39
tidak biasa. Perubahan yang terjadi pada suatu kebiasaan akan cenderung lebih menarik perhatian.
Gerakan merupakan salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi terbentuknya persepsi seseorang. Pareek menjelaskan bahwa hal-hal yang bergerak lebih menarik
perhatian diaripada hal-hal yang diam.
Ulangan merupakan salah satu trik untuk menarik perhatian
seseorang. Akan tetapi perilaku berulang yang terlalu sering juga dapat menimbulkan kejenuhan. Oleh karena itu sebuah
pengulangan memiliki nilai yang cukup tinggi untuk menarik perhatian seseorang jika digunakan dengan hati-
hati.
Keakraban menjadi salah satu faktor eksternal pembentuk
persepsi karena orang akan lebih tertarik pada hal-hal yang telah ia kenal.
Sesuatu yang baru juga menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi terbentuknya persepsi meskipun faktor ini bertentangan dengan faktor keakraban. Akan tetapi Pareek
menjelaskan bahwa seseorang juga akan tertarik pada hal- hal yang baru jika ia telah biasa dengan kerangka yang
sudah dikenal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
4. Fungsi Persepsi
Tingkah laku merupakan salah satu bentuk fungsi dari cara seseorang memandang dan setiap tingkah lakunya memiliki tujuan
tersendiri. Tingkah laku setiap individu bukanlah sesuatu yang statis dan dapat berubah. Dua faktor utama untuk mengubah perilaku
seseorang adalah dengan mengubah cara pandang seseorang atau persepsinya dan mengetahui motivasi orang tersebut melakukan
sesuatu. Persepsi menjadi penting dalam perubahan perilaku seseorang karena persepsi mempengaruhi selektivitas individu
terhadap informasi yang didapat, daya pilihan, dan menentukan minat perhatian seseorang untuk mengolah berbagai pengaruh yang
datang dari luar dirinya Ardiyanto, 2010; Sobur, 2003.
D. DINAMIKA
DESKRIPSI PERSEPSI
ANAK PERTAMA
TERHADAP ADIK KANDUNG DARI MASA KANAK-KANAK HINGGA REMAJA AKHIR
Saudara kandung dapat diartikan sebagai adik atau kakak yang memiliki ibu dan ayah yang sama serta terhubung secara genetik.
Kehadiran saudara kandung memberikan banyak pengaruh pada orang tua dan anak pertama. Di masa kanak-kanak, kehadiran adik kandung akan
mendorong perubahan perilaku orang tua terhadap anak pertama. Perubahan perilaku orang tua tersebut memicu anak pertama untuk
41
melakukan berbagai cara dan akan bersaing agar memperoleh kasih sayang, cinta, dan perhatian yang ia dapatkan dulu.
Jika anak kedua lahir disaat anak pertama telah berusia tiga tahun, maka dampak kehadiran anak kedua akan bergantung pada gaya hidup
yang telah dibentuk anak pertama. Kehadiran anak kedua akan berdampak positif jika anak pertama telah membentuk gaya hidup bekerja sama ditiga
tahun pertama kehidupannya. Sebaliknya, jika anak pertama membentuk gaya hidup yang berpusat pada dirinya sendiri, maka anak pertama akan
merasakan kemarahan dan permusuhan terhadap adik kandungnya tersebut. Anak pertama akan merasakan kemarahan dan permusuhan disaat
anak kedua lahir karena di suia tiga tahun, anak sedang berada ditahapan praoperasional dimana seorang anak sedang mengalami tahap sentralisasi.
Kehadiran adik menjadi sumber kemarahan karena anak pertama masih berfokus pada berubahnya sikap orang tua terhadap anak pertama dan
mengabaikan esensi dari perilaku orang tua itu sendiri. Di masa kanak-kanak, seorang anak pertama melihat kehadiran adik
kandung sebagai ancaman karena sebelum anak kedua lahir, persepsi anak pertama terhadap lingkungan adalah hanya ada anak pertama, ayah, dan
ibu. Pola hubungan antar saudara kandung bergantung pada persepsi yang dimiliki oleh seseorang. Persepsi adalah proses seseorang memandang,
menafsirkan, menyeleksi informasi dari lingkungan dan kemudian bereaksi berdasarkan informasi yang telah diseleksi dan diproses
berdasarkan stimulus yang sudah ada di dalam otak. Oleh karena itu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
perilaku seseorang muncul sesuai dengan persepsinya terhadap rangsangan yang ia terima. Terbentuknya persepsi seseorang terhadap suatu
rangsangan itu sendiri dipengeruhi banyak faktor. Faktor tersebut dapat berupa faktor internal dan juga faktor eksternal sehingga persepsi
seseorang dapat berubah. Hubungan antar saudara kandung itu sendiri akan mengalami
perkembangan sesuai dengan tahapan perkembangan seseorang. Di masa kanak-kanak awal, hubungan antar saudara kandung rentan mengalami
konflik. Hubungan antar saudara kandung di masa kanak-kanak awal tergolong intens secara emosional baik itu negatif maupun positif. Emosi
negatif pada anak akan memicu munculnya konflik dalam hubungan antar saudara kandung. Emosi negatif anak pertama dapat muncul karena
perubahan perilaku orang tua dan anak pertama melihat orang tuanya tidak lagi memperhatikan dirinya. Hal ini memicu munculnya konflik antar
saudara kandung karena di masa kanak-kanak belum mampu melihat dari sudut pandang perspektif orang lain sehingga melihat perubahan perilaku
orang tua tersebut sebagai hal yang negatif. Meskipun demikian, konflik yang terjadi diantara saudara kandung di masa kanak-kanak awal
memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar bernegosiasi, meregulasi emosi dengan baik, dan belajar memahami sosial.
Memasuki masa kanak-kanak pertengahan, saudara kandung mulai memegang peranan penting karena anak lebih banyak menghabiskan
waktu bersama saudara kandung. Relasi antar saudara kandung di masa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kanak-kanak pertengahan juga memegang peranan penting bagi anak karena dapat mempengaruhi perkembangan sosial anak. Relasi positif
maupun relasi negatif pada anak-anak di masa kanak-kanak pertengahan pada dasarnya akan memberikan dampak positif bagi perkembangan sosial
anak baik itu relasinya bernuansa negatif maupun positif. Hal ini dikarenakan di masa kanak-kanak pertengahan, seorang anak sudah
memiliki pemikiran intuitif sehingga yang dialami anak saat berelasi dengan saudara kandung mereka akan menjadi pengetahuan anak tersebut.
Memasuki masa remaja awal, hubungan antar saudara kandung lebih rentan mengalami konflik dan persaingan dibandingkan hubungan
keluarga lainnya. Akan tetapi di masa ini hubungan antar saudara kandung juga menjadi sumber persahabatan, afeksi dan kedekatan. Di masa remaja
akhir, anak pertama cenderung merasa kurang dekat dengan adik, tetapi adik akan merasa lebih dekat dengan kakak mereka. Memasuki masa
remaja pertengahan, konflik antar saudara kandung mulai berkurang dan intensitas mereka melakukan aktifitas bersama juga telah berkurang.
Di masa remaja akhir, hubungan antar suadara kandung mulai melemah karena seseorang di masa remaja akhir lebih banyak terlibat
dalam hubungan persahabatan. Akan tetapi di masa remaja akhir, persaingan dan konflik yang dulu terjadi di masa kecil tidak lagi terjadi. Di
masa remaja akhir, saudara kandung dilihat sebagai sumber dukungan bagi satu sama lain. Hubungan antar suadara kandung di masa remaja akhir
mulai bervariasi, sebagian memandang saudara kandung mereka sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
orang yang hangat, positif, dan penuh kasih sayang. Disisi lain, ada yang memandang saudara kandung sebagai seseorang yang mengganggu dan
jahat. Hal ini dikarenakan di masa remaja akhir, seseorang telah mampu berpikir secara abstrak, idealis, dan logis. Di tahapan remaja dan remaja
akhir seseorang telah memiliki gambaran tentang situasi yang ideal sehingga sangat mungkin terjadi cara memandang saudara kandung yang
berbeda-beda sesuai dengan gambaran situasi ideal yang dimiliki. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 1. Skema Dinamika Deskripsi Persepsi Anak Pertama terhadap Adik Kandung dari Masa Kanak-kanak hingga Remaja Akhir
Kehadiran Saudara Kandung
Persepsi
Perubahan Perilaku Orang tua
Persepsi Anak Pertama di masa kanak-kanak
Persepsi
Persepsi Positif Persepsi Negatif
Hubungan Positif
Persaingan Antar Saudara Kandung
Konstruktif Desruktif
Memiliki keahlian untuk memecahkan masalah
secara konstruktif Kecemburuan,
Kemarahan, Iri hati
Di masa remaja rentan mengalami konflik dan persaingan, yang semula mengalami
konflik jadi berkurang, intensitas melakukan aktifitas bersama mulai berkurang
Di masa remaja akhir persaingan dan konflik di masa kanak-kanak tidak lagi
terjadi. Persepsi terhadap saudara kandung dapat berupa persepsi negatif dan positif.
Faktor yang mempengaruhi persepsi:
Internal: kebutuhan psikologis, latar belakang,
pengalaman, kepribadian, sikap dan kepercayaan
umum, penerimaan diri.
Eksternal: intensitas, ukuran, kontras, gerakan,
ulangan, keakraban, sesuatu yang baru.