Analisis Hubungan Tinggi Muka Air TMA dengan Debit Aliran Sungai Analisis Hubungan Debit Aliran dengan Laju Sedimen

9. Seperangkat komputer untuk sistem operasi Windows 7 yang dilengkapi software Minitab 14.0, Arcview GIS 3.2 dengan berbagai Extentions yang dibutuhkan dalam pengolahan data spasial, Microsoft Office Excel 2007 dan Tank Model GA Optimizer.

3.3 Tahapan Penelitian

1. Mengambil data tinggi muka air TMA hasil pengukuran di lapangan. 2. Mengambil data debit aliran sungai Q hasil pengukuran di lapangan. 3. Mengambil data sedimentasi Qs dengan mengukur konsentrasi sedimen menggunakan turbiditymeter. 4. Mencari hubungan antara tinggi muka air TMA dengan debit aliran Q. 5. Mencari hubungan antara debit aliran sungai Q dengan sedimentasi Qs. 6. Data hasil rekaman AWS Automatic Weather Station terdiri dari data tinggi muka air TMA selama satu tahun, lalu data TMA tersebut dimasukkan kedalam persamaan yang telah didapat sehingga menghasilkan data debit aliran selama satu tahun dalam satuan m³detik atau mmhari. 7. Data hasil rekaman ARR Automatic Rainfall Recorder terdiri dari data curah hujan selama satu tahun dalam satuan mm. 8. Mencari nilai evapotranspirasi selama satu tahun dengan menggunakan Weather Generator dan ETP Penman Montheit. Data yang yang dibutuhkan antara lain suhu, kelembaban, radiasi dan kecepatan angin. 9. Ketiga data tersebut debit aliran Q, curah hujan dan evapotranspirasi dalam satuan mmhari digunakan sebagai input Tank Model untuk di optimasi sehingga menghasilkan output Tank Model yang nantinya digunakan untuk menghitung laju sedimentasi dengan menggunakan metode MUSLE.

3.4 Analisis Data

3.4.1 Analisis Hubungan Tinggi Muka Air TMA dengan Debit Aliran Sungai

Pengukuran debit aliran sungai dilakukan dengan beberapa ulangan pada tinggi muka air yang berbeda sehingga diperoleh hubungan antara debit aliran sungai dengan tinggi muka air dari penampang sungai dalam sebuah discharge rating curve atau lengkung aliran. Nilai debit aliran sungai diperoleh dari hasil perkalian antara kecepatan aliran dan luas penampang atau secara sistematis dapat dirumuskan berdasarkan persamaan regresi. Pengukuran dilakukan rancangan percobaan antara debit aliran sungai dan tinggi muka air TMA, sehingga akan menghasilkan hubungan antara TMA dengan debit aliran sungai. Berdasarkan hubungan tersebut maka diperoleh persamaan regresi sebagai pendekatan perhitungan debit aliran sungai harian Q sebagai berikut: Q = a TMA b ......................................................................................................... 1 Keterangan: Q = Debit aliran sungai m 3 detik TMA = Tinggi Muka Air m a,b = Konstanta

3.4.2 Analisis Hubungan Debit Aliran dengan Laju Sedimen

Beban angkutan sedimen diturunkan dari data laju sedimen melalui persamaan yang menggambarkan hubungan antara debit aliran sungai dengan beban angkutan sedimen yang nilainya di dapat berdasarkan pengukuran dengan alat turbiditymeter, dimana satuan untuk sedimen adalah ppm atau mgliter. Dengan asumsi bahwa konsentrasi sedimen merata pada seluruh bagian penampang melintang sungai maka laju sedimen dapat dihitung sebagai hasil perkalian antara konsentrasi dengan debit aliran Asdak 2002 yaitu : Qs = 0,0864  C  Q ........................................................................................... 2 Dimana : Qs = laju sedimen tonhari Q = debit aliran sungai m 3 detik C = konsentrasi sedimen ppm atau mgliter Pengambilan sampel air sedimen dan pengukuran debit aliran sungai dilakukan berulang kali pada ketinggian muka air yang berbeda sehingga diperoleh hubungan antara debit aliran sungai dengan angkutan sedimen. Berdasarkan hubungan tersebut diperoleh persamaan sebagai berikut : Qs = a Q b ..............................................................................................................3 Dimana ; Qs = laju sedimen tonhari Q = debit aliran sungai m 3 detik a,b = konstanta

3.5 Analisis Data Input dan Output Tank Model