Analisis Pengukuran Variabel Kesejahteraan Petani Z

4. Analisis Pengukuran Variabel Kesejahteraan Petani Z

Variabel kesejahteraan petani diukur oleh tiga dimensi yang meliputi : 1. Kemampuan ekonomi 2. Kesehatan 3. Pendidikan Tabel 4.13. Analisis Pengukuran Variabel Kesejahteraan Petani Z Variabel kesejahteraan petani diukur oleh tiga dimensi seperti yang dijelaskan di atas. Ketiga dimensi dapat dinyatakan valid dan 2 reliable dimana semua dimensi memiliki nilai loading dan R yang lebih besar dari 0.30. Selain itu, dilihat dari nilai t hitung, semua nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel untuk tingkat signifikansi 5 dan derajat bebas 77 yaitu 1.962. Ini artinya ketiga dimensi mampu mengukur dengan baik variabel kesejahteraan petani. Dari ketiga dimensi tersebut, dimensi kemampuan ekonomi paling berperan dalam mengukur kesejahteraan petani. Disusul oleh dimensi pendidikan yang berperan dalam menjelaskan keterkaitan antar variabel kesejahteraan petani dengan variabel penelitian yang lain. Berbeda dengan analisis di atas yang menjelaskan validitas dan reliabilitas untuk setiap dimensi, berikut ini akan dijelaskan reliabilitas untuk setiap variabel penelitian. Koefisien reliabilitas untuk setiap variabel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 85 bagian 4 Fakta Lapangan – DIMENSI LOADING 2 R t-VALUE KETERANGAN Kemampuan Ekonomi Kesehatan Pendidikan 0.907 0.690 0.787 0.822 0.476 0.620 17.03 6.99 8.86 Valid-Reliable Valid-Reliable Valid-Reliable Tabel 4.14. Koefisien Reliabilitas Setiap Variabel Penelitian Dari tabel di atas terlihat nilai reliabilitas untuk setiap variabel penelitian lebih besar dari 0.300 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian telah diukur oleh alat ukur yang reliable. Ini menjadi satu pegangan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data reliable sehingga hasil penelitian juga memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Analisis Model Struktural Goodness of Fit Model diukur menggunakan R-square variabel laten dependet dengan interpretasi yang sama dengan regresi; Q- Square predictive relevance untuk model struktural, mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance; sebaliknya jika nilai Q-Square ≤ 0 menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance. Perhitungan Q-Square dilakukan dengan rumus: 2 2 2 2 Q = 1 – 1 – R 1 – R ... 1- R 1 2 p 2 2 Dari hasil perhitungan diperoleh R = 0.520 dan R = 0.170 1 2 2 sehingga diperoleh Q = 0.602. Nilai ini lebih besar dari 0.5 sehingga model ini mampu menjelaskan lebih dari 50 variansi dari data. Ini mengindikasikan model cukup fit dengan data. Sehingga model ini dapat digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian yang diajukan oleh peneliti yang akan dibahas di bawah ini. 86 CONSTRUCT COMPOSITE RELIABILITY AVE CRONBACH ALPHA Isi Kebijakan X 1 Konteks Implementasi Kebijakan X 2 Struktur Penguasaan Tanah Y Kesejahteraan Petani Z 0.87 0.82 0.74 0.84 0.53 0.60 0.60 0.64 0.82 0.66 0.38 0.72 Kesejahteraan Petani, Siapa Peduli ? Pengaruh Isi Kebijakan dan Konteks Kebijakan dalam Impelementasi Kebijakan Pertanahan Terhadap Struktur Penguasaan Tanah Hasil perhitungan koefisien jalur dari persamaan struktural menggunakan metode Partial Least Square dibantu dengan program VPLS diperoleh hasil seperti yang disajikan pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 dan koefisien jalur dari isi kebijakan X1 dan konteks implementasi kebijakan X2 dalam implementasi kebijakan pertanahan terhadap struktur penguasaan tanah Y dapat dirangkum dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.15. Koefisien Jalur Dari X dan X Terhadap Y 1 2 Tabel 4 di atas menunjukkan koefisien jalur dari isi kebijakan X 1 terhadap penguasaan tanah Y sebesar 0.468. Ini artinya bahwa besar pengaruh langsung dari isi kebijakan terhadap struktur penguasaan tanah sebesar 0.468; atau secara hitungan matematis, jika terjadi perubahan pada isi kebijakan dalam implementasi kebijakan pertanahan sebesar satu simpangan baku maka akan terjadi perbaikan pada struktur penguasaan tanah sebesar 0.468 simpangan baku. Koefisien jalur ini lebih besar dari 0.30 sehingga isi kebijakan memadai dalam menjelaskan struktur penguasaan tanah. Pengaruh dari isi kebijakan terhadap struktur penguasaan tanah menunjukkan pengaruh positif yang artinya bahwa semakin baik isi kebijakan dalam implementasi kebijakan pertanahan maka semakin baik pula struktur penguasaan tanah. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dimensi yang dinilai paling berperan dalam merefleksikan isi kebijakan adalah dimensi 87 bagian 4 Fakta Lapangan – VARIABLE KOEFISIEN JALUR R-KRITIS KETERANGAN X1 X2 0.468 0.306 0.30 0.30 Memadai Memadai derajat perubahan yang diinginkan, letak pengambilan keputusan dan dimensi jenis manfaat. Ini artinya bahwa pengaruh dari isi kebijakan implementasi kebijakan pertanahan paling dipengaruhi oleh seberapa besar derajat perubahan yang diinginkan, dimana letak keputusan yang diambil dan jenis manfaat apa yang akan diperoleh. Selanjutnya, struktur penguasaan tanah juga dipengaruhi secara langsung oleh konteks implementasi kebijakan X dengan 2 pengaruh langsung sebesar 0.30. Pengaruh langsung dari konteks implementasi dalam implementasi kebijakan pertanahan terhadap struktur penguasaan tanah Y lebih kecil dibandingkan dengan isi kebijakan X. Pengaruh dari konteks implementasi kebijakan terhadap struktur penguasaan tanah sama halnya dengan isi kebijakan adalah positif ini artinya adalah perubahan struktur penguasaan tanah selaras dengan konteks implementasi kebijakan.Secara matematis angka 0.30 menyatakan bahwa jika terjadi perubahan pada konteks implementasi kebijakan sebesar satu simpangan baku, maka akan terjadi perubahan pada struktur penguasaan tanah sebesar 0.30 simpangan baku. Koefisien jalur ini lebih besar dari 0.30 sehingga isi kebijakan memadai dalam menjelaskan struktur penguasaan tanah. Dari hasil analisis dimensi sebelumnya diketahui bahwa dimensi-dimensi yang paling berperan dalam konteks implementasi kebijakan adalah dimensi karateristik kelembagaan dan penguasa serta dimensi kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat. Dua dari tiga dimensi konteks implementasi kebijakan ini dinilai paling dominan mempengaruhi struktur penguasaan tanah. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi dari model pertama yaitu pengaruh dari isi kebijakan dan konteks implementasi dalam implementasi kebijakan pertanahan terhadap struktur penguasaan tahan dari hasil per- hitungan dengan software VPLS adalah sebesar 0.525 atau 52.5. Hasil ini menunjukkan model dapat menjelaskan sebesar 52.5 variansi dari 88 Kesejahteraan Petani, Siapa Peduli ? data atau dengan kata lain sebesar 52.5 perubahan-perubahan dalam struktur penguasaan tanah dipengaruhi oleh variabel isi kebijakan dan konteks implementasi dalam implementasi kebijakan pertanahan dimana vairabel isi kebijakan memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan konteks implementasi kebijakan. Sedangkan sebesar 47.5 perubahan-perubahan dalam struktur penguasaan tanah dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Tingginya pengaruh vairabel lain lebih banyak disebabkan oleh banyaknya faktor yang tidak terukur dalam menjelaskan struktur penguasaan tanah. Untuk menarik kesimpulan umum dari penelitian ini maka dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut: Hipotesis I dirumuskan sebagai berikut: H : = 0 Tidak terdapat pengaruh isi kebijakan terhadap yx1 struktur penguasaan tanah H : ≠ 0 Terdapat pengaruh isi kebijakan terhadap struktur 1 yx1 penguasaan tanah Hipotesis 2 dirumuskan sebagai berikut : H : = 0 Tidak terdapat pengaruh konteks implementasi yx2 terhadap struktur penguasaan tanah H : ≠ 0 Terdapat pengaruh konteks implementasi terhadap 1 yx2 struktur penguasaan tanah Statistik uji yang digunakan adalah uji t, dimana t dapat hitung dihitung melalui formula berikut : , i=1,2 89 bagian 4 Fakta Lapangan – i i yxi yxi i sb t g g = Selanjutnya nilai tersebut dibandingkan dengan nilai t tabel untuk n = 78 dengan taraf kesalahan 5 dan db = n-k-1 = 78-2-1 adalah 1,992. Berdasarkan keterangan di atas, maka hasil perbandingan antara t dengan t dapat dilihat pada tabel 4.16. hitung tabel Tabel 4.16 Hasil Uji Keberartian Koefisien Jalur Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2008. Hipotesis penelitian pertama 1 dikemukakan bahwa” isi kebijakan berpengaruh terhadap struktur penguasaan tanah”. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji t diperoleh t = 3,466 t hitung tabel = 1,992, sehingga H ditolak, yang berarti isi kebijakan berpengaruh terhadap struktur penguasaan tanah. Hipotesis penelitian kedua 2 dikemukakan bahwa ” konteks implementasi berpengaruh terhadap struktur penguasaan tanah”. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji t diperoleh t = 2,111 t hitung tabel = 1,992, sehingga H ditolak, yang berarti konteks implementasi berpengaruh terhadap struktur penguasaan tanah. 90 Konteks kebijakan berpengaruh terhadap Struktur penguasaan tanah pertanian 0.306 2.111 1,992 H ditolak O NO. KOEFISIEN JALUR t HITUNG t TABEL KESIMPULAN STATISTIK Isi kebijakan berpengaruh terhadap Struktur penguasaan tanah pertanian 0.468 3.466 1,992 H ditolak O HIPOTESIS 1. 2. Kesejahteraan Petani, Siapa Peduli ? Pengaruh Isi Kebijakan, Konteks Implementasi dalam Impelementasi Kebijakan Pertanahan dan Struktur Penguasaan Tanah terhadap Kesejahteraan Petani Hasil perhitungan koefisien jalur dari persamaan struktural menggunakan metode Partial Least Square dibantu dengan program VPLS diperoleh hasil seperti yang disajikan pada dua gambar 4.1 dan gambar 4.2 dan koefisien jalur dari struktur penguasaan tanah Y terhadap kesejahteraan petani Z dalam tabel di bawah ini : Tabel 4.17. Efek Langsung dan Tak Langsung Dari X , X dan Y Terhadap Z 1 2 Hasil analisis dengan menggunakan Partial Least Square, diperoleh koefisein jalur dari struktur penguasaan tanah Y terhadap kesejahteraan petani Z sebesar 0.412. Hasil ini menyatakan bahwa efek langsung dari struktur penguasaan tanah terhadap kesejahteraan petani. Efek ini adalah positif, artinya bahwa semakin baik struktur penguasaan tanah maka semakin baik pula kesejahteraan petani. Selain variabel struktur penguasaan tanah, variabel isi kebijakan dan konteks implementasi juga memberikan pengaruh tidak langsung melalui struktur penguasaan tanah terhadap kesejahteraan petani. Efek tidak langsung terbesar disumbangkan oleh variabel isi kebijakan. Artinya bahwa kaitan antara isi kebijakan dengan struktur penguasaan tanah memberikan sumbangsih yang lebih besar ter- hadap peningkatan kesejahtaran petani. Sehingga untuk meningkat- kan kesejahteraan petani, prioritas utama yang harus dilakukan adalah perbaikan dalam isi kebijakan serta peningkatan struktur penguasaan tanah. 91 EFEK LANGSUNG EFEK TAK LANGSUNG X1 X2 Y - - 0.412 0.193 0.126 - VARIABEL bagian 4 Fakta Lapangan – Koefisien Determinasi Dengan berasumsi bahwa struktur penguasaan tanah dapat menjelaskan perubahan-perubahan dari kesejahteraan petani, maka dapat ditentukan berapa besarkah dalam persentase perubahan- perubahan dari kesejahteraan petani Z yang bisa dijelaskan oleh variabel struktur penguasaan tanah Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 2 R = b x 100 Dari hasil perhitungan yang telah dipaparkan sebelumnya telah didapat nilai =0,412. Dengan demikian maka koefisien determinasi R dapat dihitung sebagai berikut : 2 R = 0.412 x 100 R = 17 Dari hasil perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa besarnya pengaruh variabel struktur penguasaan tanah Y terhadap variabel kesejahteraan petani Z adalah sebesar 17. Sedangkan pengaruh variabel lain adalah sebesar 83. Tingginya pengaruh dari variabel lain terhadap kesejahteraan petani tentunya wajar karena tingkat kesejahteraan petani merupakan kondisi yang akan ditentukan oleh banyak variabel yang berperan, baik variabel internal ataupun eskternal. Variabel internal semisal banyaknya jumlah anggota keluarga, banyaknya sawah yang dimiliki, sedangkan faktor eksternal seperti mahalnya barang-barang kebutuhan pokok dan lain-lain. Pengujian Hipotesis Bagian ini akan menjelaskan pengujian statistik uji untuk menguji tingkat signifikansi koefisien jalur dengan menggunakan statistik uji t-student. 92 Kesejahteraan Petani, Siapa Peduli ? Hipotesis 3 : H : = 0 Tidak terdapat pengaruh struktur penguasaan tanah zy terhadap kesejahteraan petani H : ≠ 0 Terdapat pengaruh struktur penguasaan tanah 1 zy terhadap kesejahteraan petani Statistik uji yang digunakan adalah uji t, dimana t dapat hitung dihitung melalui formula berikut: Selanjutnya nilai tersebut dibandingkan dengan nilai t untuk tabel n = 78 dengan taraf kesalahan 5 dan db = n-1 = 78-1 adalah 1,992. Tabel 4.18 Hasil Uji Keberartian Koefisien Jalur Terlihat bahwa uji t-student nilai t lebih besar daripada nilai hitung t sehingga dengan mengambil resiko kesalahan sebesar 5 maka tabel dapat diambil kesimpulan bahwa struktur penguasaan tanah mempunyai pengaruh terhadap kesejahteraan petani. Dimana pengaruh ini adalah pengaruh yang positif, yang dapat kita ketahui dengan melihat tanda dari koefisien jalur yang bertanda positif, dengan tingkat pengaruh sedang 0,412. Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap sampel yang telah ditentukan, maka dapat dinyatakan bahwa: 93 bagian 4 Fakta Lapangan – zy zy sb t b b = NO. KOEFISIEN JALUR t HITUNG t TABEL KESIMPULAN STATISTIK Struktur penguasaan tanah pertanian berpengaruh terhadap Kesejahteraan Petani 0.412 3.882 1,992 H ditolak O HIPOTESIS 1. 1. Variabel penyebab yang telah didefinisikan dalam struktur keterkaitan memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel akibat. 2. Variabel penyebab mampu mempengaruhi secara nyata terhadap variabel akibat, baik pada saat variabel penyebab dihubungkan secara terpisah dengan variabel akibat maupun ketika variabel penyebab digabungkan secara bersama-sama lalu dihubungkan pengaruhnya terhadap variabel akibat. Hasil penelitian secara komperehensif menunjukkan bahwa isi kebijakan dan konteks implementasi pada implementasi kebijakan pertanahan berpengaruh terhadap struktur penguasaan tanah; dan kesejahteraan petani dipengaruhi secara nyata oleh variabel struktur penguasaan tanah di Kabupaten Garut dan Kabupaten Subang. Pembahasan Berikut ini akan dijelaskan gambaran mengenai Konten Kebijakan X , Konteks Implementasi X dan Struktur Penguasaan 1 2 Tanah Y serta membahas bagaimana gambaran Kesejahteraan Petani Z melalui jawaban yang diberikan responden terhadap pertanyaan- pertanyaan yang diajukan peneliti pada saat melakukan studi lapangan yang akan disajikan dalam bentuk tabel tunggal distribusi frekuensi. Deskripsi data hasil penelitian ini dibuat peneliti dengan memakai rumus persentase rata-rata yang dikemukakan oleh Arikunto 1996:244, sebagai berikut: 94 JUMLAH SKOR JAWABAN HASIL PENELITIAN JUMLAH SKOR JAWABAN IDEAL P = x 100 P = Persentase Tanggapan Respoden Kesejahteraan Petani, Siapa Peduli ? Kemudian dari hasil pengolahan data yang berupa persentase rata-rata tanggapan responden tersebut peneliti berikan nilai dikaitkan dengan kriteria penilaian menurut pendapat Arikunto 1996:244 sebagai berikut: Tabel 4.19 Kriteria Penilaian Setelah dilakukan penilaian berdasarkan kriteria tersebut diinterpretasikan dalam bentuk deskriptif analisis terhadap tanggapan responden yang berkaitan dengan item pernyataan dan informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara dan dokumentasi kepustakaan. Pada bagian berikut ini akan diuraikan dimensi-dimensi variabel Implementasi Kebijakan Pertanahan di Kabupaten Garut dan Kabupaten Subang yang diteliti berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner, observasi, dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Implementasi Kebijakan X

1. Konten Kebijakan X