Berat jenis SSD merupakan perbandingan antara berat batu pecah dalam keadaan SSD dengan volume batu pecah dalam keadaan SSD. Keadaan SSD
Saturated Surface Dry dimana permukaan batu pecah jenuh dengan uap air, keadaan batu pecah kering dimana pori batu pecah berisikan udara tanpa air dengan
kandungan air sama dengan nol, sedangkan keadaan semu dimana pasir basah total dengan pori penuh air. Absorbsi atau penyerapan air adalah persentase dari berat batu
pecah yang hilang terhadap berat batu pecah kering, dimana absorbsi terjadi dari keadaan SSD sampai kering.
Hasil pengujian harus memenuhi : Berat jenis kering berat jenis SSD berat jenis semu.
3.2.4 Air
Air yang digunakan dalam pembuatan sampel adalah air yang berasal dari sumber air yang bersih. Secara pengamatan visual air yang dapat pembuatan beton
yaitu air yang jernih, tidak berwarna dan tidak mengandung kotoran-kotoran seperti minyak dan zat organik lainnya. Dalam penelitian ini air yang dipakai adalah berasal
dari PDAM Tirtanadi, di Laboratorium Bahan Rekayasa Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU.
3.2.5 Slag
Slag atau limbah besi yang dipakai dalam penelitian ini adalah sisa pengolahan baja yang diperoleh dengan memesan pada sebuah tempat penampungan
limbah hasil pengolahan besi dan baja yang selama ini digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
pencampuran kembali pembuatan besi maupun sebagai subtitusi agregat halus pada campuran aspal beton. Tempat penampungan limbah ini berlokasi di Jalan
Mahkamah Medan. Sebelum digunakan slag ini masih berbentuk dalam bongkahan- bongkahan kecil dan besar. Dan apabilan ingin digunakan harus dihancurkan terlebih
dahulu menjadi butir-butir yang lebih halus. Karena kandungan besi pada slag ini sudah berkurang maka slag ini sangat mudah dihancurkan karena strukturnya yang
sudah rapuh. Penghancuran slag ini umunya dilakukan dengan menggunakan stone crusher untuk mempercepat proses penghancuran dalam jumlah besar dan dapat juga
dilakukan secara meanual yaitu dengan menggunakan martil sebagai alat pemecah. Pada proses penghancuran ini saya menggunakan mesin Los Angeles yang ada di
Laboratorium Beton untuk mempercepat proses penghancuran material slag ini. Adapun tahapannya yaitu : Tahap pertama yang dilakukan adalah dengan
memasukkan material slag kedalam mesin Los Angeles untuk proses penghancuran yang dilakukan setiap 10 menit dengan jumlah 5 kg dalam sekali proses
penghancuran. Tahap kedua, hasil penghancuran dengan menggunakan mesin los angeles kemudian disaring dengan menggunakan saringan no. 4.76 untuk
memperoleh material slag yang memiliki ukuran yang sama dengan pasir. Proses penghancuran dan penyaringan membutuhkan waktu 2 hari yang melibatkan 5 orang
untuk menghasilkan 80 kg slag.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3 Slag
3.3 Penelitian Penggunaan Slag Yang Sudah Ada