BAB II METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Rumah Kaca bagian Silvikultur Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor selama bulan Pebruari
sampai dengan Juni 2012.
2.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polibag, sprayer, spidol putih, penggaris, kaliper, tally sheet, kamera, dan gembor. Bahan yang digunakan
adalah: bibit jabon, pupuk X, Agrobost, Saputra, dan Super-O; dan media tanam tanah dan sekam.
2.3 Metode
2.3.1 Persiapan Bahan Bibit jabon.
Bibit jabon yang digunakan berumur 4 minggu. Bibit dibeli dari agen bibit yang terletak di jalan Cifor.
Media tanam. Media tanam yang digunakan ialah campuran tanah dan arang
sekam. Tanah yang digunakan ialah tanah yang gembur dan telah diayak. Tanah dan arang sekam tersebut diaduk di atas terpal dengan perbandingan 3:1.
Pupuk. Pupuk daun organik yang digunakan pada penelitian ini ada 4 macam
nama dagang yaitu: pupuk X, Saputra, Super-O, dan Agrobost. Konsentrasi pupuk X yang digunakan ialah 5 mll air, pupuk Saputra 10 g bubuk + 10 g kristall air,
pupuk Super-O 2 mll air, dan pupuk Agrobost 5 mll air. Pupuk disiapkan sesaat sebelum diaplikasikan ke daun jabon.
2.3.2 Tahapan penelitian
Bibit jabon yang berumur 4 minggu dipindahkan ke media baru yang telah disiapkan. Bibit yang sudah dipindahkan disusun secara acak di rumah kaca
Gambar 1. Bibit jabon disemprot dengan pupuk daun organik yang telah disiapkan setiap 2 minggu sekali selama 16 minggu. Perlakuan yang diberikan
ialah: 1 kontrol bibit jabon tidak disemprot dengan pupuk daun organik; 2
bibit jabon disemprot dengan pupuk X; 3 bibit jabon disemprot dengan pupuk Super-O; 4 bibit jabon disemprot dengan pupuk Saputra; 5 bibit jabon
disemprot dengan pupuk Agrobost. Masing-masing perlakuan terdiri dari 10 ulangan dan masing-masing ulangan terdiri dari 4 bibit jabon. Penyemprotan
pupuk dilakukan pada sore hari, sekitar pukul 16.00 WIB.
A-2 P-3
S-9 K-2
O-10 A-10
P-6 K-8
A-8 P-4
S-8 O-7
S-4 P-7
A-3 K-4
K-10 O-6
A-5 K-5
O-9 A-7
P-10 O-3
A-9 K-9
S-5 S-3
P-1 O-4
S-9 A-4
O-5 K-7
S-1 K-1
P-8 A-6
S-10 O-8
S-7 P-9
K-6 P-5
A-1 S-2
K-3 P-2
O-2 O-1
Gambar 1 Layout susunan bibit jabon di rumah kaca K= kontrol; P= pupuk-X; O= Super-O; S= Saputra; A= Agrobost
Bibit jabon disiram sehari dua kali yaitu pada pagi hari dan sore hari. Bibit jabon juga dipelihara dengan cara membersihkan gulma yang tumbuh,
membersihkan daun yang kering, dan mengendalikan serangan hama. Serangan hama ulat dikendalikan secara manual dengan cara mematikan ulat yang
memakan daun.
2.3.3 Peubah yang diamati
Tinggi bibit cm
Pengukuran tinggi bibit tanaman dilakukan dengan menggunakan penggaris. Tinggi bibit diukur dari pangkal batang yang telah diberi tanda hingga batas titik
tumbuh tanaman. Pengukuran dilakukan seminggu sekali mulai dari awal pemindahan bibit hingga akhir pengamatan 16 minggu.
Diameter batang mm
Pengukuran diameter batang dilakukan dengan menggunakan kaliper. Pengukuran dilakukan 1 bulan sekali selama 4 bulan. Untuk menghindari
kesalahan pengukuran, bagian yang diukur ditandai dengan cat berwarna merah.
Berat basah dan berat kering tanaman
Pengambilan data ini dilakukan pada akhir pengamatan. Pengukuran berat basah dan kering akar dan pucuk dilakukan dengan cara memisahkan tanaman