Pengujian Bukit Plastik Yang Digunakan Selama Eksperimen

7. Setelah memilih ikon “curve fit” akan muncul tampilan seperti pada gambar 3.11. General Equation menyediakan berbagai persamaan yang dapat dipiih untuk mem”fit” data. Jika persamaan yang diinginkan belum tersedia, dapat digunakan “Define Function” kemudian ketik persamaan yang diinginkan. Gambar 3.11. Tampilan pada LoggerPro setelah meng-klik ikon “curve fit”.

C. Penentuan Sudut Hamburan

Sudut hamburan dipengaruhi oleh kecepatan kelereng menuju bukit dan parameter impak. Kecepatan kelereng menuju bukit pada model hamburan partikel alfa tergantung pada ketinggian awal kelereng. Terdapat tiga kegiatan yang dilakukan untuk menentukan sudut hamburan: 1 memvariasikan nilai parameter impak b dengan ketinggian awal kelereng H yang tetap, 2 memvariasikan ketinggian awal kelereng H dengan nilai parameter impak b yang tetap, 3 perhitungan sudut hamburan. C.1. Langkah penentukan sudut hamburan ketika H tetap untuk setiap nilai b adalah : 1. Alat dirangkai seperti pada gambar 3.4. 2. Kelereng diletakkan pada peluncur dengan ketinggian tertentu kemudian kelereng dilepaskan. Ketinggian ini digunakan sebagai ketinggian awal kelereng H. 3. Gerak kelereng direkam menggunakan kamera mulai dari awal kelereng dilepaskan sampai kelereng melewati bukit plastik. 4. Hasil rekaman video kemudian ditampilkan ke dalam LoggerPro untuk dianalisis dengan cara memilih menu insert pilih movie, seperti pada gambar 3.12 berikut. Gambar 3.12. Tampilan awal pada LoggerPro sebelum hasil rekaman video dimasukkan. 5. Untuk menganalisa video, digunakan tombol “video analysis” di bagian kanan bawah seperti gambar 3.13. Gambar 3.13. Ikon “video analysis” untuk menganalisa video. 6. Untuk menentukan ukuran yang sesungguhnya digunakan ikon “set scale”. Cursor diarahkan pada acuan, kemudian menarik garis lurus dari ujung atas acuan sampai ujung bawah acuan. Nilai panjang acuan diisikan pada jendela scale seperti gambar 3.14. . Gambar 3.14. Ikon “set scale” untuk menentukan ukuran yang sesungguhnya. 7. Untuk memperoleh jejak lintasan kelereng digunakan “Add point” seperti yang ditunjukan pada lingkaran merah pada gambar 3.15. Gambar 3.15. Ikon “add point” untuk mengambil data pada video. 8. Setelah diperoleh jejak lintasan kelereng, untuk mengukur parameter impak b digunakan ikon “photo distance” seperti gambar 3.16. Gambar 3.16. Ikon “photo distance ” untuk mengukur jarak kelereng terhadap inti. 9. Untuk mem”fit” data dengan melihat jejak lintasan kelereng yang linier kemudian titik-titik datanya diblok menggunakan ikon “examine” dan difit dengan menggunakan tombol “linear fit” seperti gambar 3.17. Gambar 3.17. A: Ikon “examine ” untuk mengetahui posisi kelereng saat lintasannya linier. B: Ikon “liner fit” untuk fit data menjadi linier. 10. Langkah 3 sampai 9 diulangi untuk tiap nilai b yang berbeda. C.2. Langkah penentukan sudut hamburan ketika b tetap untuk setiap nilai H yang berbeda adalah : Langkah penentukan besarnya sudut hamburan ketika b tetap maka posisi peluncur dibuat tetap untuk setiap ketinggian awal kelereng H yang berbeda. Langkah eksperimen dan analisis video sama dengan yang dilakukan pada C.1. C.3. Perhitungan sudut hamburan Hamburan kelereng ketika kelereng terhambur kurang dari 90° yaitu jika lintasan kelereng tidak dibelokkan kearah semula seperti gambar 2.9. Titik data pada grafik Y terhadap X yang ditampilkan di A B