30
barang dengan kerusakan kecil atau nol, namun masih mempunyai proses yang tidak efisien.
Peningkatan mutu memungkinkan pengurangan biaya mutu dan peningkatan produktivitas peningkatan mutu ditandai dengan semakin
berkurangnya pengerjaan ulang, penggunaan bahan baku, tenaga kerja, inspeksi produk jadi, sehingga biaya mutu yang dikeluarkan juga semakin berkurang.
Berkurangnya penggunaan
bahan baku, tenaga kerja atau masukan lain
yang digunakan untuk memproduksi output dalam jumlah yang sama besar atau lebih besar menunjukkan adanya suatu peningkatan produktivitas. Sebagai
contoh, jika pengerjaan kembali produk rusak dapat dikurangi dengan cara memproduksi produk yang rusak lebih sedikit, atau jika memungkinkan
meniadakan produk rusak, maka biaya bahan dan tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi produk yang sama dapat lebih sedikit. Pengurangan produk
yang rusak berarti meningkatkan produktivitas. Hal ini akan mengakibatkan penghematan biaya yang besar disertai dengan peningkatan produktivitas.
Produktivitas yang semakin meningkat dan biaya yang semakin sedikit akan memberikan peluang pasar yang lebih baik dan perusahaan akan dapat
mempertahankan usahanya.
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan tentang hubungan antara biaya mutu terhadap produktivitas adalah penelitian yang dilakukan oleh
31
Vincentia Nora Laksminingrum 1997 dimana objeknya adalah PT. SARI HUSADA Yogyakarta, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa PT. SARI
HUSADA pada tahun 1991-1996 biaya mutu mempengaruhi secara signifikan terhadap produktivitas. Dimana semakin minimal biaya mutu, produktivitas akan
semakin naik, yang artinya ada hubungan negatif dan nyata antara biaya mutu dengan produktivitas. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pamuji 2001
di mana objeknya pada PT. PRIMISSIMA Sleman, hasil penelitiannya meunjukan bahwa PT. PRIMISSIMA pada tahun 1999 – 2001, biaya mutu
mempengaruhi secara signifikan terhadap produktivitas. Dimana pada saat biaya pengendalian naik maka produktivitas ikut naik. Kemudian penelitian yang
dilakukan oleh Ani Rukmiwati 2007 di mana objeknya pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten, hasil penelitiannya meunjukan bahwa PT. Macanan Jaya
Cemerlang pada tahun 2004 – 2005, berdasarkan hasil analisis regresi linier, maka terdapat hubungan positif antara biaya mutu dan produktivitas. Masing –
masing biaya mutu mempunyai perilaku yang sama terhadap produktivitas. Biaya mutu mempengaruhi secara signifikan terhadap produktivitas.
C. Kerangka Berfikir
Mutu dan
produktivitas merupakan kunci keberhasilan perusahaan di
dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Karena itu, suatu perusahaan harus dapat melaksanakan pengukuran mutu dan produktivitas. Pengendalian
mutu tradisional menggunakan tingkat mutu yang dapat diterima AQL PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
sedangkan pengendalian mutu yang maju menggunakan pengendalian mutu secara total TQC yang berusaha agar kerusakan nol. Produktivitas dan
penyempurnaan mutu keduanya saling berhubungan. Dalam suatu usaha yang mengahadapi persaingan ketat, perusahaan-perusahaan tersebut harus
memberikan perhatian yang lebih besar pada mutu dan produktivitas, khususnya karena adanya potensi untuk menurunkan biaya dan meningkatkan mutu produk.
Bagi perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan pemanufakturan maju, persaingan yang ada sangat intensif dan mutu dapat menawarkan suatu
keunggulan daya saing yang penting. Jika pandangan konvensional mengenai mutu dinilai salah, maka perusahaan yang mengetahui kesalahan ini dapat
memanfaatkan pengetahuannya dengan mengurangi produk rusak dan sekaligus menurunkan biaya mutu total mereka.
Tingkat optimal
biaya mutu
terjadi jika tidak ada produk rusak. Sebagai contoh perusahaan memutuskan untuk meningkatkan mutu masukan bahan
mentahnya melalui implementasi program pemilihan pemasok. Tujuan keputusan tersebut adalah untuk mengidentifikasikan dan menggunakan para pemasok yang
dapat memenuhi standar mutu tertentu. Seiring dengan penerapan program ini, terjadi peningkatan biaya dalam perusahaan tersebut, misalnya untuk menelaah
pemasok, negosiasi kontrak dan sebagainya. Pada awal mulanya, biaya pencegahan dan penilaian lainya mungkin besarnya masih tetap sebesar tingkat
saat ini. Namun, pada saat program pemilihan pemasok telah dapat diterapkan secara penuh maka akan terbukti adanya pengurangan biaya kegagalan, misalnya
33
pengerjaan kembali yang semakin berkurang, keluhan pelanggan yang semakin sedikit, dan perbaikan kembali yang semakin sedikit, selanjutnya perusahaan
mungkin dapat memutuskan untuk memotong kembali biaya inspeksi penerimaan bahan, mengurangi tingkat aktivitas keterterimaan produk, dan
sebagainya. Pada akhirnya, perusahaan dapat mengurangi biaya untuk semua kelompok biaya mutu, dan mutu dapat ditingkatkan. Dari contoh tersebut dapat
disimpulkan bahwa jika biaya mutu semakin rendah maka produktivitas semakin tinggi.
Oleh karena
itu, sejalan
dengan kerangka berfikir tersebut dapat diduga
semakin rendah biaya mutu semakin tinggi produktivitas, dengan kata lain ada hubungan negatif antara biaya mutu dengan produktivitas.
D. Rumusan Hipotesis