wewenang moral kepribadian; ia mencerminkan yang ideal bukan yang real; dan memperjuangkan kesempurnaan bukan kenikmatan Freud dalam Suryabrata,
2012:127. Selain menggunakan teori di atas, untuk mendeskripsikan motivasi serta tindakan yang dilakukan tokoh Kobari dalam mengungkapkan skandal tokoh Suguro
akan digunakan teori motivasi.
2.3.2 Teori Motivasi
Motivasi adalah daya penggerak yang berada dalam diri individu untuk melakukan suatu tindakan guna mencapai sebuah tujuan. Motivasi yang ada pada
individu akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Petri dalam Ghufron dan Risnawita, 2012:83 berpendapat bahwa
motivasi adalah keadaan dalam pribadi individu yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi
dapat dibagi menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Petri dalam Ghufron dan Risnawita, 2012:83 berpendapat bahwa motivasi
ekstrinsik merupakan tingkah laku yang digerakkan oleh kekuatan eksternal individu. Individu dikatakan termotivasi secara ekstrinsik jika individu tersebut bekerja untuk
mendapatkan hadiah, bekerja tergantung bantuan orang lain, lebih percaya kepada pendapat orang lain, dan menggunakan kriteria eksternal di dalam menentukan
kesuksesan dan kegagalan. Petri dalam Ghufron dan Risnawita, 2012:83 membatasi motivasi intrinsik
sebagai suatu kesenangan dalam mengerjakan aktivitas. Motivasi intrinsik merupakan
nilai kenikmatan atau kesenangan dalam menjalankan suatu kegiatan untuk suatu tujuan tertentu. Dalam motivasi intrinsik yang berfungsi sebagai imbalan adalah
kenikmatan atau kesenangan dalam menjalankan aktivitas tersebut, bukan imbalan luar seperti upah.
16
BAB III SHUSAKU ENDO DAN KARYA-KARYANYA
3.1 Shusaku Endo dan Karya-Karyanya
Shusaku Endo merupakan seorang sastrawan Jepang yang lahir 27 Maret 1923 di Sugamo, Tokyo. Ketika berumur tiga tahun, keluarganya pindah ke
Manchuria yang waktu itu diduduki oleh Jepang. Shusaku Endo adalah anak kedua dari Tsunehisa Endo, seorang pegawai bank Yasuda, ibunya seorang
pemain biola dan kakak laki-lakinya seorang siswa yang memiliki hasrat yang besar. Sejak usia dini, Shusaku Endo tinggal di kota Manchuria dengan
percampuran kebiasaan hidup Jepang, Rusia, dan Cina. Endo merasakan dirinya tumbuh dalam budaya yang terbaur dan tak bisa diajadikan satu kesatuan. Endo
tidak terlalu menyukai rutinitas di sekolah yang mengakibatkannya menjadi benci terhadap rumah. Pertengkaran antara ibu dan ayahnya kerap kali terjadi dan sering
membicarakan masalah perceraian. Hampir setiap malam ia mendengar suara tangisan sang ibu dan petikan biola yang penuh dengan kemarahan sehingga jari-
jari ibunya terluka dan mengeluarkan darah serta sang ayah yang pulang kantor dengan keadaan mabuk dan berteriak sesukanya.
Tahun 1933, orang tuanya bercerai ia pun kembali ke Jepang bersama sang ibu dan karena mendapat pengaruh dari bibinya yang memeluk agama Katolik,
ibu Endo mulai menghadiri misa, Endo pun dibaptis di tahun 1935 pada usia 12 tahun dengan nama Katolik Paul. Ibunya pun membesarkan Endo dalam ajaran
agama Katolik yang akhirnya mempengaruhi pembentukan jiwa keagamaan Endo.