6
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Regional Geologi
2.1.1 Geomorfologi regional
Jawa Tengah dibagi menjadi 7 jalur fisiografis dari Utara-Selatan Gambar 2.1, yaitu 1 Gunung Api Kuarter, 2 Dataran Aluvial Pantai Utara Jawa, 3
Antiklinorium Rembang-Madura, 4 Antiklinorium Bogor-Serayu Utara-Kendeng, 5 Pematang dan Dome pada Pusat Depresi, 6 Depresi Jawa dan Zona
Randublatung dan 7 Pegunungan Serayu Selatan Bemmelen, 1970.
Gambar 2.1 Fisiografi Jawa Tengah.
Daerah Jawa Tengah tersebut terbentuk oleh dua pegunungan yaitu Pegunungan Serayu Utara yang berbatasan dengan jalur Pegunungan Bogor di
sebelah barat dan Pegunungan Kendeng di sebelah timur serta Pegunungan Serayu Selatan yang merupakan terusan dari Depresi Bandung di Jawa Barat. Pegunungan
Serayu Utara memiliki luas 30-50 km, pada bagian barat dibatasi oleh gunung Slamet dan di bagian timur ditutupi oleh endapan gunung api muda dari gunung
Rogojembangan, gunung Prahu dan gunung Ungaran. Dari peta fisiografis pada gambar 2.1 di atas, letak daerah penelitian termasuk
ke dalam wilayah Jawa Tengah bagian tengah sehingga daerah penelitian termasuk ke dalam zona depresi dan deretan pegunungan Serayu Utara.
Morfologi daerah Kendal dapat dikelompokkan berdasarkan bentangan alamnya menjadi dua yaitu:
1. Satuan Perbukitan Bergelombang
Morfologi satuan perbukitan bergelombang mempunyai kemiringan lereng berkisar dari agak landai sampai agak terjal 5°-25° dengan ketinggian antara 50 m
sampai 300 m di atas permukaan laut. Batuan yang menyusun satuan morfologi ini pada umumya terdiri atas batu pasir tufan, konglomerat, dan breksi vulkanik.
Batuan breksi vulkanik diendapkan sebagai lahar.
2. Satuan Dataran Alluvium
Satuan ini terdiri atas satuan dataran pantai, sungai, dan rawa. Kemiringan lereng berkisar dari datar sampai agak landai 0°-5°, dengan ketinggian kurang
dari 1 m sampai 10 m. Satuan ini disusun oleh endapan rawa dan sungai yang pada umumnya terdiri atas lempung, pasir, lanau, lumpur, dan gambut. Secara umum,
tumbuhannya didominasi oleh semak dan rawa. Sungai utama yang mengalir di daerah ini adalah Kali Bodri, Kali Kunto, Kali Blukar, dan Kali Cangkring yang
hulunya bersumber dari perbukitan sebelah selatan dan bermuara di pantai utara Jawa. Material hasil erosi yang kemudian diangkut oleh sungai ini diendapkan di
pantai utara Jawa dan membentuk endapan delta aktif. Secara umum, terlihat bahwa kerapatan pola aliran yang berkembang di sebelah timur lebih jarang bila
dibandingkan dengan kerapatan pola aliran di sebelah barat. Di sebelah timur berkembang pola aliran subparalel - paralel, sedangkan di sebelah barat dan di
sebelah selatan berkembang pola aliran subdendritik – dendritik.
2.1.2 Stratigrafi Regional