Keteguhan Lentur Statis Keteguhan Tekan

Gambar 14 Contoh uji penyusutan susut radial, susut tangensial dan susut longitudinal. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penyusutan kayu Kawista sama, baik pada bagian pangkal, tengah maupun ujung Lampiran 3. Haygreen dan Bowyer 1996 menyatakan bahwa banyaknya penyusutan yang terjadi umumnya sebanding dengan jumlah air yang keluar dari dinding sel, panjang sel tidak banyak terpengaruh saat zat dinding sel menyusut atau mengembang. Menurut Haygreen dan Bowyer 1996 penyusutan longitudinal besarnya hanya 0,1–0,2 untuk kebanyakan species jarang yang ≥ 0,4 . Dengan melihat hasil yang didapatkan kayu Kawista mempunyai stabilitas dimensi yang cukup tinggi. Penyusutan tangensial lebih besar dibandingkan penyusutan radial dengan suatu faktor antara satu setengah dan tiga berbanding satu. Ciri anatomis diduga menjadi penyebab perbedaan ini, termasuk adanya jaringan jari-jari, penoktahan rapat pada dinding radial, dominasi kayu musim panas dalam arah tangensial, dan perbedaan-perbedaan dalam jumlah zat dinding sel secara radial lawan tangensial Haygreen dan Bowyer 1996.

4.2 Sifat Mekanis

1. Keteguhan Lentur Statis

Nilai rata-rata keteguhan lentur kayu Kawista adalah 21.629,11 kgcm 2 dan Modulus of Rupture 867 kgcm 2 kayu Kawista. Hasil perhitungan nilai MOE Modulus of Elasticity kayu Kawista disajikan pada Gambar 15 dan nilai MOR Modulus of Rupture disajikan pada Gambar 16. Gambar 15 Nilai MOE kayu Kawista pada bagian pangkal P, tengah T dan ujung U batang. Gambar 16 Nilai MOR kayu Kawista pada bagian pangkal P, tengah T dan ujung U batang. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa MOE dan MOR kayu Kawista sama, baik pada bagian pangkal, tengah maupun ujung Lampiran 4. Pada saat pengujian contoh uji sebagian besar tidak mengalami kerusakan, hanya pada bagian pangkal mengalami kerusakan berupa Simple tension dan pada bagian ujung mengalami kerusakan yang berupa Cross grained tension. Nilai MOE kayu Kawista relatif rendah karena kurang dari 60.000 kgcm 2 , namun demikian nilai MOR relatif tinggi. Penyebab penurunan kekuatan kayu salah satunya adalah cacat kayu terutama cacat mayor antara lain berupa mata kayu knots, retak-retak dan pecah chakes, shakes, dan split, miring serat cross grain, retak melintang compression failures dan cross breaks, pembusukan decay, kayu reaksi tekan dan tarik compression wood dan tension wood Mardikanto et al 2009. 18134.70 21325.92 25426.71 0.00 5000.00 10000.00 15000.00 20000.00 25000.00 30000.00 P T U M OE k g c m2 Bagian Batang 728.62 929.96 941.79 0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1000.00 P T U M OR k g c m2 Bagian Batang Menurut PPKI 1961, kelas kuat kayu Kawista atas dasar nilai MOE dan MOR masuk dalam Kelas Kuat II-IV. Gambar 17 Proses pengujian keteguhan lentur statis dengan menggunakan UTM Instron. Gambar 18 Contoh uji keteguhan lentur statis

2. Keteguhan Tekan

Nilai rata-rata keteguhan tekan sejajar serat kayu Kawista adalah 610 kgcm 2 . Hasil perhitungan nilai keteguhan tekan kayu Kawista disajikan pada Gambar 19. Gambar 19 Keteguhan tekan sejajar serat kayu Kawista pada bagian pangkal P, tengah T dan ujung U batang. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa keteguhan tekan sejajar serat kayu Kawista tidak sama, baik pada bagian pangkal, tengah maupun ujung Lampiran 4, berdasarkan hasil uji duncan menunjukan bahwa keteguhan tekan sejajar serat bagian ujung dan tengah menghasilkan keteguhan yang lebih baik daripada keteguhan tekan sejajar serat pada bagian pangkal dan bagian tengah. Kerusakan yang terjadi adalah Crushing, dimana contoh uji mengalami patahan dengan bidang patahan horisontal. Nilai keteguhan tekan sejajar serat kayu Kawista relatif tinggi karena dalam pembagian kelas kuat menurut PKKI 1961, maka kayu Kawista masuk dalam kelas kuat II. Gambar 20 Contoh uji keteguhan tekan sejajar serat. 723.01 631.26 475.54 0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 700.00 800.00 P T U T e k an S e jaj ar S e r at k g c m2 Bagian Batang Gambar 21 Proses pengujian tekan sejajar serat dengan menggunakan UTM Instron.

3. Kekerasan Hardness