BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daerah Aliran Sungai DAS
Undang-Undang  Republik  Indonesia  No  7  Tahun  2004  Tentang  Sumber Daya Air menyebutkan bahwa Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan
yang  merupakan  satu  kesatuan  dengan  sungai  dan  anak-anak  sungainya,  yang berfungsi menampung, menyimpan, dan  mengalirkan air yang berasal dari curah
hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis  dan  batas  di  laut  sampai  dengan  daerah  perairan  yang  masih
terpengaruh aktivitas daratan. Daerah  Aliran  Sungai  DAS  didefinisikan  sebagai  suatu  hamparan
wilayah  yang  dibatasi  oleh  pembatas  topografi  berupa  punggung  bukit  yang menerima,  mengumpulkan  air  hujan,  sedimen  dan  unsur  hara,  serta
mengalirkannya  melalui  anak-anak  sungai  dan  keluar  pada  sungai  utama  ke  laut atau danau Muchtar  Abdullah 2007.
Direktorat  Kehutanan  dan  Konservasi  Sumberdaya  Air  2008 menyebutkan  bahwa  Daerah  Aliran  Sungai  DAS  secara  umum  didefinisikan
sebagai  suatu  hamparan  wilayahkawasan  yang  dibatasi  oleh  pembatas  topografi punggung  bukit  yang  menerima,  mengumpulkan  air  hujan,  sedimen  dan  unsur
hara  serta  mengalirkannya  melalui  anak-anak  sungai  dan  keluar  pada  sungai utama ke laut atau danau.
Menurut  kamus  Webster  dalam  Suripin,  DAS  adalah  suatu  daerah  yang dibatasi oleh pemisah topografi, yang menerima hujan, menampung, menyimpan
dan mengalirkan ke sungai dan seterusnya ke danau atau ke laut.
2.2  Areal Penggunaan Lahan
Produksi  optimum  tanaman  pada  suatu  tanah  dapat  dicapai  dengan pemupukan  yang  tepat  dan  perbaikan  sifat-sifat  fisik  tanah.  Akan  tetapi,
pemupukan tidak akan berhasil dan menguntungkan jika usaha-usaha pencegahan erosi,  perbaikan  keadaan  udara  dan  air  tanah,  usaha-usaha  pemeliharaan  bahan
organik  tanah,  perbaikan  tanah-tanah  yang  telah  rusak,  atau  perbaikan  drainase dan penyediaan air telah dilakukan Arsyad 2010.
Penggunaan lahan secara tepat guna dan berhasil guna hanya akan terjadi bila  dilakukan  berdasarkan  kemampuan  alami  yang  dimiliki  oleh  lahan  itu.
Perbedaan  dalam  kemampuan  itu  sebetulnya  ditentukan  oleh  sifat  dan  ciri  lahan itu  sendiri.  Apabila  telah  rusak,  maka  pengelolaan  diarahkan  bukan  lagi  untuk
mencegah tetapi merupakan upaya rehabilitasi Rahim 2006.
2.3 Curah Hujan dan Intensitas Hujan