81 melalui tahapan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun
2005 tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Untuk indikator kinerja rata–rata waktu tempuh di lokasi rawan
kemacetan yang mencapai angka 130 berasal dari hasil survei kajian evaluasi kinerja jaringan jalan dan simpang di Kota Bogor tahun 2011, yang
menyebutkan rata–rata kecepatan dari 11 lokasi mencapai 28,25 kmjam. Capaian ini jauh lebih baik dari rata–rata waktu tempuh yang ditetapkan
dalam RPJMD Kota Bogor yaitu 18 km jam.
2. Kebersihan
Target kinerja pelayanan persampahan pada Tahun 2011 sebesar 70,1 dari total luas wilayah administratif Kota Bogor. Target tersebut
relevan dengan volume sampah terangkutterolah dibandingkan dengan total timbulan sampah. Upaya pencapaian target tersebut dilakukan dengan cara
meningkatkan kinerja pelayanan persampahan melalui pengelolaan biaya operasional pelayanan kebersihan, peremajaan dan pemeliharaan armada
pengangkutan, peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya pengurangan sampah dari sumber melalui pengelolaan sampah dengan
konsep 3R ,
perpanjangan kerjasama pengelolaan sampah TPA Galuga dengan Kabupaten Bogor serta melakukan kegiatan kepedulian sosial
terhadap masyarakat di sekitar TPA Galuga. Adapun program yang mendukung penanganan kebersihan adalah Program pengembangan kinerja
pelayanan persampahan. Target dan realisasi penanganan persampahan tahun 2011,
sebagaimana tertuang pada tabel 2.61
Tabel 2.61 Target dan realisasi penanganan persampahan
No Indikator Kinerja
Satuan Target
Realisasi 2011
Capaian 1
Wilayah layanan persampahan Ha
16,9 20
100,2 Sumber :Lakip Kota Bogor 2011
82 Indikator kinerja Wilayah Layanan Persampahan dapat dikategorikan
“tercapai”karena capaiannya 100,2 . Hal itu terjadi karena kemampuan
pengangkutan sampah di tahun 2011 mencapai 1640 M³ per hari atau meningkat 6 M³ per hari dibanding tahun 2010
3. Penataan Pedagang Kaki Lima PKL
Program yang mendukung penanganan PKL di Kota Bogor yaitu : 1. Program pembinaan pkl dan pedagang asongan.
2. Program pengelolaan ruang terbuka hijau 3. Program peningkatan dan pengamanan lalu lintas
4. Program peningkatan keamanan, ketentraman, ketertiban masyarakat dan pencegahan tindak kriminal.
Program penanganan PKL di Kota Bogor dilakukan secara lintas sektoral dan terpadu dengan SKPD terkait yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
Kantor Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman, Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Alam, Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, PD. Pasar Pakuan Jaya, Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik serta Kecamatan dan
Kelurahan yang tentunya disesuaikan dengan tupoksi masing – masing. Program – program tersebut dijabarkan melalui kegiatan – kegiatan yang ada
di SKPD masing – masing. Dari SKPD yang terkait dalam penanganan PKL pada tahun 2011 ada 3 tiga SKPD yang secara khusus mengalokasikan
kegiatan untuk penanganan PKL yaitu Satuan Polisi Pamong Praja, Kantor Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Dinas Pengawasan
Bangunan dan Permukiman, sedangkan SKPD terkait lainnya dalam melaksanakan program penertibanpenataan PKL sebagai pendukung
pelaksanaan.
Upaya lain dalam menangani masalah PKL yaitu melalui pemeliharaan dan revitalisasi Taman, trotoar dan jalur hijau bekas PKL yang dilaksanakan olah
Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga agar PKL tidak kembali melakukan aktifitasnya di taman, trotoar dan jalur
hijau lainnya. lokasi bekas PKL yang yang difungsikan sebagai RTH, pada
83 Tahun 2011 sebanyak 2 titik dari 4 titik yang ditargetkan yang berlokasi di
Jalan Oto Iskandardinata seluas 4,5 m² dan di depan Pusat Grosir Bogor PGB seluas ± 50 m2.
Selama tahun 2011 penertiban PKL dilaksanakan oleh Kantor Satuan Polisi Pamong Praja di 9 lokasi yaitu :
a. kawasan Jalan Dewi sartika;
b. kawasan Jalan Kap. MuslihatJembatan Merah;
c. Kawasan Jalan Nyi Raja Permas;
d. Kawasan Jalan Raya Pajajaran;
e. Kawasan Jalan Raya Sukasari;
f. Kawasan Jalan Fly Over Pakuan;
g. Kawasan Jalan Raya KS. Tubun sd Simpang Pomad;
h. Kawasan Jalan Merdeka;
i. Kawasan Jalan Suryakencana
Tujuan penertiban ini adalah untuk melakukan pengosongan lokasi jalur hijau dari para pedagang kaki lima, serta menjaga agar PKL tidak kembali ke
lokasi. Secara keseluruhan penanganan PKL secara optimal sepanjang tahun 2011
diakui masih sulit diwujudkan, dan masih jauh dari harapan kita bersama mengingat aktivitas PKL yang demikian dinamis, karena dalam kenyataannya
meskipun penertiban kerap dilakukan, namun aktifitas PKL masih saja marak di Kota Bogor. Hal ini antara lain disebabkan oleh penanganan masalah PKL
yang dijalankan tidak diimbangi dengan suatu solusi komprehensif dan permanen.Sehingga
paska penertiban,
PKL kerapkali
melakukan pemberontakanperlawanan kepada petugas, dan mendesak kembali ke
lokasi aktifitasnya semula. Penertiban yang telah dilakukan lebih dititikberatkan pada upaya
meminimalisasi dampak keberadaan PKL agar tidak menimbulkan gangguan terhadap kelancaran lalu lintas dan pejalan kaki. Setidaknya jalur jalan M.A
Salmun, jalan Merdeka, jalan Dewi Sartika dan jalan Surya Kencana relatif dapat tetap dilalui kendaraan. Pada beberapa kawasan yang berhasil
dibebaskan dari PKL telah dibuat taman dan pagar untuk mencegah kembalinya PKL di lokasi tersebut.
84
4. Penanggulangan Kemiskinan