2.3. Kerangka Konseptual
8
2.4 .
Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah penelitian maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
: 1.
Diduga trust in brand berpengaruh positif terhadap brand loyalty pada produk kartu seluler IM3 di kota Surabaya.
2. Diduga switching cost berpengaruh positif terhadap brand loyalty pada
produk kartu seluler IM3 di kota Surabaya.
8
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional menurut Nazir 1999:152 adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan
arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini akan menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dari
penelitian ini adalah Trust in a brand X
1
dan Switching Cost X
2
diduga berpengaruh terhadap varabel terikat yaitu Brand Loyalty Y
Definisi variabel-variabel tersebut adalah : A.
Trust in a Brand X
1
, adalah kepercayaan konsumen atau pelanggan terhadap suatu merek barang.
1. Brand Characteristic X
1.1
Adalah karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan konsumen terhadap suatu merek. Indikator yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Riana, 2008:197: a.
Merek dengan reputasi tinggi X
1.1.1
Merupakan reputasi yang dicapai oleh subuah merek produk perusahaan yang dinilai tinggi
53
54
b. Sangat menguntungkan X
1.1.2
Merupakan tingkat keuntungan yang dimiliki oleh merek tersebut c.
Berita positif tentang merek X
1.1.3
Merupakan informasi yang bersifat positif baik yang beredar di masyarakat tentang merek
d. Pengetahuan konsumen tentang merek X
1.1.4
Merupakan pengetahuan konsumen terhadap merek tersebut e.
Merek yang konsisten dengan kualitasnya X
1.1.5
Merupakan ketetapan merek dengan kaulitasnya dari awal 2.
Company Characteristic X
1.2
Merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap suatu produk perusahaan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Riana, 2008:197: a.
Kepercayaan terhadap perusahaan X
1.2.1
Merupakan tingkat
kepercayaan konsumen terhadap perusahaan
b. Perhatian perusahaan terhadap pelanggan X
1.2.2
Merupakan tingkat perhatian perusahaan kepada para pelanggannya c.
Keyakinan pelanggan terhadap produk perusahaan X
1.2.3
Merupakan keyakinan yang dmiliki oleh pelanggan terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan
55
3. Consumer Brand Characteristic X
1.3
Merupakan totalitas pemikiran dan perasaan individu dengan acuan dirinya sebagai objek. indikator dalam penelitian ini adalah Riana,
2008:197: a.
Ada kesamaan merek dengan emosi pelanggan X
1.3.1
Merupakan kesamaan antara merek tersebut dengan pilihan konsumen b.
Merupakan merek favorit X
1.3.2
Merupakan pilihan konsumen dimana pilihannya jatuh pada merek favorit yang sesuai dengan kebutuhannya
c. Merek yang sesuai dengan kepribadian pelanggan X
1.3.3
Merupakan tingkat kesesuaian antara merek dengan kepribadian yang dmiliki oleh pelanggan
B. Switching Cost X
2
, adalah suatu biaya yang dihadapi pembeli ketika melakukan perpindahan dari supplier satu ke yang lain.
1. Ketidakpastian Biaya X
2.1
Merupakan biaya yang selalu berubah-ubah atas suatu barang yang didasarkan pada biaya produksi.
2. Biaya Baru X
2.2
Merupakan harga yang baru ditetapkan oleh perusahaan dilihat dari jumlah biaya yang dikeluarkan pada saat proses produksi.
56
3. Set Up Biaya X
2.3
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi kembali pada suatu produk barang yang sama dengan
sebelumnya. C.
Brand Loyalty Y Merupakan komitmen internal dalam diri konsumen untuk membeli dan
membeli ulang suatu merek. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Riana, 2008:197:
a. Tidak melakukan pembelian bila tidak tersedia Y
1
Merupakan kesetiaan konsumen terhadap merek tertentu dan apabila tidak tersedia konsumen lebih memilih untuk tidak membeli merek
lain b.
Mencari di tempat-tempat yang tersedia Y
2
Merupakan usaha konsumen untuk mendapatkan merek yang diinginkan
c. Merekomendasikan kepada konsumen yang lain Y
3
Merupakan pemberian informasi oleh konsumen kepada konsumen lainnya untuk memilih merek tersebut
d. Bersedia membayar lebih tinggi Y
4
Merupakan kemampuan konsumen untuk membayar lebih tinggi dari yang biasanya untuk mendpaatkan merek pilihannya
57
Skala pengukuran yang dipergunakan untuk 3 variabel tersebut adalah skala semantic diferensial. Skala ini disusun dalam suatu garis
kontinu dengan jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan, jawaban sangat negatifnya terletak di sebelah kiri, atau sebaliknya. Skala
data yang digunakan adalah skala interval 1 sampai 7, digambarkan sebagai berikut :
1 7
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1.
Populasi
Populasi adalah jumlah penduduk Bungin, 2008:99. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah menggunakan kartu
seluler IM3. 3.2.2.
Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2003:56. Teknik penarikan sampel
dalam penelitian ini menggunakan sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu Sugiyono,
2003:61 yaitu : 1.
Orang yang pernah menggunakan kartu seluler IM3 selama 1 tahun terakhir.
2. Berusia minimal 17 tahun keatas.
58
Pedoman pengukuran sample menurut Ferdinand 2002 : 48 : a.
100-200 sampel untuk teknik maximum Likelihood Estimation. b.
Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.
c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh
variabel laten. Jumlah sample adalah jumlah indikator dikali 5-10. Bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200.
d. Sedangkan jenis pengambilan sample didasari oleh analisis SEM
bahwa besarnya sample yaitu 5-10 kali parameter yang diestimasi Pada penelitian ini terdapat 18 indikator, maka 18 x 6 = 108.
Berdasarkan hasil perkalian tersebut didapatkan jumlah responden sebesar 108 dan dibulatkan menjadi 110 responden.
3.3.Jenis dan Sumber Data 3.3.1.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu data primer dan data sekunder :
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh sebagai tanggapan dari
kuesioner yang disebarkan kepada responden dan juga hasil dari wawancara dengan pihak-pihak yang mendukung penelitian ini.
b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari studi pustaka library
research, data internal perusahaan menyangkut gambaran umum
59
perusahaan secara singkat dan sumber-sumber lain yang mendukung penelitian ini.
3.3.2. Sumber Data
Berdasarkan sumber perolehan data, maka data dalam penelitian ini berasal dari primer dan sekunder dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Data primer, yaitu data yang didapat secara langsung dari sumber
informasi yang diperoleh dari responden sebagai sampel penelitian dan hasil observasi terhadap fenomena yang diteliti, yang diperoleh dari
hasil penyebaran kuisioner. 2.
Data sekunder, yaitu data yang didapat secara tidak langsung dari sumber informasi yang bukan diusahakan sendiri oleh peneliti.
3.4.Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini tehnik pengumpulan
data yang digunakan adalah: 1.
Observasi Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
secara langsung pada subyek dan obyek yang diteliti. 2.
Wawancara Pengumpulan data yang dilakuakn dengan cara melakukan wawancara
langsung dengan pihak yang dianggap perlu dan berhubungan dengan obyek penelitian.
60
Dalam hal ini informasi atau keterangan diperoleh langsung dari responden atau informan dengan cara tatap muka dan bercakap-cakap.
3. Kuesioner
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan daftar pertanyaan secara tertulis kepada responden. Pertanyaan yang diajukan
adalah pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan setiap jawaban pertanyaan mempunyai makna dalam
pengujian hipotesis. 4.
Dokumentasi Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggali dari buku-buku,
catatan-catatan, dokumen-dokumen, serta arsip yang dimiliki oleh operator INDOSAT.
3.5.Teknik Analisis Data
Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling SEM. Model pengukuran faktor
persepsi, pengambilan keputusan, kepuasan kerja menggunakan Confirmatory Faktor Analysis. Penaksiran pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur. Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh faktor Consumer Brand
Characteristic dilakukan sebagai berikut : Persamaan dimensi faktor persepsi :
X11 = 1 Consumer Brand Characteristic + er_1
61
X12 = 2 Consumer Brand Characteristic + er_2
X13 = 3 Consumer Brand Characteristic + er_3
Bila persamaan diatas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka
model pengukuran dengan contoh faktor persepsi akan tampak sebagai berikut:
Gambar 3.1
: Contoh Model Pengukuran Faktor Consumer Brand
Characteristic
Keterangan : X11 = Pertanyaan tentang ........................
X12 = Pertanyaan tentang ....................... X13 = Pertanyaan tentang ......................
er_j = error term xij Demikian juga faktor lain seperti pengambilan keputusan dan
kepuasan kerja. er_1
er_2 X11
X12 Consumer Brand
Characteristic X13
er_3
1. Asumsi Model Structural Equation Modeling
a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas
1 Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau
dapat diuji dengan metode-metode statistik.
62
2 Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi
koefisien sampel dengan standar errornya dan Skewness Value yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai
statistik untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z-value. Pada tingkat signifikansi 1, jika nilai Z lebih besar dari nilai
kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.
3 Normal Probability Plot SPSS 10.1
4 Linearitas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan
memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linearitas.
b. Evaluasi atas Outlier
1. Mengamati nilai Z-score : ketentuanya diantara ± 3.0 non outlier.
2. Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis pada
tingkat 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square X
2
pada df sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila Mahalanobis
dari nilai X
2
adalah multivariate outlier. 3.
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi -observasi
lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi Hair. 1998
63
c. Deteksi Multicolinearity dan Singularity
Dengan mengamati Determinan matriks cavarians. Dengan ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0 kecil. Maka
terjadi multikolineriatas dan singularitas Tabachnick Fidell, 1998. d.
Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah
indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran
mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing
indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum. Karena indikator multidiensi. Maka uji validitas dari setiap latent
variabel construct akan diuji dengan melihat loading faktor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variabel
construct reliability dan variance – extracted dihitung dengan rumus berikut
Construct Liability =
j
Loading dardize
S Loading
dardize S
2 2
tan tan
Variance Liability =
j
Loading dardize
S Loading
dardize S
2 2
tan tan
Sementara j dapat dihitung dengan formula j = 1 – Standardize
Loading
2
secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah
0,7 dan variance extracted 0.5 hair et. al., 1998.
64
Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01 dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize regression weights
terhadap setiap butir sebagai indikatornya.
2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal
Pengaruh langsung koefisien jalur diamati dari bobot regresi terstandar dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR
Critical Ratio atau probability yang sama dengan nilai t hitung.
Apabila t hitung lebih besar daripada t table berarti signifikan.
3. Evaluasi Model
Hair et.al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas
hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data,
maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu
“poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit” jadi, “good fit” model yang diuji sangat penting dalam
penggunaan structural equation modeling. Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai
kriteria goodness of fit, yakni chi-square, probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI, AGFI, CMINDF. Apabila model awal tidak good fit
dengan data maka model dikembangkan dengan pendekatan two step approach to SEM.
65
Tabel 3.1. GOODNESS OF FIT INDICES
GOODNESS OF FIT
INDEX KETERANGAN
CUT – OFF VALUE
X – Chi square Menguji apakah covariance populasi yang destimasi sama dengan covariance sample
apakah model sesuai dengan data Diharapkan Kecil, 1
sd 5 atau paling baik diantara 1 dan 2
Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks
covariance data dan matriks covariance yang diestimasi
Minimum 0.1 atau 0.2 atau
0.05 RMSEA
Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sampel besar.
0.08 GFI
Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sample yang dijelaskan oleh
matriks covariance populasi yang diestimsi analog dengan R
2
dalam regresi berganda 0 sampai dengan 1
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF
0.90 CMIN DE
Kesesuaian antara data dan model 2.00
TLI Pembandingan antara model yang diuji
terhadap baseline model. 0.95
CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive
terhadap besarnya sample dan kerumitan model.
0.95
Sumber : Hair et al., 1998
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat PT. INDOSAT Tbk
Pelayanan telekomunkasi umum Internasional pada mulanya dikelola oleh PERUMTEL sekarang PT. TELKOM dengan sistem komunikasi radio
High Frequency HF dan Very High Frequency VHF. Namun dengan adanya sistem telekomunikasi satelit, dunia telekomunikasi mengalami perubahan
dengan dibentuk Organisasi International Telecommunication Satelite intelset yang beranggotakan negara-negara Internasional, mereka menggunakan satelit
sebagai sarana komunikasi. Penyelenggaraan jasa telekomunikasi di Indonesia dimulai dengan
didirikannya Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi yang kemudian dipisahkan menjadi 2 perusahaan yaitu perusahaan negara Pos dan Giro, dan
Perusahaan Negara Telekomunikasi yang melayani jasa telekomunikasi domestik sedangkan untuk hubungan Internasional pemerintah melakukan kerja
sama denagn pihak asing yaitu Cable Wireless CW, setelah kerja sama selesai pemerintah Indonesia yang diwakili oleh PT. Indonesian Satelite
Corporation, diwakili oleh PT. Indonesian Coeporation melakukan kerja sama untuk menyelanggarakan pelayanan telekomunikasi Internasional memanfaatkan
Satelit Intelsat dengan perusahaan Awasta Amerika ITT International telephone Telegraph Corporation melalui anak perusahaannnya American Cable
radio Corporation.
66
67
Pada awalnya Indosat berstatus penanaman modal asing PMA dnegan kepemilikan oleh pemerintah Indonesia, sedngakan ITT sebagai Mitra adalah
penyewa selama 20 tahun dan dioperasikan secara BTO Builth, Transfer and Operate. Secara operasional PT. INDOSAT dikenal dengan selesai
dibangunnya stasiun Bumi Intelset di Jatiluhur Purwakerta jawa Barat. Pada Desember 1980, pemerintah RI meninjau kembali perjanjian
dengan ITT berdasarkan Keputusan Presiden No.501980 selanjutnya pemerintah membeli 100 saham INDOSAT, kemudian sejak tanggal 16
Desember 1980 INDOSAT berhasil dinasinalisasikan dan menjadi BUMN di bawah Departemen Perhubungan yang kemudian berubah menajdi Departemen
Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Deparpostel. Di tahun 1981 dalam rangka pemisahan jaringan telekomunikasi
domestik dan ineternasional, telekomunikasi untuk umum nasional selanjutnya diselenggarakan oleh PERUMTEL Telkom. Sedangkan telekomunikasi untuk
umum internasional diselenggarakan oleh PT. INDOSAT. Pada tahun 1994 PT. INDOSAT menjadi BUMN yang pertama kali go
public. Indosat mengeluarkan 258.875.000 saham dalam bentuk ADR di NYSE New York Stock Exchange dan pada tanggal 19 Oktober 1994, tercatat di BEJ
Bursa Efek Jakarta dan BES Bursa Efek Surabaya. Dengan menjadi BUMN pertama yang menjual sahamnya di luar negeri, INDOSAT cukup berhasil
meraih keuntungan yang kemudia dikembalikan kepada perusahaan untuk melunasi pinjaman luar negeri. Sehingga konsekuensi dari penjualan saham ini
kepemilikan saham INDOSAT yang semula 100 milik pemerintah RI saat itu menjadi 65 milik pemerintah RI dan 45 milik publik Nasional dan
Internasional.
68
Akibat dari krisis moneter berkepanjangan yang melanda RI, di akhir tahun 2002 pemerintah kembali menjual saham INDOSAT. Saham INDOSAT
sebesar 41,94 kemudia dibeli oleh Singapore Technologies Telemedia Pre Ltd STT, dan dengan demikian PT. INDOSAT kembali menjadi perusahaan modal
asing PMA. Selain penyedia jasa telekomunikasi untuk umum internasional,
INDOSAT juga kemudian mulai berkembang memasuki bisnis industri seluler GSM. Keseriusan INDOSAT dimunculkan dengan penggabungan usaha anak-
anak perusahaan PT. INDOSAT yaitu PT. Satelit Palapa Indonesia Satelindo, PT. Indonesia Multimedia Mobile, dan PT. Bimagraha Telekomindo ke dalam
INDOSAT sehingga tidak ada lagi istilah anak perusahaan lagi bagi pihak ketiga perusahaan tersebut.
4.1.2. Visi dan Misi PT. INDOSAT
4.1.2.1.Visi
Visi dari PT. INDOSAT adalah menjadi penyelenggara jaringan dan jasa komunikasi terpadu yang berfokus pada seluler atau wireless yang terkemuka di
Indonesia.
4.1.2.2.Misi
a. Misi dari PT. INDOSAT adalah sebagai berikut:
b. Menyediakan dan mengembangkan produk, layanan dan solusi yang inovatif
dan berkualitas untuk memberikan manfaat yang terbaik bagi pelanggan. c.
meningkatkan Shareholder value secara terus menerus.
d. Mewujudkan kualitas kehidupan stakeholder yang lebih baik.
69
4.1.3. Gambaran Umum Subyek Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan kartu seluler IM3 di Surabaya. Untuk memperjelas pembahasan, berikut ini akan
digambarkan karakteristik responden dalam penelitian ini berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan terakhir.
a. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia