Analisis Input Tank Model Analisis Output Tank Model

Gambar 10. Hidrograf satuan dari beberapa hari pada bulan September 2010- Oktober 2010 di SPAS Cicangkedan, Sub-DAS Cicangkedan.

5.5 Analisis Input Tank Model

Data input yang digunakan dalam aplikasi Tank Model adalah data curah hujan harian mm, data debit aliran sungai harian mm dan data evapotranspirasi harian mm. Hasil keluaran output dari Tank Model ini digunakan untuk perhitungan neraca air di Sub-DAS Cicangkedan dengan tujuan untuk menghitung besarnya erosi dan sedimentasi di Sub-DAS Cicangkedan dengan kondisi penggunaan lahan aktual berdasarkan data karakteristik Sub-DAS Cicangkedan tahun 2010. Hasil perhitungan neraca air berhubungan erat dengan kualitas daerah tangkapan air DTA dalam menduga baik atau buruknya kinerja suatu DAS atau Sub-DAS dan sebagai kuantitasnya dapat dilihat dari besarnya erosi dan laju sedimentasi yang terjadi.

5.6 Analisis Output Tank Model

Optimasi Tank Model menghasilkan dua belas parameter. Parameter hasil optimasi Tank Model di SPAS Cicangkedan dilihat pada Tabel 4. 20 40 60 80 100 120 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 9 1 9 1 9 2 1 1 9 2 3 1 9 2 5 1 9 2 7 1 9 2 9 1 1 1 1 1 3 1 1 5 1 1 7 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 5 1 1 1 7 1 1 1 9 1 1 2 1 1 1 2 3 1 1 2 5 1 1 2 7 1 CH mm Q m3detik BF m3detik Tabel 4. Dua belas parameter hasil optimasi Tank Model di Sub-DAS Cicangkedan No Parameter Tank Model Solusi 1 a0 0,690 2 a1 0,186 3 Ha1 5,236 4 a2 0,400 5 Ha2 165,855 6 b0 0,008 7 b1 0,006 8 Hb1 15,016 9 c0 0,000 10 c1 0,009 11 Hc1 25,025 12 d1 0,000 Sumber : Hasil optimasi Tank Model di SPAS Cicangkedan Parameter-parameter Tank Model dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu: 1. Koefisien laju aliran Run-off coefficient, menunjukkan besarnya laju aliran, a1=0,186 , a2=0,400, b1=0,006, c1=0,009, dan d1=0,000. Parameter yang menunjukkan laju aliran terbesar adalah pada tank pertama. 2. Koefisian infiltrasi Infiltration coefficient, menunjukkan besarnya laju infiltrasi a0=0,690, b0=0,008, dan c0=0,000, Parameter menunjukkan laju infiltrasi terbesar adalah pada lubang outlet vertikal tank pertama. 3. Parameter simpanan Storage parameter, menunjukkan tinggi lubang outlet horizontal masing-masing tank, Ha1=5,236, Ha2=165,855, Hb1=15,016, dan Hc1=25,025. Parameter menunjukkan bahwa lubang outlet horizontal tank yang pertama adalah yang tertinggi. Beberapa indikator keandalan Tank Model di Sub-DAS Cicangkedan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Indikator keandalan Tank Model Parameter Optimasi Nilai Parameter Optimasi R Coefficient of Correlation 0,70 Descrepancy 1.01E+02 LOG Log Root Square Mean Error 0,165 RMSE Root Squared Mean Error 2,127 MAE Mean Absolute Error 1,731 APD Average Percentage Deviation 0,017 Sumber : Hasil optimasi Tank Model di SPAS Cicangkedan Dari tabel diatas dapat diketahui nilai keandalan Tank Model dalam proses optimasi, parameter keandalan yang utama dapat dilihat dari nilai R yang mendekati 1. Dari hasil optimasi Tank Model nilai R yang didapat yaitu 0,70, artinya nilai ini menunjukkan Tank Model dapat menggambarkan kondisi lapang dengan baik. Nilai RMSE berguna untuk melihat ketepatan model dalam menentukan surface flow, nilai RMSE 2,127 yang kecil dapat diterima dalam menentukan surface flow. Nilai MAE 1,731 dan APD 0,017 yang kecil menunjukkan model dapat menggambarkan aliran secara keseluruhan. Sedangkan nilai LOG 0,165 yang kecil memberikan informasi dalam memperkirakan aliran pada base flow secara baik Rudiyanto dan Setiawan 2003. Nilai-nilai tersebut menunjukan parameter yang didapatkan sudah cukup akurat dalam menggambarkan fluktuasi debit air di Sub-DAS Cicangkedan. Kemampuan Tank Model dalam menjaga keseimbangan air dapat dilihat dari persentase descrepancy. Persentase descrepansy mendekati nol maka semakin mampu Tank Model dalam menjaga keseimbangan air, nilai positif menyatakan inflow lebih besar dari pada outflow. Dibawah ini merupakan grafik keseimbangan air di Sub-DAS Cicangkedan pada Tahun 2010. Gambar 11. Grafik keseimbangan air di Sub-DAS Cicangkedan tahun 2010. Pada Tabel 6 menunjukkan tabel komponen Tank Model hasil optimasi di Sub-DAS Cicangkedan. Tabel 6. Komponen Tank Model hasil optimasi Komponen Satuan Nilai Persen Keseimbangan Air Inflow R mm 3164,700 Outflow Observation mm 2352,925 Outflow Calculation mm 2180,424 ETP Calculation mm 1190,349 Stored mm -208,790 Tinggi Muka Air Ha mm 50 Hb mm 250 Hc mm 500 Hd mm 1250 Total Aliran Surface flow mm 439,457 20,155 Intermediate flow mm 566,745 25,992 Sub-base flow mm 1004,021 46,047 Base flow mm 170,201 7,806 Sumber : Hasil optimasi Tank Model di SPAS Cicangkedan Pada tahun 2010 kalkulasi stored simpanan air menunjukkan defisit simpanan air sebesar -208,790 mm, hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai negatif pada kalkulasi stored tersebut. Tinggi muka air pada Tank Model diilustrasikan pada bentuk permukaan tanah secara vertikal. Tinggi muka air pada Ha sebesar 50 mm dengan total surface flow sebesar 20,155 , tinggi muka air pada Hb sebesar 250 mm dengan total intermediate flow sebesar 25,992 , tinggi muka air pada Hc sebesar 500 mm dengan total sub-base flow sebesar 46,047 , dan tinggi muka air pada Hd sebesar 1250 mm dengan total base flow sebesar 7,806 . Artinya tinggi muka air tertinggi yaitu pada Hd dan persentase total aliran tertinggi yaitu terjadi pada sub-base flow, sedangkan tinggi muka air terendah pada Ha dan persentase total aliran terendah terjadi pada base flow. Hal ini dapat menggambarkan aliran secara keseluruhan di Sub-DAS Cicangkedan pada tahun 2010. Adapun tutupan lahan, jenis tanah, kelerengan dan iklim juga dapat mempengaruhi jumlah dan kecepatan aliran, baik di permukaan maupun di dalam tanah. Berikut ini adalah grafik level air pada masing-masing tank hasil optimasi Tank Model yang tersaji dalam Gambar 12, 13, 14, dan 15. Gambar 12. Level air pada Tank A tanggal 1 Januari 2010 - 31 Desember 2010. Gambar 13. Level air pada Tank B tanggal 1 Januari 2010 – 31 Desember 2010. 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 C u r ah H u jan m m h ar i H a m m 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1,000.00 C u r ah H u jan m m h ar i H b m m Gambar 14. Level air pada Tank C tanggal 1 Januari 2010 – 31 Desember 2010. Gambar 15. Level air pada Tank D tanggal 1 Januari 2010 – 31 Desember 2010. Level air di Tank A sangat dipengaruhi oleh hujan, dengan kata lain peningkatan dan penurunan curah hujan akan berpengaruh cepat terhadap tinggi aliran air di Level Tank A. Hal ini juga dapat dilihat dari tinggi pada Level Tank A yang menyatakan nilai positif. Pada Level Tank B ada sedikit pengurangan respon tinggi air yang disebabkan koefisien infiltrasi yang lebih kecil dari pada Level Tank A. Hal ini dapat terlihat pada bulan kering terjadi penurunan tinggi muka air 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1,000.00 C u r ah H u jan m m h ar i H c m m 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 0.00 400.00 800.00 1,200.00 1,600.00 2,000.00 C u r ah H u jan m m h ar i H d m m pada Level Tank B yaitu pada bulan Mei sampai bulan September. Tinggi air di Level Tank C tidak langsung dipengaruhi oleh curah hujan, hal ini dapat dilihat pada grafik curah hujan maksimum pada bulan Januari tidak berpengaruh langsung pada tinggi aliran air di Level Tank C dan air di Level Tank D mengalami peningkatan pada awal tahun bulan Januari 2010 dan mengalami penurunan yang lambat ketika menuju bulan Desember 2010. Berdasarkan hasil optimasi Tank Model di Sub-DAS Cicangkedan pada tanggal 25 Oktober 2010 terjadi curah hujan yang paling tinggi sebesar 62 mmhari, dengan Qobserved lapangan sebesar 11,86 mmhari dan evapotranspirasi sebesar 3,42 mmhari yang merupakan data masukan input menghasilkan keluaran output berupa Qcalculated prediksi hasil model sebesar 16,19 mmhari, surface flow sebesar 11,63 mm, intermediate flow 2,28 mm, sub- base flow 1,83 mm, dan base flow sebesar 0,45 mm, dengan ketinggian air pada masing-masing tank adalah Tank A = 9,40 mm, Tank B = 414,59 mm, Tank C = 227,45 mm dan Tank D = 1129,44 mm. Hal tersebut menunjukkan adanya proses optimasi penyebaran debit pada setiap lapisan formasi geologi. Dibawah ini merupakan gambar diagram total surface flow, intermediate flow, sub-base flow dan base flow tahun 2010 di Sub-DAS Cicangkedan. Gambar 16. Total surface flow, intermediate flow, sub-base flow dan base flow tahun 2010 di Sub-DAS Cicangkedan. 0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1,000.00 1,200.00 Surface flow mmtahun Intermediate flow mmtahun Sub-base flow mmtahun Base flow mmtahun 567,88 1005,38 170,42 439,46

5.7 Analisis Hubungan Laju Sedimen dengan Debit Aliran Sungai