I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Transportasi adalah salah satu sarana yang paling vital dalam menunjang setiap aktifitas sehari-hari. Jenis kendaraan pribadi yang paling
banyak digunakan saat ini adalah sepeda, sepeda motor karena dinilai paling ekonomis. Kemacetan yang sering terjadi di kota-kota besar pun dapat dilalui
dengan mudah dengan sepeda motor . Pertambahan jumlah kendaraan bermotor roda dua sangatlah pesat,
menurut data Kepolisian Daerah Metro Jaya tahun 2002-2007 menunjukkan, pertumbuhan jumlah sepeda motor di Jakarta rata-rata 327.540 unit per tahun
atau 897 unit per hari. Menurut Dinas Perhubungan DKI Jakarta, di daerah Jakarta saja pertumbuhan per harinya antara 700 hingga 900 sepeda motor
per harinya. Jumlah sepeda motor pada tahun 2007 mencapai 3,5 juta kendaraan bermotor, dan hingga tahun 2009 jumlah sepeda motor yang
beredar di Indonesia mencapai 50 juta unit.
Gambar 1. Grafik populasi sepeda motor dan jumlah penduduk tahun 1981- 2009.
a
Hampir setiap satu orang di DKI Jakarta memiliki satu buah sepeda motor, dan rasio antara jumlah sepeda motor dan jumlah penduduk dari tahun
ke tahun terus meningkat.
a www.otoclink.blogspot.com
Gambar 2. Rasio perbandingan jumlah sepeda motor dengan jumlah penduduk tahun 1981-2009.
b
Setiap pemilik kendaraan bermotor pasti membutuhkan pelumas mesin untuk menjaga agar kendaraan bermotor-nya tetap berada pada kondisi
prima. Kondisi yang demikian menyebabkan produsen pelumas berlomba- lomba untuk mengajak pengguna kendaraan bermotor agar menggunakan
produk mereka. Persaingan yang semakin ketat antar perusahaan produsen oli mesin
mendorong setiap perusahaan untuk mengendalikan produksinya pada setiap lini agar tercapai efisiensi untuk mengurangi biaya produksi. Perusahaan
produsen oli di Indonesia berjumlah 15 diantaranya adalah Agip, Castrol, Evalube, Indomobil, Mobil 1, Motul, Penzoil, Petronas, Shell, STP, Top 1,
Total, Valvoline, Pertamina dan Federal Oil. Setiap perusahaan tersebut pasti menginginkan biaya produksi yang minimum untuk dapat memenangkan
persaingan. Masalah produksi merupakan permasalahan yang amat penting untuk
bersaing dengan perusahaan lain, karena apabila produksi dapat berlangsung sesuai dengan yang direncanakan maka tujuan perusahaan dapat tercapai.
Sedangkan apabila proses produksi tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan, maka akan mengakibatkan kerugian pada pihak perusahaan.
Kelancaran dalam proses produksi dipengaruhi oleh perencanaan jumlah produksi dengan memperhatikan keterbatasan jumlah sumberdaya yang
dimiliki perusahaan.
b www.otoclink.blogspot.com
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang bertujuan untuk meraih laba dengan cara memproduksi suatu barang bukan jasa, oleh sebab
itu perhatian perusahaan manufaktur akan terfokus pada proses produksi dan operasi. Efisiensi proses produksi dan operasi yang salah satunya adalah
mengoptimasi biaya produksi dan manajemen persediaan bahan baku. Optimisasi produksi sangat penting mengingat bahwa perusahaan
memiliki sumberdaya yang terbatas dan kombinasi produksi yang tepat dapat meningkatkan keuntungan perusahaan atau menekan biaya produksi.
Sebaliknya produksi yang tidak optimal akan dapat membuat perusahaan menderita kerugian karena biaya produksi lebih besar dari yang seharusnya.
Menentukan tingkat persediaan bahan baku adalah kegiatan dalam manajemen persediaan, dan merupakan bagian vital dalam manajemen
produksi dan operasi karena memegang peranan kunci dalam rantai produksi dalam industri manufaktur. Tanpa bahan baku maka proses produksi tidak
mungkin dilaksanakan, selain itu persediaan bahan baku menyerap biaya yang tidak kecil, oleh karena itu persediaan bahan baku memerlukan
pengelolaan persediaan bahan baku yang efektif dan efisien. Persediaan bahan baku untuk proses produksi seharusnya dapat
memenuhi standar kualitas yang memadai dan kuantitas yang ditargetkan sehingga perusahaan dapat terhindar dari biaya-biaya yang tidak perlu seperti,
biaya pengerjaan kembali, biaya penyimpanan yang terlalu besar, bahkan kerugian akibat proses produksi yang macet karena ketiadaan bahan baku.
Kelebihan persediaan bahan baku akan mengakibatkan peningkatan biaya penyimpanan, dan menimbulkan resiko bahan baku rusak karena
menunggu penggunaan yang terlalu lama. Sebaliknya apabila persediaan bahan baku kurang atau tidak mencukupi. maka akibatnya lebih fatal, yaitu
kegiatan produksi akan berhenti dan permintaan konsumen akan produk tidak akan terpenuhi. Menghindari kerugian-kerugian diatas maka perusahaan
harus menerapkan manajemen persediaan bahan baku yang tepat. PT. FEDERAL KARYATAMA PT. FKT didirikan sejak tanggal 6
Juni 1988 Akte Notaris dengan kantor administrasi pertama berada di daerah Sunter, Jakarta Utara, dan lokasi pabrik produksi berada di Kawasan
Pulo Gadung Jakarta Timur. PT. FKT adalah perusahaan yang memproduksi minyak pelumas dengan merek FEDERAL OIL, yang pertama sekali
dipasarkan pada tahun 1988 sebagai pelumas sepeda motor di Indonesia. Saat ini terdapat banyak produsen minyak pelumas dengan berbagai
merek beredar di pasaran, kondisi persaingan seperti ini menuntut perusahaan untuk dapat bersaing dengan berbagai strategi. Salah satu cara perusahaan
untuk dapat bersaing adalah dengan mengefisienkan biaya produksi. Perusahaan juga harus mampu meramalkan permintaan pasar, sehingga dapat
merencanakan jumlah barang yang akan diproduksi, kemudian mengatur persediaan bahan baku pada tingkat yang optimal.
Peramalan permintaan dibutuhkan oleh Bagian Perencanaan Produksi PT. FKT untuk melihat permintaan konsumen pada masa mendatang terhadap
permintaan yang telah dijanjikan kontrak kerja maupun untuk dijual di pasar bebas. Disamping itu dari peramalan juga tergambar prospek terhadap
peningkatan penjualan perusahaan, sehingga dapat menentukan atau merumuskan tingkat produksi efektif dengan menggunakan sumberdaya yang
dimiliki perusahaan. Peramalan permintaan biasanya dilakukan dengan mempelajari data historis perusahaan yang berkaitan dengan penjualan
produk. Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki perusahaan mengakibatkan
perusahaan perlu melakukan optimisasi dengan mengefisiensikan sumberdaya perusahaan untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang paling tepat
sehingga efisien dari segi total biaya produksi bagi perusahaan. Optimisasi yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur biasanya dilakukan Divisi
Produksi dan Operasi pada sektor tenaga kerja, jam kerja, biaya produksi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, agar PT. FKT dapat bersaing dengan produsen pelumas lain di pasaran, maka
dapat dirumuskan masalah penelitian adalah sebagai berikut : Bagaimana pola produksi PT. FKT, dan kombinasi produk yang
dapat meminimumkan biaya produksi, serta berapa tingkat persediaan yang optimal.
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mempelajari pola produksi di PT. FKT.
2. Menghitung dan menganalisis kombinasi produk yang optimal dan
tingkat persediaan optimal.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama penulis kuliah.
2. Panelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan sumber pemikiran
baru pada Divisi Produksi PT.FKT. 3.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian membatasi masalah pada faktor-faktor yang meliputi: 1.
Faktor optimisasi produksi pada penelitian ini juga dibatasi pada proses produksi dari saat perusahaan memesan bahan baku hingga produk
dikemas pada botol kemasan. 2.
Data yang digunakan adalah data produksi dan data permintaan produk perusahaan yang tersedia atau dapat digunakan dalam perencanaan
produksi PT. FKT pada tahun 2011. 3.
Penelitian difokuskan hanya pada produk oli kemasan botol bukan bulk yang dijual bebas di pasaran dengan merk dagang Federal Oil.
II. TINJAUAN PUSTAKA