LATAR BELAKANG Deskripsi persepsi anak pertama terhadap adik kandung dari masa kanak-kanak hingga remaja akhir.

6 memicu remaja akhir untuk mencari saudara mereka sebagai teman untuk berbincang-bincang Hunter, 1985; Barber, 1994 dalam Tucker, Barber, dan Eccles, 1997; Branje, Lieshout, Aken, dan Haselagar, 2004; Dunn, 2007 dalam Santrock, 2014. Menurut Tanner dan Arnett 2009, titik krisis dalam hidup seseorang adalah ketika ia memasuki masa transisi dari remaja akhir menuju dewasa awal. Kejadian yang dialami seseorang saat ia berada di usia belasan akhir sampai 20-an awal akan lebih terintegrasi dalam identitas dan ingatan seseorang dibandingkan tahap kehidupan sebelumnya ataupun setelahnya. Menurut Erikson, masa yang paling krusial dalam pencarian identitas seseorang adalah ketika mereka memasuki masa remaja akhir. Jika seseorang belum mendapatkan identitas diri yang kuat dan ego yang kuat di masa remaja akhir, seseorang akan mengembangkan kewajiban secara tidak sehat dan akan menghindari tanggung jawab atas tugas-tugas yang harus diemban Berk, 2012; Semium, 2013 . Sebagai orang yang terlahir sebagai anak pertama, terdapat banyak tanggung jawab yang harus diemban bahkan sejak anak tersebut masih anak-anak. Seorang anak pertama mengemban tugas untuk mengasuh adik- adiknya dan diberi kepercayaan untuk menggantikan tugas orang tua ketika kehadiran orang tua tidak ada. Selain itu, seorang anak pertama juga memiliki tanggung jawab atas perilaku adik-adiknya. Jika adik kandung melakukan kesalahan, maka anak pertama yang akan diberi hukuman karena orang tua menganggap bahwa anak pertama yang bertanggung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 jawab atas adik-adiknya. Adanya tanggung jawab yang berat dan munculnya perubahan perilaku orang tua terhadap anak pertama karena kehadiran adik kandungnya menyebabkan anak pertama merasa down Prawira, 2013. Oleh karena itu, secara tidak langsung ada tuntutan bagi anak pertama untuk segera menemukan identitas mereka agar mereka dapat mengembangkan tanggung jawab mereka secara sehat. Riggio, 2006 dalam Conger dan Little, 2010 menyatakan bahwa di masa remaja akhir kakak dan adik kandung seringkali memiliki persepsi yang berbeda berkaitan dengan kesamaan dan kepuasan dalam hubungan mereka dengan saudara kandung. Anak pertama akan melihat adiknya sebagai seseorang yang mengganggu dan sebagai seorang antagonis Tucker, Barber, dan Eccles, 1997; Papalia, dkk. 2011. Berdasarkan teori Adler, interpretasi adalah hal yang sangat penting dalam menentukan cara melihat dan pembentukan sikap seorang anak terhadap saudara kandungnya Adler, 1931 dalam Feist Feist, 2010. Interpretasi atau penafsiran itu sendiri merupakan inti dari sebuah persepsi dalam Sobur, 2003. Menurut Rakhmat 1994:21 dalam Sobur, 2003, persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi merupakan proses keseluruhan dari rangsangan sampai menghasilkan tanggapan. Tanggapan yang dihasilkan oleh persepsi kemudian menentukan apakah seseorang akan menerima atau mengabaikan rangsangan yang akan muncul ke dalam bentuk sebuah perilaku Sobur, 2003. Mahmud 1990 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 mengatakan bahwa persepsi itu sendiri tidak hanya bergantung pada stimulus, tetapi juga latar belakang adanya stimulus, pengalaman- pengalaman terdahulu, perasaan pada waktu itu, prasangka-prasangka, keinginan-keinginan, sikap, dan tujuan pada waktu itu. Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa hubungan antar saudara kandung merupakan hubungan yang cukup penting bagi seseorang karena terjadi paling lama dalam hidup seseorang. Meskipun demikian, hubungan antar saudara kandung juga merupakan hubungan yang paling rentan mengalami konflik. Mengingat bahwa saudara kandung merupakan sumber dukungan dan anak pertama memiliki tugas untuk menggantikan orang tua ketika kehadiran orang tua mereka tidak ditemukan, maka deskripsi gambaran persepsi anak pertama terhadap adik kandung perlu diketahui. Gambaran persepsi ini diperlukan agar kita dapat mengetahui persepsi anak pertama terhadap adik kandung serta faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut sehingga motif perilaku seorang anak pertama terhadap adik kandungnya dapat diketahui. Deskripsi yang akan dilihat dari penelitian ini adalah deskripsi persepsi anak pertama terhadap adik kandung dari masa kanak-kanak hingga remaja akhir. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana anak pertama melihat kembali persepsinya terhadap adik kandung di masa kanak-kanak ketika ia berada di masa remaja akhir. Hal ini dikarenakan kualitas hubungan antar suadara kandung saat itu dapat dilihat dari 9 penilaian kembali relasi antar saudara kandung ketika mereka berada di masa kanak-kanak. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran bagi orang tua tentang dinamika dan pengalaman apa saja yang melatarberlakangi serta membentuk sikap dan perilaku seorang anak pertama terhadap adik kandungnya. Gambaran tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi para orang tua untuk mengambil tindakan dalam memperlakukan anak-anaknya. Pada akhirnya penelitian ini juga dapat berkontribusi untuk mencegah terjadinya tindakan psikologikal yang merusak dalam hubungan antar saudara kandung ditahap perkembangan setelah remaja akhir. Subjek penelitian ini adalah anak pertama yang mengalami persaingan dengan adik kandung dan sedang berada di masa remaja akhir 15-24 tahun. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan pengambilan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana persepsi anak pertama terhadap saudara kandung dari masa kanak-kanak hingga remaja akhir ?”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat deskripsi persepsi anak pertama terhadap saudara kandung dari masa kanak-kanak hingga remaja akhir.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah menambah pengetahuan di bidang Psikologi Perkembangan dan Keluarga yang berkaitan dengan hubungan antar saudara kandung.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran persepsi anak pertama terhadap saudara kandung dari masa kanak- kanak hingga remaja akhir. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi terbentuknya persepsi anak pertama terhadap adik kandung dari masa kanak-kanak hingga remaja akhir. c. Sebagai acuan yang dapat digunakan untuk mencegah keberlangsungan persaingan negatif antar saudara kandung sehingga dapat berkontribusi untuk mengurangi tindakan psikolgikal yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 merusak dalam hubungan antar saudara kandung ditahap setelah remaja akhir. 12

BAB II LANDASAN TEORI

A. SAUDARA KANDUNG

1. Pengertian Saudara Kandung

Saudara kandung merupakan bagian dari keluarga inti yang terdiri dari suami-ayah, isteri-ibu, dan anak-saudara kandung Lee, 1982 dalam Lestari, 2012. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, saudara diartikan sebagai orang yang seibu seayah; adik atau kakak; orang yang bertalian keluarga, famili, sanak Tim Reality, 2008. Reber Reber 2010 mendefinisikan saudara kandung sibling secara umum sebagai salah satu dari dualebih keturunan di sebuah keluarga, seorang saudara laki-laki atau perempuan dan secara biogenetika sebagai dua atau lebih spesies yang terkait secara genetik dan sangat dekat. Jadi saudara kandung adalah adik atau kakak yang memiliki ibu dan ayah yang sama serta terhubung secara genetik.

2. Kehadiran Saudara Kandung

a. Pengertian Kehadiran Saudara Kandung

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kehadiran diartikan sebagai perihal andil; adanya seseorang, sekumpulan, ataupun orang pada suatu tempat Suharso Retnoningsih, 2005. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 Jadi, kehadiran saudara kandung dapat diartikan sebagai adanya seorang adik atau kakak yang memiliki ibu dan ayah yang sama serta terhubung secara genetik di dalam kehidupan adik atau kakak itu sendiri. Kehadiran saudara kandung dalam hidup seseorang menentukan kedudukan mereka di dalam sebuah keluarga. Anak yang terlebih dahulu lahir disebut sebagai kakak, dan anak yang lahir berikutnya disebut dengan adik Prawira, 2013.

b. Konsekuensi Kehadiran Saudara Kandung Bagi Orang tua

Menurut beberapa penelitian, kehadiran anak kedua menyebabkan para orang tua memiliki kecenderungan untuk memperhatikan anak-anaknya secara berbeda. Perhatian kedua orang tua akan lebih banyak terpusat pada anak yang lebih muda dibandingkan anak yang lebih tua. Kelahiran anak kedua dapat memicu seorang ibu menjadi lebih negatif, memaksa, dan akan menerapkan banyak aturan kepada anak pertama. Waktu ibu untuk bermain dan waktu untuk melakukan aktifitas bersama anak pertama juga berkurang Suitor Pillener, 2007; Dunn Kendrick, 1982 dalam Santrock, 2014. Oleh karena kelahiran anak kedua memicu perubahan sikap ibu terhadap anak pertama, anak pertama akan cenderung sangat sadar akan interaksi ibu dan anak kedua Basket, 1985; Cushna, 1966; Hilton, 1967; Lewis Kreitzberg, 1979; Rothbart, 1971 dalam Noller Fitzpatrick, 1993. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 Orang tua akan memberikan tanggung jawab baru kepada anak pertama ketika anak kedua lahir. Secara tidak langsung, orang tua akan memberikan beban tertentu kepada anak pertama karena mereka memiliki harapan kelak setelah mereka meninggal, anak pertama akan menggantikan posisi mereka. Sejak anak kedua lahir, orang tua mulai menyiapkan anak pertama agar siap menggantikan posisi mereka nantinya meskipun ketika anak kedua lahir, usia anak pertama juga masih kecil. Orang tua akan mempersiapkan anak pertama mereka agar dapat mengasuh, menjaga, dan menjadi contoh bagi adik-adik kandungnya. Orang tua seringkali memiliki keinginan agar anak pertamanya dapat melakukan hal-hal yang biasa mereka lakukan tanpa memperhitungkan usia anak pertama mereka Geertz, 1983; Alwisol, 2007; Prawira, 2013.

c. Dampak Positif Kehadiran Suadara Kandung bagi Anak

Pertama Menurut Adler 1930, dalam Feist Feist, 2010, peristiwa kehadiran adik kandung akan mengubah situasi dan cara pandang anak pertama terhadap dunianya. Jika anak kedua lahir setelah anak pertama berusia tiga tahun, perubahan cara pandang anak pertama bergantung pada gaya hidup anak pertama yang telah terbentuk selama tiga tahun pertama kehidupan anak pertama tersebut. Anak pertama akan memakai sikap kooperatif dan bekerja sama kepada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI