Beban Angkat Jenis Kelamin

terdapat 10,2 pekerja dari bagian part supply yang mengalami LBP karena postur kerja janggal di PT.X.

2.3.6 Beban Angkat

Beban kerja adalah beban yang diterima pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya seperti mengangkat, berlari dan lain-lain. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pekerja itu sendiri. Beban tersebut dapat berupa fisik, mental, atau sosial Depkes RI, 2003. Setiap tenaga kerja memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam hubungan dengan beban kerja. Menurut rekomendasi ILO sebagai contoh, beban kerja akibat memikul atau menjingjing suatu barang dapat dikurangi dengan penggunaan kereta dorong. Dalam usaha menentukan beban maksimal, beban fisik lebih mudah dirumuskan, yaitu misalnya 50 kg sebagai beban tertinggi yang diperkirakan Suma’mur PK, 1996. Departmen Kesehatan 2009 memberikan rekomendasi mengenai beban angkat sebaiknya tidak melebihi dari aturan yaitu laki-laki dewasa sebesar 15-20 kg dan wanita 16-18 tahun sebesar 12-15 kg. Berdasarkan pada sejumlah eksperimen yang berupaya untuk mendapatkan berat pada berbagai keadaan dan ketinggian beban yang berbeda-beda. Para pekerja memonitor dan mengatur berat beban sampai menunjukkan kemampuan angkat maksimum. Untuk mengetahui berat maksimal yang boleh diangkat dalam frekuensi satu kali angkat adalah 95 kg dalam 30 menit, 85 kg dalam 5 menit, 66 kg dalam 12 menit, 50 kg dalam 10 menit sampai 15 menit serta 33 kg dalam 5 detik. Tabel 2.1 Berat Beban Yang Dapat Diterima Untuk Aktivitas Angkat Sering Frekuensi Angkat Berat yang Boleh Diangkat Kg Satu kali dalam 30 menit 95 kg Satu kali dalam 5 menit 85 kg Satu kali dalam 12 menit 66 kg Satu kali dalam 10-15 menit 50 kg Satu kali dalam 5 detik 33 kg Nurmianto, 2003

2.3.7 Jenis Kelamin

Seorang pria dan wanita bekerja dalam kemampuan fisik yang mereka miliki. Kekuatan fisik tubuh wanita rata-rata 23 dari pria. Widjaya, dkk 2013 menyebutkan wanita mempunyai kekuatan 65 dalam mengangkat di banding rata-rata pria karena, wanita mengalami siklus biologi seperti haid, kehamilan nifas, menyusui, dan lain-lain. Sebagai gambaran, wanita muda dan laki-laki tua kemungkinan dapat mempunyai kekuatan yang hampir sama A.M. Sugeng Budiono dalam Septiawan 2012. Beberapa penelitian secara signifikan menunjukkan bahwa jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat risiko keluhan otot. Hal ini terjadi karena secara fisiologis, kemampuan otot wanita memang lebih rendah dari pria Tarwaka dan Sudiajen, 2004.

2.3.8 Waktu Kerja