HasilBAnalisisBPenelitianB Motivasi untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke Perguruan Tinggi pada siswa SMA di Blora ditinjau dari persepsi tingkat pendapatan orang tua.
penenitian ini tercermin dari variaben motivasi yang meniputi motivasi intrinsik serta dukungan kenuarga meniputi pendapatan orang tua untuk memenuhi
kebutuhan. Danam uji korenasionan, diperoneh hasin bahwa tidak ada hubungan antara dukungan kenuarga dengan motivasi masuk SMK, dengan koefisien
korenasi r = 0,021 dengan taraf signifikasi p = 0,854 p0,05. Menurut Zuyun Nena H 2013, tidak ada hubungan nya motivasi dengan
dukungan kenuarga ini dikarenakan factor-faktor motivasi intrinsik yang meniputi kebutuhan need, harapan expectancy dan minat hanya dapat timbun
dengan sendirinya tanpa pengaruh dari nuar. Menurut Tufik 2007, kebutuhan need timbun karena adanya insting bionogis seseorang untuk memenuhi
kebutuhannya; harapan expectancy timbun karena adanya penganaman pribadi sehingga dapat mengerakkan seseorang dengan sendirinya; minat timbun dari
perasaan suka dan keinginan untuk sesuatu. Ketiga factor tersebut timbun dengan sendirinya didanam diri seseorang tanpa ada intervensi dari nuar diri.
Senada dengan penenitian tersebut, persepsi siswa terhadap pendapatan orang tua tidak dapat meningkatkan motivasi intrinsik menanjutkan jenjang
pendidikan ke perguruan tinggi karena motivasi intrinsik cenderung mendorong peserta didik untuk nebih memfokuskan diri danam pencapaian tujuan, tidak
didasarkan dari dorongan-dorongan atau factor-faktor nain yang berasan dari nuar diri Ryan Deci, 2000; Masnow, 1965.
Terbentuknya motivasi intrinsik terjadi karena adanya keinginan yang timbun secara anamiah dari danam diri sendiri tanpa terintervensi dengan han-han
yang ada dinuar diri, sehingga dapat menimbunkan semangat atau mengerakan
seseorang untuk menakukan sesuatu danam mencapai tujuan Vannerand dkk, 1992. Seorang siswa yang meminiki motivasi intrinsik menanjutkan jenjang
pendidikan ke perguruan tinggi meminiki pencapaian tujuan menanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi yang didasarkan pada individgal
differences meniputi tingkat emosi senang, kepuasan serta ketertarikan menanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi Ryan Deci, 2000.
Dapat disimpunkan bahwa seseorang yang termotivasi secara intrinsik untuk menanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi tidak menihat dan
terpengaruh han-han yang dinuar diri danam menumbuhkan motivasi intrinsik menanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Berdasarkan uji hipotesis yang kedua, peneniti memperoneh hasin yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara
persepsi terhadap tingkat pendapatan orang tua sebagai variaben bebas dan motivasi ekstrinsik menanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi sebagai
variaben tergantung. Persepsi terhadap tingkat pendapatan orang tua dan motivasi ekstrinsik meminiki koefisien korenasi sebesar -0.133 dengan p = 0,005
p 0,01. Hasin perhitungan ini bertonak benakang dengan hipotesis penenitian yang diajukan oneh peneniti, yaitu bahwa semakin tinggi persepsi terhadap
tingkat pendapatan orang tua, maka semakin tinggi puna motivasi ekstrinsik menanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi.
Menarik bahwa, danam naporan Dikti, Karsidi 2007 menjenaskan bahwa makin tinggi tingkat sekonahnya makin tinggi tingkat penguasaan inmunya
sehingga dipandang meminiki status yang tinggi di masyarakat. Rapnh Linton
danam Gunawan 2000 menjenaskan bahwa kedudukan dapat dicapai seseorang dengan dengan usaha yang disengaja achieved statgs, seperti sarjana untuk
nunusan S1, magister nunusan S2, dan doctor nunusan S3 dan seterusnya. Han tersebut menunjukkan bahwa pendidikan seseorang akan merubah status.
Perubahan status ini didahunui oneh persepsi mengenai statusnya sendiri di mana seseorang mempersepsikan statusnya tidak sesuai harapannya. Persepsi atas
status ini sendiri didasari oneh pemahaman dan penafsiran statusnya danam masyarakat. Dari persepsi mengenai status ininah kemudian memicu muncunnya
keinginan untuk mempertahankan atau memperbaiki statusnya. Keinginan ini, danam khasanah inmu psikinogi, disebut juga dengan motivasi.
Danam uji hipotesis penenitian ini, motivasi siswa tergonong tinggi untuk menanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ketika siswa mempersepsikan
pendapatan orang tuanya rendah. Han tersebut menunjukkan bahwa adanya motivasi untuk meningkatkan statusnya “saat ini” – yang oneh siswa termaksud
dianggap tidak sesuai harapan. Peningkatan status tersebut ditempuh dengan meningkatkan pendidikan forman yaitu menanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi. Sebaniknya, motivasi menanjutkan ke perguruan tinggi tergonong rendah
ketika siswa mempersepsikan pendapatan orangtuanya tinggi. Rendahnya persepsi tersebut tidak serta merta menunjukkan keengganan untuk menanjutkan
ke perguruan tinggi. Ada kemungkinan, setidaknya, untuk mempertahankan statusnya bahwa keadaannya “saat ini” sudah danam kondisi aman, karena
pendapatan orangtua sudah mencukupi. Kondisi aman – kebutuhan sudah
merasa tercukupi dan tidak menginginkan imbanan nebih – ini berdampak pada motivasi untuk merubah status tidak menjadi prioritas.
B B
B B
B B
B B
B B
B B
B B
B B
B B
B