Hubungan Kepuasan Kerja dengan Intensi Turnover Karyawan di Rsk Tayu Pati"

0 0 21

PENGARUH KOMPENSASI, KOMPETENSI DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN KOPERASI.

0 1 16

NALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KOMITMEN ORGANISASIONAL DI KOWLOON PALACE INTERNATIONAL RESTAURANT SURABAYANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KOMITMEN ORGANISASIONAL DI KOW

0 0 15

Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Komitmen Organisasional dan Kinerja Karyawan di Rumah Sakit

0 1 8