ΔL : Perubahan Panjang Sampel cm k : Faktor Pembacaan Dial mm
L : Panjang awal sampel beton cm P : Beban Tekan sampel kg
σ : Tegangan kg cm² ε : Regangan
Setelah diperoleh nilai elastisitas pada benda uji silinder, maka perhitungan dilanjutkan untuk mendapatkan nilai poisson ratio dengan membandingkan nilai
regangan radial pada sampel terhadap regangan arah lateral.
3.8.3 Uji Kuat Tarik Beton
Konstruksi beton yang dipasang mendatar sering menerima beban tegak lurus sumbu bahannya dan sering mengalami rekahan splitting. Hal ini terjadi karena
daya dukung beton terhadap gaya lentur tergantung pada jarak dari garis berat beton, makin jauh dari garis berat makin kecil daya dukungnya.
Kekuatan tarik belah relatif rendah, untuk beton normal berkisar antara 9- 15 dari kuat tekan. Penggujian kuat tarik beton dilakukan melalui pengujian split
cilinder. Nilai pendekatan yang diperoleh dari hasil pengujian berulang kali mencapai kekuatan 0,50-
0,60 kali √fc’, sehingga untuk beton normal digunakan nilai 0,57 √fc’. Pengujian tersebut menggunakan benda uji silinder beton berdiameter 150
mm dan panjang 300 mm, diletakkan pada arah memanjang di atas alat penguji kemudian beban tekan diberikan merata arah tegak dari atas pada seluruh panjang
silinder. Apabila kuat tarik terlampaui, benda uji terbelah menjadi dua bagian dari
Universitas Sumatera Utara
ujung ke ujung. Tegangan tarik yang timbul sewaktu benda uji terbelah disebut sebagai spilt cilinder strength. Besarnya tegangan tarik belah beton tegangan rekah
beton dapat dihitung dengan rumus :
L D
π Ρ
2 Fct
di mana : Fct = Tegangan rekah beton kgcm P = Beban maksimum kg
L = Panjang silinder cm D = Diameter cm
A B
Gambar 3.8 Uji Split Cylinder
3.8.5 Uji Kuat Lentur
Kekuatan lentur merupakan kuat tarik beton tak langsung dalam keadaan lentur akibat momen flexuremodulus of rupture. Dari pengujian kuat lentur
Universitas Sumatera Utara
dapat diketahui pola retak dan lendutan yang terjadi pada balok yang memikul beban lentur. Kuat lentur beton juga dapat menunjukkan tingkat daktilitas beton. Kuat
lentur beton dihitung berdasarkan rumus , σ
lt
dimana M merupakan momen maksimum pada saat benda uji runtuh dan Z merupakan modulus penampang arah melintang. Menurut pasal 11.5 SNI-03-2847
2002 nilai kuat lentur beton bila dihubungkan dengan kuat tekannya adalah fr = 0,7 f c M.
Gambar 3.9 Gambar pengujian kuat lentur balok
M = momen pada daerah patahan kgcm Z = modulus penampang 16 bh
² cm P = beban tekan kg
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Nilai
Slump
Nilai slump selalu dihubungkan dengan kemudahan pengerjaan beton workabilitas, hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
Gradasi dan bentuk permukaan agregat Faktor air semen
Volume udara pada adukan beton Karakteristik semen
Bahan tambahan Hasil pengujian nilai slump dan penambahan slag dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Nilai Slump berbagai jenis beton
Kadar Slag Nilai slump
cm
10 10
12 15
14 20
15 25
16
Dari tabel dapat dilihat bahwa dengan meningkatnya persentase pemakaian slag nilai slump naik dengan signifikan, hal ini sesuai dengan sifat slag yang
memiliki daya serap air rendah. Pengaruh pemakaian slag terhadap nilai slump mengalami peningkatan yang
signifikan dapat dilihat pada Grafik 4.1.
Universitas Sumatera Utara