PERUBAHAN NILAI LANDASAN TEORI
21
perubahan nilai sehingga perlu usaha lebih keras agar nilai yang dimilikinya berubah.
Perubahan nilai sementara dapat menjadi awal perubahan jangka panjang dengan cara
effortfull
dengan adanya priming secara otomatis. Priming secara otomatis dapat mengaktivasi pikiran mengenai nilai baru yang pernah
diberikan. Isyarat tersebut akan menjadi lebih kuat jika ada pengulangan dan memunculkan skema baru tersebut berulang kali. Hal ini yang dapat
menciptakan perubahan awal pada nilai individu.
Route to long-term value change
adalah pemeliharaan nilai yang telah diubah secara awal pada tahap sebelumnya, menjadi perubahan jangka panjang.
Perubahan ini dilakukan dengan dua cara yaitu : 1.
The automatic route to preserving initial value change.
Skema otomatis perlu diberikan berulang agar berangsur-angsur menguatkan hubungan dari satu skema ke skema lain hingga skema
alternatif tersebut menjadi skema utama dan lebih dominan dalam mempengaruhi persepsi dan perilaku orang tersebut.
2.
The effortfull route to preserving initial value change
Adanya pengulangan pada aspek yang sama yaitu tantangan yang sama yang didapat dari perubahan awal perlu diingatkan agar individu
mengingat nilai baru yang sudah berubah sebelumnya. Setiap pengingat memperkuat perubahan agar menetap dalam jangka waktu yang lama.
22
Dalam perubahan nilai, terdapat beberapa fasilitator yang dapat mempermudah perubahan nilai, yaitu proses
priming,
adaptasi, identifikasi, pemeliharaan konsistensi, dan upaya persuasi secara langsung.
1.
Priming Priming
adalah hasil pengaruh isyarat lingkungan yang membentuk skema dalam pikiran seseorang yang memandunya untuk
merespon kejadian yang diasosiasikan sesuai dengan skema tersebut.
Priming
merupakan awal dari perubahan nilai yang bersifat sementara. Jika proses
priming
tersebut diulang melalui situasi kehidupan yang baru misalnya, orang tua atau lingkungan misalnya, budaya baru, perubahan
nilai awal menjadi yang lebih permanen dapat terjadi. 2.
Adaptasi Perubahan hidup yang disertai dengan isyarat lingkungan
kehidupan baru yang dialami, dapat mengarahkan individu pada perubahan nilai baik melalui cara otomatis atau dengan usaha lebih besar. Individu
cenderung mengganti nilai-nilai lama mereka yang tidak adaptif dengan nilai baru yang sesuai dengan kondisi lingkungan baru yang mereka alami.
3. Identifikasi
Identitas sosial yang penting dapat diinternalisasi oleh individu sebagai nilai-nilai sehingga nilai yang dimiliki individu dapat berubah
sebagai akibat dari identifikasi. Internalisasi nilai kelompok dapat terjadi ketika anggota baru mengadopsi intepretasi dari cara anggota lama
mempersepsikan suatu kejadian menggunakan nilai-nilai yang sama.
23
Anggota baru tersebut menggunakan skema alternatif yang sama untuk menafsirkan peristiwa yang akhirnya dapat mengubah nilai lama mereka
menjadi nilai baru. Identifikasi nilai kelompok ini juga didukung oleh adanya komunikasi dalam kelompok yang menjadikan nilai kelompok
lebih menonjol sehingga individu baru tertarik memikirkan hal tersebut dan menjadikannya nilai yang penting bagi dirinya.
4. Pemeliharaan Konsistensi
Orang memiliki inkonsistensi mengenai konsep diri dalam dirinya. Hal tersebut terjadi karena situasi atau tindakan yang mereka lakukan tidak
sesuai dengan harapan mereka terhadap diri mereka sendiri. Ketidakpuasan pada diri ini mendorong individu untuk mengatasi
inkonsistensi mereka dengan menginduksi ketidakpuasan tersebut yang menghasilkan perubahan nilai pada diri mereka. Proses pemeliharaan
konsistensi ini juga berkaitan dengan perubahan lingkungan, budaya, dan peran seseorang dalam masyarakat.
5. Usaha Persuasi Langsung
Upaya persuasi langsung dalam perubahan nilai dapat dilakukan melalui pesan media, program pendidikan, dan program sosialisasi nilai
dalam organisasi. Perubahan nilai dengan upaya persuasi langsung dilakukan secara
effortful
karena proses ini dilakukan dengan mendorong seseorang untuk berpikir tentang nilai yang baru. Upaya ini lebih dapat
berpengaruh jika dilakukan dalam budaya kolektif yang menganggap
24
kelompok lebih penting dari pada individu dibandingkan budaya individual yang mendorong orang untuk berpikir mandiri.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan nilai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan citra tubuh atau
perubahan penilaian seseorang berkaitan dengan citra tubuhnya. Citra tubuh awal seseorang yang kemudian berubah setelah penelitian,
menggambarkan adanya perubahan struktur kognitif yang memandu seseorang dalam mempersepsi bentuk tubuh maupun penampilan tubuhnya
secara keseluruhan.