5. Minat Beli Ulang
a.
Definisi Minat Beli
Kotler,2007  dalam  Sudrajad,  2014:16  menyatakan  minat beli  adalah  sebuah  perilaku  konsumen  dimana  konsumen
mempunyai  keinginan  untuk  membeli  atau  memilih  suatu produk
berdasarkan pengalaman
dalam memilih,
menggunakan, dan
mengkonsumsi atau
bahkan menginginkan  suatu  produk.  Menurut  Shah,  et  al.,2011
dalam  Purba  2015:18  minat  beli  merupakan  keinginan konsumen  untuk  melakukan  pembelian  di  masa  mendatang.
Minat  beli  konsumen  dapat  berubah  sesuai  dengan  stimulus yang  diberikan.  Minat  beli  konsumen  dipengaruhi  oleh
faktor  internal  dan  eksternal.  Faktor  yang  berhubungan dengan  perasaan  dan  emosi  yang  dimiliki  konsumen
merupakan faktor internal. Minat beli juga dipengaruhi oleh faktor  eksternal  seperti  pemasaran  maupun  lingkungan.
Stimulus  yang diperoleh konsumen kemudian akan diproses dan  dipertimbangkan  konsumen  sesuai  dengan  kebutuhan
pribadinya.  Konsumen  kemungkinan  besar  akan  memiliki minat  membeli  ketika  stimulus  dari  luar  sesuai  keinginan
konsumen  tersebut.  Menurut  Kotler  dalam  Bowen  dan Makens  1999:156  minat  beli  timbul  setelah  adanya  proses
evaluasi  alternatif  dan  didalam  proses  evaluasi,  seseorang
akan  membuat  suatu  rangkaian  pilihan  mengenai  produk yang hendak dibeli atas dasar merek maupun minat.
Super dan Crites Lidyawatie 1998 menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli, yaitu :
1 Perbedaan  pekerjaan,  artinya  dengan  adanya  perbedaan
pekerjaan  seseorang,  dapat  diperkirakan  minat  terhadap suatu produk pun berbeda.
2 Perbedaan  sosial  ekonomi,  artinya  seseorang  yang
mempunyai  sosial  ekonomi  tinggi  akan  lebih  mudah mencapai  apa  yang  diinginkannya  daripada  yang
mempunyai sosial ekonomi rendah. 3
Perbedaan  hobi  atau  kegemaran,  artinya  seseorang  yang memiliki  hobi  berenang  tentu  berbeda  minat  belinya
dengan seseorang yang hobi memasak. 4
Perbedaan  jenis  kelamin,  artinya  minat  beli  wanita  akan berbeda dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.
5 Perbedaan  usia,  artinya  usia  anak-anak,  remaja,  dewasa
dan  orang  tua  akan  berbeda  minatnya  terhadap    suatu barang.
b. Definisi Minat Beli Ulang
Minat  beli  ulang  menurut  PeterOlsen  2002  dalam  jurnal sdm.blog.spot.com  adalah  kegiatan  pembelian  yang
dilakukan  lebih  dari  satu  kali  atau  beberapa  kali.  Kepuasan
yang  diperoleh  seorang  konsumen,  dapat  mendorong  ia melakukan  pembelian  ulang
repeat  purchase
,  menjadi loyal  terhadap  produk  tersebut  ataupun  loyal  terhadap  toko
tempat  dia  membeli  barang  tersebut  sehingga  konsumen dapat  menceritakan  hal-hal  yang  baik  kepada  orang  lain.
Menurut  Schiffman    Kanuk,  2000  dalam  jurnal sdm.blog.spot.com  perilaku  beli  ulang  sangat  berhubungan
dengan  konsep  dari
brand  loyality
,  dimana  kebanyakan perusahaan  mendukung  karena  hal  ini  memiliki  kontribusi
yang besar untuk kestabilan yang baik di dalam
marketplace.
Zeithalm  et  al,  1996  dalam  jurnal  sdm.blog.spot.com menekankan  pentingnya  mengukur  minat  beli  ulang
future intention
pelanggan untuk mengetahui keinginan pelanggan
yang tetap setia atau meninggalkan suatu barang atau jasa.
Menurut Kotler 2007:145, ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi minat beli ulang, yaitu:
1 Faktor Psikologis
Faktor  psikologis  meliputi  pengalaman  belajar  individu tentang  kejadian  di  masa  lalu,  serta  pengaruh  sikap  dan
keyakinan individu.
Pengalaman belajar
dapat didefinisikan  sebagai  suatu  perubahan  perilaku  akibat
pengalaman  sebelumnya.  Timbulnya  minat  konsumen untuk  melakukan  pembelian  ulang  sangat  dipengaruhi
oleh pengalaman belajar individu dan pengalaman belajar konsumen  yang  akan  menentukan  tindakan  dan
pengambilan keputusan membeli. Hal ini dapat dipelajari dari beberapa teori berkut ini:
a Teori Stimulus Respon
Berdasarkan      teori      stimulus      respon      dari      B.F Skinner,    dapat  disimpulkan  bahwa  konsumen  akan
merasa  puas  jika  mendapatkan  produk,  merek, pelayanan  yang  menyenangkan.  Dan  sebaliknya  jika
produk,  merek  dan  layanan  diperoleh  konsumen dengan    tidak  menyenangkan,  akan  menjadikan
konsumen merasa tidak puas. b
Teori Kognitif Berdasarkan  teori  kognitif  dari  Heider    Festinger,
perilaku  kebiasaan  merupakan  akibat  dari  proses berpikir  dan  orientasi  dalam  mencapai  suatu  tujuan.
Berdasarkan  teori  ini  dapat  disimpulkan  bahwa keputusan
konsumen sangat
dipengaruhi oleh
memorinya  terhadap  sesuatu  yang  terjadi  pada  masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang.
c Teori Gestalt dan Teori Lapangan
Berdasarkan  teori  Gestalt  dan  teori  Lapangan,  dapat disimpulkan  bahwa  faktor  lingkungan  merupakan
kekuatan  yang  sangat  berpengaruh  pada  minat konsumen  untuk  mengadakan  suatu  pembelian.
Penggunan  objek  secara  keseluruhan  akan  lebih  baik daripada  hanya  bagian-  bagiannya  saja.  Misalnya,
melayani  pembeli  secara  “sempurna”,  dari  awal konsumen  masuk  pada  suatu  rumah  makan  sampai
pada  saat  ia  meninggalkan  rumah  makan    tersebut, akan  meninggalkan  penilaian    positif  dimata
konsumen.  Dalam hubungan dengan minat beli ulang, sikap  dan  keyakinan  individu  akan  pelayanan
sebelumnya  sangat  berpengaruh  dalam  menentukan apakah  individu  tersebut  suka  dengan  apa  yang
ditampilkan  sebelumnya,    atau    sebaliknya  individu memilih  untuk  mencari tempat makan lain yang dapat
memenuhi seleranya. 2
Faktor Pribadi Kepribadian   konsumen   akan   mempengaruhi   persepsi
dan pengambilan keputusan dalam membeli. Oleh karena itu, peranan pramuniaga toko penting dalam memberikan
pelayanan yang baik kepada konsumen. Faktor pribadi ini termasuk  di  dalamnya  konsep  diri.  Konsep  diri  dapat
didefinisikan  sebagai  cara  kita  melihat  diri  sendiri  dan dalam waktu  tertentu   sebagai  gambaran  tentang konsep
yang    kita  pikirkan.  Dalam  hubungan  dengan  minat  beli ulang,  produsen  perlu  menciptakan  situasi  yang
diharapkan  konsumen.  Begitu  pula  menyediakan  dan melayani  konsumen  dengan  produk  dan  merek  yang
sesuai dengan yang diharapkan konsumen. 3
Faktor Sosial Faktor  sosial  mencakup  faktor  kelompok  anutan
small reference group
. Kelompok anutan didefinisikan sebagai suatu  kelompok  orang  yang  mempengaruhi  sikap,
pendapat,  norma  dan  perilaku  konsumen.  Kelompok anutan ini merupakan kumpulan keluarga, kelompok atau
orang  tertentu.  Dalam  menganalisis  minat  beli  ulang, faktor  keluarga  berperan  sebagai  pengambil  keputusan,
pengambil  inisiatif,  pemberi  pengaruh  dalam  keputusan pembelian,  penentu  apa  yang  dibeli,  siapa  yang
melakukan  pembelian  dan    siapa    yang    menjadi pengguna.    Menurut    Kotler    2007:158
“anggota keluarga merupakan kelompok  acuan primer  yang paling
ber pengaruh”. Pengaruh kelompok acuan terhadap minat
beli  ulang  antara  lain  dalam  menentukan  produk  dan merek yang mereka gunakan yang sesuai dengan aspirasi
kelompoknya.  Keefektifan  pengaruh  niat  beli  ulang  dari
kelompok  anutan  sangat  tergantung  pada  kualitas produksi dan informasi yang tersedia pada konsumen.
Menurut Ferdinand, 2006 dalam purba, 2015:19 minat beli
ulang bisa diidentifikasi oleh beberapa indikator, yaitu:
1 Minat  referensial,  merupakan  minat  seorang  konsumen
untuk  mereferensikan  sebuah  produk  berdasarkan pengalaman yang dimilikinya kepada konsumen lain agar
konsumen tersebut ikut membeli. 2
Minat Eksploratif, yaitu minat seorang konsumen mencari segala  informasi  yang  berhubungan  dengan  produk  yang
diinginkannya. 3
Minat Preferensial,  yaitu minat  menggambarkan  perilaku seorang  konsumen  yang  menjadikan  produk  tersebut
sebagai  preferensi  utama  dibandingkan  dengan  produk  - produk lain di pasaran.
B. Penelitian-penelitian Sebelumnya
Untuk  penelitian-penelitian  sebelumnya  untuk  bahasan  ini  sudah  ada yang  melakukan  penelitian  hanya  saja  disini  penulis  mendapatkan  penelitian
yang terpisah variabelnya dari penelitian-penelitian yang ada yaitu : 1.
Pengaruh
Store  Atmosphere