Bahan dan Alat Bahan dan Metode .1 Tempat dan Waktu
Tabel 4.1 Individu mutan putatif lada Ciinten yang digunakan untuk penanda morfologi dan SSR
No. Individu
No. Individu
No. Individu
1 R.I.25.3
11 B.I.25.16
21 B.II.25.2
2 R.I.25.4
12 B.I.50.1
22 B.II.25.6
3 R.I.25.5
13 B.I.50.2
23 B.II.25.26
4 R.I.25.13
14 B.I.50.7
24 B.III.25.6
5 R.II.25.3
15 B.I.50.10
25 B.III.25.9
6 R.II.25.5
16 B.I.50.13
26 B.III.25.17
7 R.II.25.11
17 B.I.50.16
27 B.III.25.28
8 R.III.25.8
18 B.I.50.17
28 Kontrol
9 R.III.25.12
19 B.I.50.18
10 B.I.25.14
20 B.II.25.1
Keterangan: B = Fase Benih dan R= Fase Benih dengan Radikula 4.2.3 Metodologi Penelitian
4.2.3.1 Penanda Morfologi
Metode dan pelaksanaan untuk analisis morfologi yaitu meliputi karakter pertumbuhan yang terdiri dari karakter kuantitatif dan kualitatif. Pengamatan
pertumbuhan vegetatif dilakukan saat pertumbuhan optimal yaitu 8 BST. Karakter yang diamati yaitu tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, jumlah daun, jumlah
ruas, jumlah cabang berdasarkan IPGRI. 4.2.3.2 Penanda Molekuler SSR
Analisa molekuler dilakukan saat pertumbuhan morfologi pada populasi M1 mencapai 3-4 daun. Sampel daun dari beberapa tanaman terseleksi diambil
untuk dianalisis keragamannya dengan penanda SSR. Analisa ini akan dilakukan dengan menggunakan beberapa primer Tabel 4.2.
Isolasi DNA menggunakan sampel daun tanaman diambil dan digerus dalam mortar menggunakan pestle dengan menambahkan buffer eksraksi CTAB
sebanyak ±700µL Doyle Doyle 1990. Sampel digerus hingga merata dan dipindahkan ke dalam 1,5 mL microtube dengan menggunakan pipet. Microtube
direndam dalam water bath bersuhu 65
C selama 30 menit, lalu diinkubasi di suhu ruang selama 10 menit. Sebanyak 700 µL CIA ditambahkan ke dalam
sampel dan dibolak-balik secara perlahan agar larutan tercampur. Sampel disentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm pada suhu 4
C selama 20 menit. Larutan DNA berwarna bening di bagian atas atau supernatan akan memisah
dari larutan chloroform yang tercampur dengan bagian sel lainnya berwarna hijau pada fase bawah. Fase atas dipindah ±500-600 µL dipindah ke microtube
baru. Alkohol dingin absolute 2x volume atau isopropanol 1x volume sampel ditambahkan dan dibolak-balik secara perlahan, lalu sampel diinkubasi pada suhu
ruang selama 10 menit. Sampel disentrifugasi dalam kecepatan 12.000 rpm pada suhu 4
C selama 10-15 menit. Supernatan dibuang DNA berupa endapan pada
dasar microtube. Endapan DNA dicuci dengan 70 ethanol, lalu dikeringanginkan di suhu ruang ± 15
– 20 menit. DNA dilarutkan menggunakan ddH
2
O sebanyak 50-100 µL dan disimpan pada suhu -20 C.
Penentuan kuantitas DNA dengan Spektrofotometer: DNA diencerkan
100x dengan cara 15 µL DNA dimasukkan ke dalam mikrotube 1,5 mL dan ditambahkan aquades hingga 1,5 mL.
Setting spektrofotometer ke 260 nm dan
dibuat blanko. Sampel diencerkan ke dalam kuvet dan dihitung absorbansinya Konsentrasi atau kuantitas DNA dapat dihitung dengan persamaan :
Konsentrasi DNA µgmL = 50 µgmL x nilai absorbansi pada A260 x Faktor
pengenceran Proses PCR dilakukan dengan komposisi reaksi yaitu DNA Sampel 2 µl,
PCR Mix 6 µl, primer SSR 0.5 µl, air bebas ion sebanyak 4 µl. PCR dijalankan dengan predenaturasi pada suhu 94ºC selama 4 menit, denaturasi pada susu 94ºC
selama 4 menit, annealing pada suhu 37ºC selama 1 menit, amplifikasi 72ºC selama 1 menit, ekstensi 72ºC selama 5 menit dan proses PCR ini akan diulang
sebanyak 35 siklus.
Tabel 4.2 Primer yang digunakan untuk analisa SSR pada tanaman lada
Lokus Nomor aksesi
dalam bank gen
Primer Sequence 5-3
Psol3 JQ924478
F: CACGACGTTGTAAAACGACGCGGATCTTACCAGAATCAG R: GAGTAGCCTTTGGTTGTTGC
Psol6 JQ924481
F: CACGACGTTGTAAAACGACCTCTTGGCAAAAGTCACCTG R: ATCCCATACCGATCTCCTTC
Psol9 JQ924484
F: CACGACGTTGTAAAACGACGGAACCCACGAGTTTCTTG R: GGGGTCCTTTTTACGTTGAG
Psol10 JQ924485
F: CACGACGTTGTAAAACGACCAGACGGATTCCCACTGAT R: GGACTTGTAACCCATCGAGA
Psol11 JQ924486
F: CACGACGTTGTAAAACGACTTATTTGGTTGGAGCTGTGTG R: CCACGGTGGGTTATCACAC
Psol15 JQ924490
F: CACGACGTTGTAAAACGACCGCGGACTAACCAGAGTTAC R: GCCACAAAAACCCACTCA
Psol16 JQ924491
F: CACGACGTTGTAAAACGACGAAGTCCTAACCAGACCTGTG R: GAGGTGTTGTTGATGTGAGC
Psol17 JQ924492
F: CACGACGTTGTAAAACGACTATTCCCATGCGAGATGC R: CGGCATAACCACTAAACCAC
Psol18 JQ924493
F: CACGACGTTGTAAAACGACACTGTTGTGGACCTTGTTGC R: TGTATTAGGCCCCATCGAC
Sumber: Yoshida et al. 2014 Penentuan hasil PCR dilakukan dengan menggunakan elektroforesis vertikal
yaitu akrilamid dimasukkan ke dalam electrophoresis chamber yang berisi buffer TBE 1x dengan memastikan bagian atas gel berada di posisi katodakutub negatif.
Sejumlah hasil PCR 3-5 µL ditambahkan dengan loading dye, kemudian dimasukkan ke dalam well. Elektroforesis dilakukan menggunakan gel akrilamid
dalam elektroforesis vertikal pada 80 V, selama 60 menit. Gel diwarnai dengan larutan ethidium bromide atau staining chemical lain selama 10 menit lalu
dibilas dengan ddH
2
O selama 20 menit. Gel akrilamid dideteksi atau divisualisasi
dengan menggunakan sinar UV pada UV Transilluminator. Ethidium Bromide
EtBr sebagai pewarna pada proses staining akan berikatan dengan DNA dan cahaya akan berpendar saat terpapar oleh sinar UV. Hasil pendaran tersebut
membuat DNA dapat tervisualisasi oleh kamera gel doc kemudian difoto untuk diinterpretasikan.