Wilayah Pembangunan IX terdapat 1 wilayah
Kabupaten Blora 1.794,40
Wilayah Pembangunan X terdapat 4 wilayah
Kabupaten Kudus 425,17
Kabupaten Pati 1.491,20
Kabupaten Jepara 1.004,16
Kabupaten Renbang 1.014,10
Sumber: BPS Jawa Tengah, 2010
Kabupaten yang memiliki wilayah terluas adalah Kabupaten Cilacap yaitu sebesar 2.138,51 km
2
, sedangkan kabupaten yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kabupaten Kudus sebesar 425,17 km
2
. Kota yang memiliki luas wilayah terbesar yaitu Kota Semarang sebesar 373,67 km
2,
sedangkan kota yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kota Magelang dengan luas 18,12 km
2
.
4.3 Kependudukan
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk di Provinsi Jawa Tengah tercatat sebesar 32.382.657 jiwa atau sekitar 14 persen dari jumlah
penduduk Indonesia. Jumlah tersebut menempatkan Jawa Tengah sebagai provinsi ketiga di Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak setelah Jawa Barat dan
Jawa Timur. Penduduk Jawa Tengah belum menyebar secara merata di seluruh wilayah Jawa Tengah. Umumnya penduduk terkonsentrasi di perkotaan dengan
dukungan aspek kegiatan ekonomi disertai sarana dan prasarana yang memadai. Kawasan permukiman yang cukup padat berada di daerah Semarang Raya
termasuk Ungaran dan sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kendal, Solo Raya termasuk sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan
Boyolali, serta Tegal-Brebes-Slawi. Secara rata-rata kepadatan penduduk Jawa
Tengah tercatat sebesar 995 jiwa per km
2
. Wilayah terpadat adalah Kota Surakarta dengan tingkat kepadatan sekitar 11.341 jiwa setiap km
2
. Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 1998-2910 Jiwa
Tahun Penduduk
1998 30.385.499
1999 30.761.131
2000 30.775.846
2001 31.063.818
2002 31.651.875
2003 32.052.340
2004 32.397.431
2005 32.908.850
2006 32.177.730
2007 32.380.279
2008 32.626.390
2009 32.864.599
2010 32.382.657
Sumber: BPS 1998-2010
4.4 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumberdaya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan. Menurut BPS, penduduk usia
kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun ke atas, dan dibedakan sebagi Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Pertumbuhan
penduduk setiap tahunnya akan mempengaruhi pertumbuhan angkatan kerja. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional SAKERNAS, angkatan kerja
di Jawa Tengah tahun 2010 mencapai 16.856.330 jiwa atau turun sebesar 13 persen dibanding tahun sebelumnya. Tingkat partisispasi angkatan kerja penduduk
Jawa Tengah tercatat sebesar 70,60 persen. Sedangkan angka pengangguran terbuka di Jawa Tengah relatif kecil, yaitu sebesar 6,21 persen. Dilihat dari
kontribusi tenaga kerja pada tiap sektor dalam perekonomian di Provinsi Jawa
Tengah, sektor tersier merupakan sektor terbanyak menyerap pekerja sebesar 39,18 persen. Hal ini dikarenakan sektor tersebut tidak memerlukan pendidikan
khusus. Sektor lainnya, yaitu sektor primer dan sekunder, masing-masing menyerap tenaga kerja sebesar 36,39 persen dan 24,43 persen.
4.5 Kondisi Sosial 4.5.1 Pendidikan