merekan melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi nilai saham secara keseluruhan. Atas dasar prespektif inilah, didudaga dalam rangka menghindari
likuidasi investor manajer akan melakukan tindakan manajemen laba yang pada akhirnya juga akan menurunkan kinerja mereka.
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Midiastuti dan Mas‟ud 2003, dimana kepemilikan institusional
tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan CFROA, akan tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Porter1992, Rajgopal dan Venkatachalam 1998, dimana hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa kepemilikan
institutional berpengaruh
signifikan terhadapkinerja keuangan CFROA.
4.5.2. Pengaruh Proposi Dewan Komisaris Independen terhadap kinerja
keuangan CFROA
Berdasarkan hasil uji t diperoleh keterangan bahwa variabel porposi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja keuanganCFROA. Hal ini
ditunjukkan dengan taraf signifikansi 0,765, dimana nilai ini 0,05, dengan arah negatif tidak signifikan terhadap kinerja keuanganCFROA. Dengan demikian
hipotesis kedua H
2
yang menyatakan bahwa Proposi Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap kinerja keuangan CFROA adalah ditolak.
Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa Proposi Dewan Komisaris Independen indipenden secara signifikan tidak berpengaruh terhadap kinerja.
Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan hasil yang dilakukan oleh Goodstein Boeker 1991, Kusumawati dan Riyanto 2005, Sylvia dan
Sindharta 2005 juga menyatakan bahwa pengangkatan dewan komisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi
saja tapi tidak dimaksudkan untuk penegakan Good Coorporate Governance GCC di dalam perusahaan. Kondisi ini juga ditegas dari hasil survey Asian
Development Bank dalam Boediono Gideon 2005 yang menyatakan bahwa kuatnya kendali pendiri perusahaan dan kepemilikan saham mayoritas menjadikan
dewan komisaris tidak independen. Fungsi pengawasan yang seharusnya menjadi tanggungjawab anggota dewan menjadi tidak efektif. Keberadaan komisaris
independen ini tidak dapat meningkatkan efektifitas monitoring yangdijalankan komisaris. Padahal menurut aturan bapepam, proposi komisaris independen
terhadap total komisari adalah sebesar 30 persen dan menurut aturan PBI No.14 tahun 2006 menyatakan bahwa dewan komisaris terdari komisaris dan komisaris
independen, dimana setidaknya 50 persen dari jumlah anggota dewan komisaris adalah komisaris independen.
Persoalan independensi juga muncul dalam hal penggajian dewan komisaris didasarkan pada prosentase gaji dewan komisaris. Kepemilikan saham
yang terpusat dalam satu kelompok atau satu keluarga, dapat menjadi salah satu penyebab lemahnya posisi komisaris independen, karena pengakatan posisi
anggota komisaris independen diberikan sebagai rasa penghargaan semata maupun berdasarkan pada hubungan keluarga atau kenalan dekat.
Bedasarkan fenoma tersebut, diduga menyebabkan komisaris independen tidak dapat memberikan konstribusi yang signifikan terhadap kinerja keuangan.
Secara teoritis dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan atau outside
director dapat mengurangi tindakan opotunis manajemen sehingga jika anggota dewan komisaris dari luar meningkatkan tindakan pengawasan akan berhubungan
dengan makin rendahnya perilaku menyimpang yang dilakukan manajemen yang pada akhirnya meningkatkan kinerja Cornett dkk, 2006.
4.5.3. Pengaruh komite audit terhadap kinerja keuanganCFROA