Data Penelitian Teknik Pengumpulan Data

36

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Sejarah Singkat Berdirinya Gereja Huria Kristen Batak Protestan

HKBP Yogyakarta Pada awal tahun 1940-an banyak orang batak datang ke Pulau Jawa termasuk Yogyakarta. Orang batak datang ke Yogyakarta pertama kali sebagai pejabat pemerintah, kemudian setelah Indonesia merdeka para pemuda Batak datang ke Yogyakarta untuk studi. Pada waktu itu AMS Algemene Middlebaare Schoolsetingkat SMU hanya ada di Yogyakarta. Sejak Januari 1946, Ibu Kota Negara Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta. Dengan demikian tokoh-tokoh negarawan dan para pejuang Bangsa Indonesia juga banyak yang pindah ke Yogyakarta. Di antara tokoh- tokoh negarawan dan para pejuang itu banyak yang dari suku Batak. Orang batak yang datang ke Yogyakarta umumnya sudah dibekali iman ke Kristenan dari daerah asalnya. Pada awal kedatangannya di Yogyakarta, orang Batak mengikuti kebaktian di Gereja-Gereja yang ada di Yogyakarta, karena Gereja HKBP di Yogyakarta belum ada. Pada masa Yogyakarta menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia, setiap hari Sabtu di kota ini banyak pejuang-pejuang yang berlibur. Dalam masa liburan pemuda-pemuda Batak Kristen yang termasuk dalam rombongan tersebut aktif mengikuti kebaktian-kebaktian di Gereja. Kegiatan kebaktian ini didukung oleh Mr. Amir Syarifudin Harahap, Menteri 37 Pertahanan Republik Indonesia yang berada di Yogyakarta pada saat itu. Mr Amir Syarifudin mempunyai gagasan agar pejuang-pejuang Batak yang tempramen dan emosi perangnya panas perlu ditenangkan pikirannya dengan acara-acara kebaktian serta perlu mendapat pelayanan rohani dari Gereja seperti di Bona Pasogit kampung halaman. Pelayanan rohani ini tentu dirindukan para pemuda Batak di Yogyakarta. Dengan gagasan ini, terbukalah pikiran orang-orang Batak di Yogyakarta untuk mendirikan Gereja HKBP di Yogyakarta. Pada tanggal 7 April 1946, orang Batak pertama kalinya mengadakan kebaktian di jalan Pakuningratan No. 6 yang dijadikan tanggal lahirnya Gereja HKBP Yogyakarta. Pada masa perjalanannya Gereja HKBP dalam melaksanakan kebaktian selalu berpindah pindah tempat dan Gereja HKBP akhirnya memiliki bangunan Gereja pada tanggal 14 Agustus 1948 atas keputusan Menteri Agama RI yang merupakan peninggalan dari gedung Gereja milik Belanda milik Gereja Gereformeerd Semarang yang beralamat di jalan Sultan Boulevard No. 22 yang sekarang ini menjadi Jalan I Dewa Nyoman Oka. Pada saat ini Gereja HKBP Yogyakarta merupakan organisasi nonprofit yang bergerak dibidang pelayanan iman keagamaan khususnya agama Kristen Protestan. Gereja HKBP Yogyakarta adalah bagian pelayanan HKBP Ressort Yogyakarta Distrik XVIII JABERTENGDIY Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.