3. Penggolongan siklus pendapatan dari penjualan tunai dan kredit
Mulyadi dan kanaka 1998 : 35 menggolongkan siklus pendapatan menjadi lima kelompok transaksi, yaitu: ”Penjualan kredit, Penjualan tunai,
retur penjualan, pencadangan kerugian dan penghapusan piutang”. Dimana sesuai dengan perumusan masalah, penulis membatasi dan membahas
masalah pada siklus penjualan tunai dan penjualan kredit. Menurut Hall 2001:182 langkah-langkah aktivitas dari sistem
penjualan sebagai berikut: a.
Proses penjualan dimulai dari pelanggan menghubungi departemen penjualan. Bentuk hubungan itu dapat melalui telepon, surat atau
datang secara langsung. Departemen penjualan akan menangkap seluruh detail informasi dari kejadian tersebut dan mencatatnya
pada pesanan penjualan. Informasi ini akan menyebabkan terjadinya beberapa kegiatan lainnya.
b. Langkah pertama dari proses penjualan adalah melakukan
pengesahan transaksi dengan melalui proses persetujuan kredit untuk pengiriman.
c. Saat kredit tersebut sudah disetujui, informasi penjualan akan
diteruskan ke departemen penagihan, pergudangan dan pengiriman. d.
Langkah selanjutnya adalah mengirimkan barang dagangan, yang harus dilakukan segera setelah persetujuan kredit diperoleh.
Jika proses tersebut berjalan terlalu lama, pelanggan kemungkinan akan membatalkan pesanan dan mencari pemasok lain. Proses
Universitas Sumatera Utara
pengiriman akan merekonsiliasi barang yang diterima dari gudang dengan informasi penjualan yang sudah terlebih dahulu. Langkah
ini digunakan untuk memastikn bahwa perusahaan mengirimkan barang yang tepat ke pelanggan. Apabila ditemukan kesalahan,
seperti salah dalam pengambilan barang atau salam dalam kuantitas barang dari gudang, hal tersebut sudah seharusnya dapat
didefenisikan pada langkah ini. Apabila semua kondisi sudah sesuai dengan pesanan, maka barang dagangan akan dikemas dan
dikirimkan melalui perusahaan angkut angkutan umum ke pelanggan. Kemudian informasi pengiriman akan diteruskan ke
proses penagihan. e.
Proses penagihan akan mengumpulkan dokumen-dokumen yang relevan dengan transaksi tersebut produk, harga, biaya
penguangan, angkutan, pajak dan syarat-syarat potongan harga dan menagihkannya ke pelanggan. Informasi ini akan diteruskan ke
proses piutang dan proses pengendalian persediaan. f.
Bagian piutang menerima informasi penagihan dan mencatatnya ke dalam catatan atau laporan keungan.
g. Secara berkala setiap batch, harian, mingguan, bulanan dan
seterusnya proses penagihan, piutang dan pengendalian persediaan melakukan perhitungan rekapitulasi dan meneruskan informasi ini
ke proses buku besar umum. Rekapitulasi ini termasuk total penjualan dari penagihan dan total kenaikan jumlah piutang dan
Universitas Sumatera Utara
total penurunan persediaan. Berdasarkan informasi tersebut, buku besar umum melakukan proses ke setiap rekening yang
dipengaruhi oleh setiap transaksi penjualan selama periode berjalan. Bila saldo rekapitulasi cocok maka secara keseluruhan
proses diasumsikan berjalan dengan benar.
C. SISTEM PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK 1. Pengertian Sistem Pengolahan Data Elektronik
Menurut Skousen dan Stice 2002:59 ”sistem pemrosesan data elektronik adalah sistem-sistem akuntansi dengan menggunakan komputer
dengan berkecepatan tinggi. Sistem-sistem demikian memungkinkan kecepatan dan keakuratan yang tinggi di dalam pemrosesan sejumah besar
data akuntansi”. Jadi, sistem pengolahan data elektronik ditandai dengan
penggunaan perangkat komputer, hal ini dapat dipahami karena komputer merupakan peralatan elektronik yang mampu berperan sebagai alat yang
bekerja secara elektronik dan otomatis. Dengan adanya sistem pengolahan data elektronik memungkinkan adanya sentralisasi proses pembukuan,
transaksi keuangan, dan pembuatan laporan yang lebih teliti dan cepat.
2. Unsur-unsur Sistem Pengolahan Data Elektronik
Dalam sistem informasi yang terkomputerisasi maka unsur-unsur sistem EDP terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara