Pemilihan Supplier Dan Alokasi Pemesanan Bahan Baku Di Pt Latexindo Toba Perkasa Menggunakan Metode Fuzzy Ahp, Topsis, Dan Molp

(1)

PEMILIHAN SUPPLIER DAN ALOKASI PEMESANAN

BAHAN BAKU DI PT LATEXINDO TOBA PERKASA

MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP, TOPSIS, DAN

MOLP

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

VITA RAHMAYANI 1 0 0 4 0 3 1 0 7

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas sarjana ini adalah “Pemilihan Supplier dan Alokasi Pemesanan Bahan Baku di PT Latexindo Toba Perkasa Menggunakan Metode Fuzzy-AHP, TOPSIS dan MOLP”.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.

Medan, Maret 2015 Penulis,


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah memberikan nikmat kesehatan dan ilmu kepada penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

2. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri dan Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc, selaku Koordinator Tugas Akhir dan Kepala Laboratorium Komputasi atas saran, nasihat dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama penyelesaian Tugas Sarjana ini.


(6)

5. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran selama perkuliahan yang menjadi bekal dalam penulisan tugas sarjana ini.

6. Orang tua penulis, (M. Yasin dan Deliani) serta saudara penulis (abanda Hafiz, kakanda Ayunda dan adinda Siti) yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril, doa, maupun materil sehingga tugas sarjana ini dapat diselesaikan.

7. Staff pegawai Teknik Industri, Bang Mijo, Bang Ridho, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Kak Rahma, dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.

8. Seluruh staff PT Latexindo Toba Perkasa khususnya Ibu Yasmarita dan Ibu Liza yang telah memberikan bantuan berupa waktu, bimbingan, serta informasi dan data selama melakukan penelitian.

9. Sahabat-sahabat penulis Debi, Umri, Dedi, Irda, Fitra dan terkhusus untuk Rizkika yang membantu mengajari penulis serta memberikan semangat yang tiada hentinya dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.

10. Rekan-rekan seperjuangan Fina, Reza, Liyana, Sheihan, Chandra, Zul, Azhar, Zain, Madan dan angkatan 2010 TITEN Teknik Industri FT USU yang juga membantu penulis selama penelitian.

11. Seluruh keluarga Asisten Laboratorium Komputasi, Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, USU, Stambuk 2010 Robby, Mayang, Putra, Ivana, Aven, Marco dan Calvin. Adik-adik junior Stambuk 2012, Puja, Jevi, Steven, Bryan, Inka, Melisa, Josep dan Askari.


(7)

12. Seluruh pihak yang telah banyak memberi bantuan kepada penulis dalam penyelesaian tugas sarjana ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN PENULIS


(8)

1.5. Bat

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

ABSTRAK ... xxi

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-5 1.3. Tujuan Penelitian ... I-6 1.4. Manfaat Penelitian ... I-6


(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2 2.4. Daerah Pemasaran ... II-2 2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-2

2.5.1. Struktur Organisasi ... II-2 2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5 2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-28 2.7. Proses Produksi ... II-29 2.7.1. Standar Mutu Bahan/Produk ... II-30 2.7.2. Bahan yang Digunakan ... II-31 2.7.2.1. Bahan Baku ... II-31 2.7.2.2. Bahan Penolong ... II-32 2.7.2.3. Bahan Tambahan ... II-33 2.7.3. Uraian Proses ... II-35 2.8. Mesin dan Peralatan ... II-40 2.8.1. Mesin ... II-40 2.8.2. Peralatan ... II-42 2.9. Prosedur Pembelian ... II-44


(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

III LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Supply Chain ... III-1

3.2. Pemilihan Supplier (Pemasok) ... III-2

3.2.1. Kriteria Pemilihan Pemasok ... III-3 3.3. Pemesanan Bahan Baku ... III-5 3.4. Analytical Hierarchy Process (AHP) ... III-6 3.5. Fuzzy Analytical Hierarchy Process ... III-11

3.5.1. Chang’s Extent Analysis ... III-12

3.6. Technique For Orders Reference by Similarity to Ideal Solution

(TOPSIS) ... III-15 3.7. Linear Programming ... III-18

3.7.1. Formulasi Model Linear Programming ... III-18

3.7.2. Bentuk Umum Model Linear Programming ... III-18

3.7.3. Asumsi-asumsi Model Linear Programming ... III-19

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Objek Penelitian ... IV-1 4.3. Jenis Penelitian ... IV-1 4.4. Populasi dan Sampel ... IV-2


(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.5. Kriteria Pemilihan Supplier ... IV-3 4.6. Kerangka Teoritis ... IV-3 4.7. Variabel Penelitian ... IV-4 4.8. Metode Pengumpulan Data ... IV-5 4.9. Pengolahan Data ... IV-6 4.10. Analisis dan Pembahasan ... IV-8 4.11. Kesimpulan dan Saran ... IV-8

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Tahap Penentuan Kriteria... V-1 5.1.2. Pengumpulan Data AHP ... V-3 5.1.3. Struktur Hierarki Pemilihan Supplier ... V-5

5.1.4. Pembuatan Kuesioner ... V-6 5.1.5. Matriks Perbandingan Berpasangan (Pairwise

Comparison) ... V-7 5.1.5.1. Level 2 (Kriteria) ... V-7 5.1.5.2. Level 3 (Alternatif) ... V-9 5.1.6. Nilai Konstanta Supplier ... V-9


(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.1.7. Formulasi Model Multi Objective Linear Programming

(MOLP) ... V-10 5.1.8. Pengumpulan Data untuk Formulasi Multi Objective

Linear Programming ... V-13

5.2. Pengolahan Data ... V-15 5.2.1. Perhitungan Rata-rata Pembobotan untuk Setiap

Kriteria dan Alternatif ... V-15 5.2.2. Perhitungan Bobot Parsial dan Konsistensi Matriks ... V-19

5.2.2.1. Perhitungan Bobot Parsial dan Konsistensi

Matriks untuk Elemen Level 2 (Kriteria) ... V-20 5.2.2.2. Perhitungan Bobot Parsial dan Konsistensi

Matriks untuk Elemen Level 3 (Alternatif)... V-22 5.2.3. Konversi Matriks Perbandingan Berpasangan Tegas

(Crisp) ke Nilai Matriks Perbandingan Berpasangan

Fuzzy ... V-25

5.2.3.1. Konversi Matriks Perbandingan Berpasangan Tegas (Crisp) ke Nilai Matriks Perbandingan


(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.3.2. Konversi Matriks Perbandingan Berpasangan Tegas (Crisp) ke Nilai Matriks Perbandingan

Berpasangan Fuzzy Level 3 (Alternatif) ... V-26

5.2.4. Perhitungan Bobot ... V-26 5.2.4.1. Perhitungan Bobot Lokal Fuzzy Level 2

(Kriteria) ... V-26

5.2.4.2. Perhitungan Bobot Lokal Fuzzy Level 3

(Alternatif)... V-31 5.2.4.3. Perhitungan Bobot Global Fuzzy ... V-38

5.2.5. Penentuan Prioritas Supplier dengan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution

(TOPSIS) ... V-40 5.2.5.1. Normalisasi Matriks ... V-41 5.2.5.2. Normalisasi Matriks Terbobot ... V-42 5.2.5.3. Matriks Solusi Ideal Positif dan Negatif ... V-43 5.2.5.4. Jarak Antara Nilai Alternatif dengan Matriks

Solusi Ideal Positif dan Negatif ... V-44 5.2.5.5. Nilai Preferensi Alternatif ... V-45 5.2.6. Perhitungan Konstanta Supplier ... V-46


(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.7. Penentuan Alokasi Order Menggunakan Multi

Objective Linear Programming (MOLP) ... V-48

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Hierarki ... VI-1 6.2. Analisis Pembobotan Kriteria Menggunakan Fuzzy AHP ... VI-1 6.3. Analisis Rangking Supplier Menggunakan TOPSIS ... VI-2 6.4. Analisis Penentuan Alokasi Order dengan Menggunakan Multi

Objective Linear Programming (MOLP) ... VI-4

6.5. Pembahasan Supplier yang Dipilih Serta Kuantitas Pemesanan VI-5

6.6. Implementasi Pemilihan Supplier dan Alokasi Order Bahan

Baku pada Perusahaan ... VI-6

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jenis dan Spesifikasi Produk Sarung Tangan PT Latexindo Toba Perkasa ... II-34 3.1. Kriteria Pemilihan Pemasok atau Vendor ... III-4 3.2. Dasar Perbandingan Kriteria ... III-10 3.3. Harga Random Index ... III-11

3.4. Fungsi Keanggotaan Skala Linguistik Bilangan Fuzzy... III-12

4.1. Populasi Penelitian ... IV-2 5.1. Kriteria Pemilihan Supplier ... V-1

5.2. Rekapitulasi Jawaban Kriteria Penilaian Kinerja Supplier ... V-2 5.3. Pengelompokkan Responden Berdasarkan Jabatan ... V-4 5.4. Skala Liberatore ... V-9

5.5. Keterlambatan Pengiriman Periode Oktober-Desember 2014 .... V-14 5.6. Kualitas Bahan Baku Periode Oktober-Desember 2014 ... V-14 5.7. Harga Bahan Baku Periode Oktober-Desember 2014 ... V-14 5.8. Kebutuhan Bahan Baku Periode Juli-Desember 2014 ... V-15 5.9. Jumlah Minimal dan Maksimal Pemesanan Bahan Baku ... V-15 5.10. Matriks Perbandingan Berpasangan Level 2 ... V-16 5.11. Perhitungan Rata-rata Pembobotan untuk Elemen Level 2 ... V-17 5.12. Perhitungan Rata-rata Pembobotan untuk Elemen Level 3 ... V-18 5.13. Penjumlahan Kolom Matriks Perbandingan Level 2 ... V-20


(16)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.14. Matriks Normalisasi dan Bobot Setiap Baris Elemen Level 2 ... V-21 5.15. Penjumlahan Kolom Matriks Perbandingan Alternatif untuk

Kriteria Pengalaman Bermitra ... V-23 5.16. Matriks Normalisasi dan Bobot Setiap Baris Alternatif untuk

Kriteria Pengalaman Bermitra ... V-23 5.17. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Consistency Ratio (CR)

Alternatif untuk Setiap Kriteria ... V-25 5.18. Rata-rata Geometris Matriks Perbandingan Berpasangan Level

2 (Kriteria) ... V-32 5.19. Normalisasi Vektor Terbobot Level 2 (Kriteria) ... V-31 5.20. Rata-rata Geometris Matriks Perbandingan Berpasangan Level

3 (Alternatif) ... V-37 5.21. Nilai W Alternatif untuk Kriteria Pengalaman Bermitra ... V-36 5.22. Nilai W Alternatif untuk Kriteria Kemampuan Teknis ... V-36 5.23. Nilai W Alternatif untuk Kriteria Kualitas ... V-36 5.24. Nilai W Alternatif untuk Kriteria Pengiriman ... V-38 5.25. Nilai W Alternatif untuk Kriteria Biaya ... V-38 5.26. Nilai W Alternatif untuk Kriteria Garansi dan Klaim ... V-38 5.27. Bobot Global Fuzzy ... V-39 5.28. Rekapitulasi Pembobotan Tingkat Kecocokan ... V-40


(17)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.29. Urutan Supplier yang Diprioritaskan dengan Metode TOPSIS .. V-45 5.30. Perkalian Bobot Global Kriteria dengan Skala Liberatore ... V-46

5.31. Rataan Geometri Perhitungan Konstanta Supplier ... V-47

5.32. Normalisasi Perhitungan Konstanta Supplier ... V-47 5.33. Perhitungan Single Objective Linear Programming dengan

LINGO 14.0 ... V-51 5.34. Rekapitulasi Hasil xj dan yj ... V-54 6.1. Nilai Bobot Kriteria ... VI-2 6.2. Hasil Urutan Supplier dengan Metode TOPSIS ... VI-3 6.3. Rekapitulasi Hasil xj dan yj ... VI-4 6.4. Biaya Pemesanan Bahan Baku dengan Penerapan 5 Supplier .... VI-6

6.5. Biaya Pemesanan Bahan Baku dengan Penerapan 4 Supplier .... VI-7

6.6. Keterlambatan Bahan Baku dengan Penerapan 5 Supplier ... VI-7


(18)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT Latexindo Toba Perkasa ... II-4 2.2. Lateks ... II-32 2.3. Pearl Mill ... II-40

2.4. Mesin Dipping Line ... II-41 2.5. Flowchart Pembelian ... II-47

3.1. Supply Chain Diagram ... III-1

4.1. Diagram Skematis Kerangka Teoritis Penelitian ... IV-4 4.2. Block Diagram Pengolahan Data ... IV-7

4.3. Block Diagram Penelitian ... IV-9 5.1. Struktur Hierarki Pemilihan Supplier ... V-8

5.2. Perhitungan Fungsi Tujuan Z1 dengan Menggunakan LINGO 14.0 ... V-51 5.3. Perhitungan Fungsi Tujuan Y dengan Menggunakan Lingo 14.0 V-54


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

L1 Matriks Perbandingan Berpasangan Level 2 L2 Matriks Perbandingan Berpasangan Level 3

L3 Penilaian Responden Terhadap Kriteria Supplier dengan Skala Likert

L4 Matriks Perbandingan Berpasangan Fuzzy Level 2 L5 Matriks Perbandingan Berpasangan Fuzzy Level 3

L6 Rata-rata Geometris Matriks Perbandingan Berpasangan Level 3

L7 Penilaian Responden Terhadap Kriteria Supplier

L8 Perkalian Bobot Global Kriteria dengan Skala Liberatore

L9 Perhitungan Fungsi Tujuan dengan Menggunakan LINGO 14.0 L10 Kuesioner

L11 Form Asistensi L12 Form Tugas Akhir L13 Surat Penjajakan L14 Surat Balasan Pabrik


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tuntutan pelanggan akan produk yang berkualitas tinggi menyebabkan perusahaan selalu berusaha untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang terbaik. Produk dengan kualitas yang baik memerlukan bahan baku dengan kualitas yang baik pula. Oleh karena itu, proses pemilihan bahan baku merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam menghasilkan produk yang berkualitas.

Sebuah perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur, pasti bekerjasama dengan pemasok guna menjamin ketersediaan bahan baku. Beberapa perusahaan dihadapkan pada beberapa alternatif pemasok, dimana pemasok tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga terjadilah proses pemilihan pemasok sebagai akibat adanya beberapa alternatif pemasok. Pemilihan pemasok merupakan masalah pengambilan keputusan yang cukup penting, karena pemilihan pemasok yang tepat dapat menurunkan biaya pembelian dan meningkatkan daya saing perusahaan (Ghodyspour dan O’Brien dalam Alyanak dan Armaneri, 2009).

PT Latexindo Toba Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pembuatan sarung tangan berbahan baku karet (lateks). Pemilihan

supplier bahan baku dilakukan oleh departemen purchasing selama ini

berdasarkan hasil tinjauan yang dilakukan bagian pembelian terhadap beberapa


(21)

diberikan kontrak untuk memasok bahan baku ke perusahaan. Saat ini, perusahaan memiliki 5 rekanan supplier untuk pemasokan bahan baku dengan menggunakan

sistem kontrak. Setiap supplier memiliki tingkat pemenuhan tuntutan perusahaan

yang berbeda-beda sehingga perusahaan berencana untuk mengevaluasi supplier

saat ini yang menjadi rekanan perusahaan dan menambahkan beberapa kriteria untuk pemilihan supplier berikutnya. Beberapa hal yang akan dievaluasi untuk

supplier adalah ketepatan datangnya bahan baku, kualitas bahan baku yang tidak

sesuai dengan SIR (Standard Indonesian Rubber) dan harga bahan baku yang

berbeda-beda.

Ketepatan pengiriman bahan baku merupakan salah satu proses yang penting dalam kelancaran proses produksi. Kecepatan pengiriman bahan baku dapat menimbulkan biaya untuk penyimpanan bahan baku yang ditanggung oleh

supplier. Keterlambatan pengiriman bahan baku akan mengakibatkan denda untuk

setiap supplier namun keadaan aktualnya masih terdapat beberapa supplier yang

terlambat mengirimkan bahan baku. Setiap supplier mengirimkan bahan baku

dengan frekuensi 3 kali pengiriman dalam sebulan dan jarak waktu antara pengiriman awal dan pengiriman akhir adalah 10 hari. Pada tabel 1.1. akan diberikan informasi mengenai keterlambatan pengiriman bahan baku dari setiap


(22)

Tabel 1.1. Keterlambatan Pengiriman Bahan Baku Setiap Supplier Periode Oktober-Desember 2014

Supplier

Jumlah Pemesanan 140 ton (pemasok/bulan) Pengiriman Awal Pengiriman Akhir Waktu Antar Pengiriman Keterangan

Supplier 1

1 Okt 2014 10 Okt 2014 10 hari -

1 Nov 2014 11 Nov 2014 11 hari Terlambat 1 hari 1 Des 2014 10 Des 2014 10 hari -

Supplier 2

10 Okt 2014 21 Okt 2014 11 hari Terlambat 1 hari 10 Nov 2014 20 Nov 2014 10 hari -

10 Des 2014 20 Des 2014 10 hari -

Supplier 3

20 Okt 2014 1 Nov 2014 11 hari Terlambat 1 hari 20 Nov 2014 30 Nov 2014 10 hari -

20 Des 2014 30 Des 2014 10 hari -

Supplier 4

5 Okt 2014 17 Okt 2014 12 hari Terlambat 2 hari 5 Nov 2014 15 Nov 2014 10 hari -

5 Des 2014 16 Des 2014 11 hari Terlambat 1 hari

Supplier 5

15 Okt 2014 25 Okt 2014 10 hari -

15 Nov 2014 27 Nov 2014 12 hari Terlambat 2 hari 15 Des 2014 25 Des 2014 10 hari -

Sumber: PT Latexindo Toba Perkasa

Kualitas dari bahan baku setiap supplier harus sesuai dengan SIR apabila

terdapat bahan baku yang tidak sesuai standard tersebut makan akan menurunkan kualitas dari sarung tangan. Kualitas bahan baku dapat diketahui dari beberapa parameter seperti total solid content (TSC), dry rubber content (DRC), kadar

ammonia, mechanical stability time (MST) dan pH. Apabila terdapat bahan baku

yang tidak sesuai ketentuan parameter diatas dengan jumlah yang besar (diatas 25 ton) maka perusahaan akan mengembalikan bahan baku ke supplier. Selama ini


(23)

(maksimal 5 ton) perusahaan akan mengurangi harga bahan baku tersebut namun harus menambahkan zat kimia tertentu agar mutu bahan baku tetap terjaga.

Biaya merupakan hal yang paling utama dipertimbangkan oleh perusahaan. Setiap supplier memiliki harga bahan baku yang bervariatif. Pada

tabel 1.2 akan diberikan informasi mengenai setiap supplier pada periode

Oktober-Desember 2014.

Tabel 1.2. Biaya Pemesanan Bahan Baku Setiap Supplier Periode

Oktober-Desember 2014

Biaya Supplier

1

Supplier

2

Supplier

3

Supplier

4

Supplier

5

Bahan Baku (/kg) Rp 6575 Rp 6775 Rp 6675 Rp 7100 Rp 6950

Sumber: PT Latexindo Toba Perkasa

Ketiga fenomena supplier yang dijelaskan diatas yaitu tentang

keterlambatan pengiriman bahan baku, kualitas bahan baku, dan biaya pemesanan bahan baku merupakan keadaan aktual perusahaan saat ini terhadap pemilihan

supplier. Oleh karena itu perusahaan berencana untuk mengevaluasi supplier yang

sedang menjadi rekanan perusahaan dan menambahkan beberapa kriteria untuk pemilihan supplier berikutnya sebagai rekanan perusahaan. Selain itu untuk

pendistribusian jumlah pesanan yang optimum ke setiap supplier akan dilakukan

alokasi pemesanan bahan baku. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan supplier

terbaik bagi perusahaan saat ini dan pertimbangan pemilihan supplier untuk

selanjutnya.

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan pemilihan supplier dan penentuan alokasi pemesanan bahan baku. Penelitian


(24)

tentang pemilihan supplier dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy

Process dan alokasi pemesanan bahan baku dengan menggunakan metode Multi

Objective Linear Programming (Ambardi, 2010). Dalam penelitiannya, evaluasi

terhadap pemasok dilakukan berdasarkan beberapa kriteria seperti kualitas, ketepatan waktu pengiriman, harga, dan pelayanan. AHP digunakan sebagai kerangka umum formulasi sistem evaluasi yang seimbang dengan kriteria berbeda. Sistem evaluasi ini dapat digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi pemasok dan menggambarkan pemasok yang layak dengan sederhana dan struktur yang mudah.

Pada penelitian ini, proses pemilihan supplier dilakukan dengan

menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process yang bertujuan untuk memberikan bobot pada kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan kriteria pemilihan Dickson, TOPSIS digunakan untuk memberikan rangking

kepada setiap supplier, dan metode Multi Objective Linear Programming

bertujuan untuk mengetahui jumlah kuantitas pemesanan bahan baku kepada setiap supplier. Integrasi dari ketiga metode ini adalah untuk mengetahui supplier

yang layak dipilih dari perusahaan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dilihat dari nilai rangking supplier dan jumlah kuantitas pemesanan bahan baku yang

akan dipesan.


(25)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, permasalahan PT Latexindo Toba Perkasa adalah setiap supplier memiliki

kemampuan pemenuhan kriteria yang berbeda-beda sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap supplier menggunakan kriteria-kriteria tertentu untuk menetapkan standard terhadap pemilihan supplier. Selain itu perusahaan

menginginkan jumlah pemesanan bahan baku yang optimum terhadap setiap

supplier yang menjadi rekanan perusahaan saat ini. Untuk itu, perusahaan perlu

menetapkan kriteria pemilihan supplier dan menentukan jumlah pemesanan bahan

baku terhadap setiap supplier.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui supplier yang terbaik untuk dipilih perusahaan dengan tujuan khusus penelitian sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi kriteria yang berpengaruh dalam pemilihan supplier

2. Menentukan urutan prioritas supplier sesuai dengan kriteria terpilih

3. Menentukan jumlah pemesanan bahan baku dari setiap supplier

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai sarana untuk menambah pengalaman dan keterampilan dalam memahami kondisi PT Latexindo Toba Perkasa dan mampu memecahkan masalah pemilihan supplier dan alokasi

jumlah pemesanan bahan baku dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan. Manfaat lain dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:


(26)

1. Manfaat bagi mahasiswa

Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh selama kuliah dan meningkatkan wawasan dalam menganalisis dan memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja khususnya dalam hal pemilihan supplier dan alokasi pemesanan bahan baku

2. Manfaat bagi perusahaan.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan dalam membuat kebijakan untuk memilih supplier dan alokasi pemesanan bahan baku untuk

setiap supplier serta sebagai alat evaluasi untuk supplier selanjutnya. 3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri USU.

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bahan baku yang diteliti dalam penelitian ini adalah lateks

2. Supplier yang diteliti dalam penelitian ini adalah lima supplier sesuai dengan

kondisi aktual di perusahaan.

3. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pemilihan supplier berdasarkan teori

Dickson.

4. Data yang digunakan adalah data pemasok pada periode Juli-Desember tahun 2014.


(27)

5. Penelitian dibatasi hanya pada penentuan supplier dengan menggunakan metode fuzzy-AHP dan TOPSIS.

6. Responden kuesioner AHP ditentukan berdasarkan bidang di dalam perusahaan yang mempunyai pengalaman terhadap pemilihan supplier.

7. Jumlah pemesanan bahan baku hanya menggunakan metode MOLP.

Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kondisi perusahaan tidak mengalami perubahan selama proses penelitian

misalnya perusahaan tidak melakukan penambahan atau pengurangan

supplier selama penelitian.

2. Harga bahan baku diasumsikan konstan

3. Kerjasama dengan pemasok telah terjalin dalam waktu yang cukup lama. 4. Setiap responden tidak mengalami tekanan pada saat pengisian kuesioner. 5. Tidak ada pemasok yang diistimewakan oleh perusahaan.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini adalah : Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan tugas sarjana.

Bab II Gambaran umum perusahaan, menguraikan tentang sejarah PT Latexindo Toba Perkasa, ruang lingkup bidang usaha, stuktur organisasi


(28)

perusahaan, sistem pengupahan dan fasilitas yang digunakan, proses produksi produk sumpit, serta mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi.

Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai supply chain, fuzzy, AHP,

Technique For Other Preference by Similiraty to Ideal Solution (TOPSIS) dan

Multi Objective Linear Programming (MOLP).

Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, kerangka berpikir identifikasi variabel penelitian, pengumpulan data sekunder, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian, pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi pengumpulan data berupa data-data yang mendukung penelitian dan hasil kuesioner yang diolah sesuai dengan fuzzy-AHP dan TOPSIS. Kemudian dilakukan penentuan jumlah

alokasi pemesanan bahan baku dari supplier terpilih dengan menggunakan metode MOLP dan analisis sensitivitas terhadap beberapa parameter.

Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis pemilhan supplier

serta analisis mengenai alokasi jumlah pemesanan bahan baku dan analisis sensitifitas terhadap beberapa parameter.

Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.


(29)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT Latexindo Toba-Perkasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi sarung tangan berbahan lateks. PT Latexindo Toba-Perkasa didirikan

pada tahun 1988. Perusahaan ini terletak di Jalan Medan – Binjai Km. 11, Kabupaten Deliserdang.

PT Latexindo Toba-Perkasa memiliki ±750 pekerja dengan 14 lini produksi dengan kapasitas produksi 135 juta pasang sarung tangan/bulan. Hasil produksi perusahaan ini seluruhnya di ekspor ke luar negeri. Negara yang menjadi tujuan ekspor adalah negara-negara di Amerika Utara, Amerika Selatan, Amerika Latin, Eropa, Timur Tengan dan Asia terutama Jepang.

PT Latexindo Toba-Perkasa memperoleh izin dari United States Food and

Drug Administration (FDA 510K dan FDA Medical Device Listing Approval)

untuk pemasaran sarung tangan di wilayah Amerika Serikat. Perusahaan ini telah memperoleh GM-Mark (Gepruftes Medizinprodukt) yang disertifikasi oleh TÜV

Rheinland. Hal ini membuktikan bahwa produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini memiliki kualitas yang sesuai dengan standard. Perusahaan ini juga telah tersertifikasi oleh International Standard Organization (ISO) ISO 9001:2008 dan


(30)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT Latexindo Toba – Perkasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi sarung tangan berbahan lateks dengan jenis powdered dan powder free.

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Latexindo Toba-Perkasa terletak di Jalan Medan – Binjai Km. 11, Kabupaten Deliserdang.

2.4. Daerah Pemasaran

PT. Latexindo Perkasa merupakan perusahaan yang daerah pemasarannya di luar Indonesia. Daerah pemasarannya antara lain negara-negara yang berada di Amerika Utara, Amerika Selatan, Amerika Latin, Eropa, Timur Tengah dan Asia terutama Jepang.

2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi

PT Latexindo Toba Perkasa memiliki bentuk organisasi yaitu fungsional, lini dan staff. Bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan dilimpahkan kepada unit-unit (satuan-satuan) organisasi yang ada dibawahnya dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu sesuai kebutuhan organisasi. Masing-masing pimpinan dari setiap unit berhak memerintah semua satuan pelaksana sepanjang menyangkut bidang tugas masing-masing. Setiap satuan pelaksana mempunyai wewenang dalam bidang pekerjaannya dan dibawah pimpinan ditempatkan staf


(31)

sebagai pembantu atau penasehat pimpinan (Wursanto, 2005). Mampu atau tidaknya perusahaan dalam memajukan usahanya tergantung kepada karyawan dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai salah satu aktor produksi yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Setiap karyawan yang bekerja di PT Latexindo Toba Perkasa harus memiliki keterampilan, pemahaman, kesadaran, jadwal, dan target untuk setiap pekerjaan yang diberikan oleh atasannya.

Struktur organisasi di PT Latexindo Toba Perkasa adalah dapat dilihat pada Gambar 2.1.


(32)

President Director General Manager Vice General Manager Production Manager Quality Assurance Manager Human Resources Manager Marketing Manager Purchasing Accounting Finance &Accounting Manager Management Represntative (MR)

Cashier Boiler Control

Operator Head

Compound & Latex Stocker

Chemical Stock

Keeper Lab Analyst

Production Assistant Maintenance Supervisor Electrician Supervisor

Security Cleaning Operator Driver & Forklift Operator Administration HRD

Prod. ADM

Boiler Control Operator

Charcoal Transporter

Pearl Mill & Ball

Mill Operator Production Supervisor

Machine Operator Stripping & Tumbling Operator Building Maintenance Maintenance Electrician QA/QC Administration QA/QC Manager Assistant QA/QC Stocking Manager Assistant QC Assistant

QC 2nd Level QC Sampler QC Sortation Packing Water Test Operator Stock Mover

Packaging & Stocking Material Opr. Marketing Manager Assistant Export Customs Documentation Officer Keterangan Garis Hubungan staff Hubungan lini/komando Hubungan Fungsional


(33)

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut saling diintegrasikan (koordinasi). Dalam menjalankan aktivitas sehari - hari pada suatu organisasi dibutuhkan personil - personil untuk menduduki jabatan tertentu yang mampu menjalankan wewenang dan tanggung jawab yang dibebankan sesuai dengan jabatan tersebut. Uraian tanggung jawab dan wewenang untuk masing-masing jabatan pada PT Latexindo Toba Perkasa adalah sebagai berikut:

1. President Director

a. Tanggung Jawab

1) Menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan

2) Menetapkan strategi perusahaan dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan

3) Mengawasi pelaksanaan tugas manajemen perusahaan apakah telah sesuai dengan kebijakan yang ditentukan

b. Wewenang

1) Membuat keputusan atas pemakaian bahan yang sesuai dengan kebijakan mutu perusahaan

2) Mengawasi pelaksanaan tugas manajemen perusahaan apakah telah sesuai dengan kebijakan

3) Mempelopori pelaksanaan sistem manajemen mutu di perusahaan

2. General Manager


(34)

1) Membangun dan mengkomunikasikan kebijakan mutu dalam perusahaan

2) Memastikan implementasi kebijakan mutu dengan sumber daya yang terbatas dalam perusahaan

3) Memelihara hubungan baik dengan pelanggan 4) Mengelola dan mengembangkan bisnis perusahaan

5) Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan bawahannya sesuai dengan divisi masing-masing: operasional dan non operasional, dalam melaksanakan kebijakan mutu perusahaan

b. Wewenang

1) Mengevaluasi hasil kegiatan bawahannya

2) Menetapkan apakah kebijakan mutu perusahaan telah dilaksanakan, jika tidak harus diputuskan tindakan perbaikan yang diperlukan

3. Vice General Manager

a. Tanggung Jawab

1) Membantu General Manager membangun dan mengkomunikasikan

kebijakan mutu perusahaan kepada departemen operasional atau non-operasional

2) Memastikan pelaksanaan sistem manajemen mutu yang efektif pada departemen operasional dan non-operasional

3) Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan departemen operasional untuk melaksanakan kebijakan mutu perusahaan


(35)

1) Menentukan tindakan perbaikan yang diperlukan bila terjadi penyimpangan sistem pada departemen operasional ataupun non operasional.

2) Mengevaluasi hasil kerja departemen yang dipimpinannya.

4. Marketing Manager

a. Tanggung Jawab

1) Membantu Vice GM menyusun strategi pemasaran untuk produk yang

sudah ada maupun produk baru

2) Membina hubungan baik dengan pelanggan

3) Melaksanakan kegiatan pemasaran dan penjualan seperti menginformasikan produk baru, negosiasi harga dan jangka waktu pembayaran, penetapan tanggal pengiriman

b. Wewenang

1) Menerima dan menindaklanjuti keluhan pelanggan kepada departemen terkait untuk diambil tindakan perbaikan yang tepat

5. Marketing Manager Assistant

a. Tanggung Jawab

1) Membantu tugas-tugas Marketing Manager melaksanakan kegiatan

pemasaran dan penjualan produk

2) Menangani permintaan pelanggan serta memberikan info tambahan yang diperlukan oleh pelanggan


(36)

1) Menindaklanjuti informasi yang diberikan oleh pelanggan, seperti perubahan kontrak, informasi tambahan dari pelanggan dan masalah-masalah lainnya

2) Menggantikan Marketing Manager saat tidak berada di kantor

6. Export

a. Tanggung Jawab

1) Menganalisa hasil pre-shipment test

2) Mengurus dokumen-dokumen ekspor

3) Mencari perusahaan jasa pelayaran yang dibutuhkan b. Wewenang

1) Memutuskan pengiriman atau penolakan pengiriman produk

7. Customs Documentation Officer

a. Tanggung Jawab

1) Mengontrol kegiatan ekspor-impor di perusahaan

2) Menyiapkan laporan ekspor-impor yang berhubungan dengan bea cukai b. Wewenang

1) Melaporkan hasil kerja pada atasannya

8. Finance & Accounting Manager

a. Tanggung Jawab

1) Menyusun dan menganalisa laporan keuangan

2) Membuat anggaran biaya dan laporan hutang-piutang

3) Memastikan semua pembayaran yang dilakukan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan


(37)

b. Wewenang

1) Menerima atau menolak tagihan pembayaran berdasarkan kelengkapan administrasi dan kebenaran transaksi

2) Menetapkan prosedur pembukaan yang akan digunakan

9. Accounting

a. Tanggung Jawab

1) Menginput data transaksi keuangan dan stock

2) Membantu Finance & Accounting Manager membuat laporan

keuangan.

3) Memeriksa tagihan hutang-piutang serta mengajukan pembayaran hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo

b. Wewenang

1) Meminta kelengkapan administrasi atas pembayaran yang telah dilakukan bila diperlukan

2) Mengajukan pembayaran hutang perusahaan yang jatuh tempo

10. Cashier

a. Tanggung Jawab

1) Membuat laporan kas 2) Membuat laporan bank

3) Melaksanakan pembayaran gaji dan transaksi keuangan lainnya b. Wewenang

1) Mengontrol saldo bank setiap hari


(38)

11. Management Representative

Management Representative dalam perusahaan ini merupakan utusan

langsung General Manager dalam mengurusi perusahaan. Hal ini

dikarenakan General Manager tidak selalu berada di perusahaan. a. Tanggung Jawab

1) Menerapkan dan memastikan sistem manajemen mutu dilaksanakan secara efisien

2) Melakukan verifikasi sistem dengan melaksanakan audit mutu dan rapat tinjauan manajemen

3) Membuat proposal untuk perubahan sistem manajemen mutu perusahaan

b. Wewenang

1) Berhubungan dengan pihak luar dalam kaitan dengan sistem manajemen mutu

2) Membuat dan melaksanakan rencana-rencana yang berkaitan dengan peningkatan pemahaman sistem manajemen mutu di dalam perusahaan

12. Human Resources Manager

a. Tanggung Jawab

1) Menyeleksi dan menerima karyawan baru yang sesuai dengan kualifikasi jabatan yang akan diisi

2) Melaksanakan training untuk karyawan baru maupun yang sudah ada sesuai dengan permintaan atasan yang bersangkutan


(39)

4) Memastikan peraturan pemerintah tentang ketenagakerjaan benar-benar diterapkan

b. Wewenang

1) Memberikan instruksi kepada bawahannya tentang pekerjaan dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaannya

2) Memberikan peringatan kepada karyawan yang tidak disiplin dalam melakukan pekerjaannya

3) Menyelesaikan masalah perusahaan dengan pihak luar, misalnya masalah kontrak, masalah tenaga kerja

13. HRD Administrator

a. Tanggung Jawab

1) Membantu Human Resource Manager untuk urusan administrasi 2) Menyimpan data karyawan

3) Menghitung upah karyawan b. Wewenang

1) Memeriksa kehadiran karyawan

14. Cleaning Operator

a. Tanggung Jawab

1) Menjaga dan mengendalikan kebersihan di area pabrik dan kantor b. Wewenang

2) Melaksanakan pembersihan di area pabrik

15. Security Officer


(40)

1) Menjaga keamanan di lingkungan pabrik

2) Memeriksa dan memperhatikan setiap tamu dan karyawan yang keluar masuk di lingkungan pabrik

3) Membantu karyawan menyebrang jalan di sekitar lokasi pabrik 4) Mengatur setiap kendaraan yang keluar masuk di lokasi pabrik 5) Menyediakan laporan keamanan setiap hari

b. Wewenang

1) Meminta identitas tamu yang masuk

2) Menanyakan kepada staf atau manajemen untuk mengizinkan tamu masuk ke area produksi

3) Memeriksa setiap karyawan yang keluar masuk di lingkungan pabrik 4) Mengambil tindakan yang diperlukan dalam upaya menjaga keamanan

di pabrik

16. Driver

a. Tanggung Jawab 1) Antar jemput staf

2) Melaksanakan tugas yang ditentukan oleh staff ataupun manajemen 3) Mengantar atau melansir bahan hasil produksi

b. Wewenang

1) Wajib menjaga keselamatan penumpang 2) Merawat/membersihkan mobil

17. Phone Operator


(41)

1) Menerima telepon dari luar dan menyampaikan kepada yang bersangkutan dengan baik bila dianggap penting

2) Memanggil personil di area pabrik dengan menggunakan mikrofon 3) Melaksanakan tugas-tugas yang ditentukan oleh atasannya

b. Wewenang

1) Menerima dan menyampaikan pesan/informasi dari telepon

18. Forklift Operator

a. Tanggung Jawab

1) Memindahkan bahan/produk dengan menggunaan forklift

2) Memuat atau membongkar barang ke/dari kontainer 3) Menjaga keutuhan kondisi barang yang dibongkar/dimuat b. Wewenang

1) Menjaga dan mempertahankan kondisi baik dari forklift

2) Menolak memuat barang yang terlalu banyak di forklift

19. Purchasing

a. Tanggung Jawab

1) Mencari supplier yang menyediakan produk yang dibutuhkan

2) Melakukan negosiasi harga, tanggal penyerahan, jangka waktu pembayaran dan menyampaikan persyaratan lain tentang produk yang akan dibeli kepada supplier

3) Membina hubungan baik dengan supplier


(42)

1) Memutuskan pemilihan supplier setelah dilakukan perbandingan antara

supplier yang menyediakan produk yang sama yang dibutuhkan dengan

kriteria yang telah ditetapkan

2) Menilai pelayanan yang diberikan supplier

3) Menerima atau menolak produk yang ditawarkan supplier setelah

dibandingkan dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya

20. Quality Assurance Manager

a. Tanggung Jawab

1) Mengimplementasikan dan memelihara sistem manajemen mutu untuk tetap sesuai dengan konsep dan strategi mutu

2) Memastikan rekaman pengendalian mutu yang cukup dan akurat dipelihara untuk menunjukkan produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi

3) Membuat perencanaan, implementasi, inspeksi dan verifikasi produk (baik produk yang sudah ada ataupun produk baru)

4) Melatih staf dibawah pimpinanannya dan memastikan hanya staf yang berkualitas/terlatih yang melaksanakan proses quality assurance

b. Wewenang

1) Membuat keputusan yang berkaitan dengan bidang tugasnya 2) Memberikan penilaian atas pekerjaan bawahannya

21. Quality Assurance Manager-Assistant

a. Tanggung Jawab


(43)

2) Mengontrol dan menghitung bahan yang sudah dikerjakan dan yang belum dikerjakan setiap hari

3) Memberikan instruksi kepada anggota QC 4) Melaporkan hasil pekerjaan kepada atasannya b. Wewenang

1) Memberikan instruksi kepada asisten QC dan/atau anggota QC apa yang harus dikerjakan

2) Memberikan pelatihan kepada anggota QC

22. Quality Assurance Assistant-Stocking

a. Tanggung Jawab

1) Memastikan bahan yang sudah dipacking harus dibeli tali packing dengan warna yang sesuai size

2) Menghitung bahan yang sudah dipacking sesuai lot number dan

kuantitas permintaan pelanggan

3) Meyakinkan bahan tidak tercampur lot by lot

4) Meyakinkan bahan disimpan di tempat yang aman dan tidak terganggu b. Wewenang

1) Memberikan instruksi pemberian tali packing pada bahan di stuffing

2) Mengkoordinir pelaksanaan stuffing

23. Quality Control Assistant

a. Tanggung Jawab

1) Meminta bahan yang akan dikerjakan QC sortasi dari anggota angkat bahan


(44)

2) Memeriksa ulang bahan yang sudah dikerjakan dengan mengambil sample dari setiap keranjang

3) Membuat laporan dengan baik dan benar b. Wewenang

1) Meminta bahan yang akan dikerjakan QC sortasi dari anggota angkat bahan

2) Memutuskan bahan yang sudah dikerjakan oleh QC sortasi sudah bisa dipacking atau tidak setelah diperksa ulang secara sampling

3) Menginstruksikan anggota QC sortasi untuk memeriksa ulang bahan yang sudah dikerjaka bila ditemukan jumlah reject melebihi batas

maksimal yang ditentukan

24. QC Sampler

a. Tanggung Jawab

1) Mengambil sample 200 pcs dari setiap tumbler dan memeriksa sample

tersebut

2) Menuliskan hasil inspeksi pada label: %pinhole, reject dan kerusakan

lainnya termasuk posisi pinhole dan kondisi sarung tangan

3) Menuliskan laporan dengan baik dan jujur b. Wewenang

1) Melaporkan kepada atasan penemuan kerusakan produk sebagai akibat dari masalah di bagian produksi

25. Water Test Operator


(45)

1) Mengambil sample dari bagian produksi, QC sortasi dan pre-shipment test

2) Melaksanakan water test

b. Wewenang

1) Melaporkan hasil test kepada QA Manager atau QA Manager Assistant

26. QC Sortasi – 100% Inspection

a. Tanggung Jawab

1) Memisahkan sarung tangan mutu I, II dan reject

2) Membedakan size menurut warna keranjang

3) Mengantar bahan ke bagian packing bila sudah diperiksa oleh QC Assistant

b. Wewenang

1) Melaporkan kepada atasan jika ditemukan kualitas produk yang tidak sesuai misalnya % pinhole yang terlalu tinggi, mutu II atau reject

produk yang terlalu banyak

27. QC – 2nd Level

a. Tanggung Jawab

1) Memisahkan sarung tangan mutu II dan reject dari bagian produksi, QC sampler dan QC sortasi menjadi mutu I, II atau reject

2) Melakukan perbaikan mutu pada sarung tangan bila diperlukan. 3) Menyiapkan laporan 2nd level QC

b. Wewenang


(46)

28. Packing Operator

a. Tanggung Jawab

1) Mem-packing sarung tangan yang sudah diperiksa.

2) Mem-packing sarung tangan dengan rapi dan sesuai dengan instruksi yang diberikan.

b. Wewenang

1) Melaporkan kepada QA Manager/QA Manager Assistant atau QC

Assistant bila ada masalah yang ditemukan.

29. Packaging Materials Stock-Keeper

a. Tanggung Jawab

1) Memeriksa seluruh bahan pengemas baik box maupun karton

2) Menyiapkan laporan (pengambilan dan pengembalian) karton dan box

3) Menerima karton dan box dari supplier

b. Wewenang

1) Melaporkan kepada atasan tentang hasil kerjanya

2) Melaporkan kepada atasan dan bagian pembelian bila ditemukan karton atau kotak yang rusak yang dikirim dari supplier

30. Stock Mover

a. Tanggung Jawab

1) Mengangkat bahan hasil produksi dari satu bagian ke bagian lain 2) Mengangkat dan menyusun produk yang akan di-stuffing

3) Mengangkat barang dan bahan lainnya sesuai perintah kepala bagian masing-masing


(47)

31. QA/QC Administrator

a. Tanggung Jawab

1) Membantu QA Manager dalam menyimpan laporan dan fungsi

administrasi lainnya.

2) Memeriksa semua laporan control dan QC serta menyiapkan laporan

rekapitulasi. b. Wewenang

1) Memeriksa dan meminta operator jika ada ditemukan laporan yang tidak lengkap.

2) Mengontrol rekaman di bagian QA/QC

32. Production Manager

b. Tanggung Jawab

1) Memastikan prosedur produksi dan instruksi kerja dilaksanakan di semua operasi produksi

2) Memastikan prosedur produksi dan instruksi kerja tersedia di tempat operasi berlangsung. Prosedur dan instruksi kerja harus berisikan semua informasi yang dibutuhkan termasuk kondisi yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk

3) Memastikan semua operasi dicatat sebelum produk diteruskan ke operasi berikutnya

4) Memastikan hasil operasi dicatat sebelum produk diteruskan ke operasi berikutnya


(48)

5) Melaksanakan tugas-tugas dan kebijakan perusahaan dalam merasionalisasikan dan mengimplementasikannya ke bagian produksi 6) Membangun sistem yang dapat memastikan identitas dan status

inspeksi untuk setiap lot produk diketahui agar dapat menyediakan kondisi penyimpanan bahan dalam proses yang sesuai

b. Wewenang

1) Melatih personil di departemennya dan memastikan hanya personil yang terlatih dan berkualifikasi melaksanakan proses produksi

2) Membuat keputusan yang berkaitam dengan bidang tugasnya

3) Melaksanakan evaluasi karyawan, kapasitas dan mutu produk secara objektif dan efisien

33. Production Manager-Assistant

a. Tanggung Jawab

1) Membantu production manager mengontrol kegiatan poduksi

2) Membantu pemecahan masalah selama proses produksi berlangsung b. Wewenang

1) Membantu pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen di bagian produksi dalam upaya meningkatkan kepasitas dan mutu produk secara lebih objektif dan efisien

34. Production Supervisor

a. Tanggung Jawab


(49)

2) Melaksanakan pengendalian produksi dan tugas-tugas yang ditentukan oleh Production Manager

b. Wewenang

1) Memberikan pelatihan kepada karyawan yang menjadi anggota shift -nya

2) Me-manage regu masing-masing

3) Melakukan langkah-langkah pencegahan dan perbaikan jika terjadi kerusakan baik pada mesin maupun pada hasil produksi

35. Production Supervisor Assistant

a. Tanggung Jawab

1) Membantu tugas-tugas Production Supervisor

b. Wewenang

1) Membantu Production Supervisor dalam menegakkan fungsi-fungsi

dan kewenangan Production Supervisor

36. Machine Operator

a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan tugas-tugas yang diatur oleh Production Supervisor

masing-masing

2) Mengendalikan proses produksi b. Wewenang

1) Mengoperasikan dan mengontrol jalannya mesin produksi dan mengantisipasi kerusakan yang terjadi


(50)

37. Tumbling & Stripping Operator

a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan stripping sarung tangan dengan baik

2) Memasukkan sarung tangan hasil stripping ke dalam keranjang sesuai dengan size-nya

3) Memasukkan sarung tangan hasil stripping ke dalam tumbler

4) Menjalankan mesin tumbler dengan benar

5) Melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan oleh Production Supervisor

b. Wewenang

1) Melaporkan kepada operator mesin bila melihat bahan hasil produksi mengalami kerusakan

2) Mengoperasikan dan mengontrol mesin tumbler dan melporkan kepada

Production Supervisor jika terjadi kerusakan mesin tumbler

38. Electrician Supervisor

a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Production Manager

atau Vice GM Operational di bagian listrik baik perawatan, perbaikan,

inovasi serta pemasangan alat-alat listrik yang baru 2) Mengawasi kerja anggotanya

b. Wewenang

1) Melakukan fungsi control dan langkah-langkah pencegahan, perbaikan dan desain teknik


(51)

39. Electrician Operator

a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Electrician Supervisor

baik perawatan, perbaikan dan lain sebagainya di bagian listrik b. Wewenang

1) Membantu electrician supervisor terutama jika tidak di tempat dalam

melaksanakan fungsi control terhadap sumber daya listrik

40. Technician/Maintenance Supervisor

a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan tugas-tugas yang diatur oleh Production Manager atau

Vice GM Operational di bagian teknik baik perawatan, perbaikan,

inovasi serta pemasangan mesin-mesin baru/alat teknik 2) Mengawasi kerja anggotanya

b. Wewenang

1) Melakukan fungsi control dan langkah-langkah pencegahan, perbaikan dan desain teknik

41. Maintenance

a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan tugas-tugas yang diatur oleh Technician Supervisor atau

langsung dari Production Manager atau Vice GM-Operational

2) Melaksanakan tugas-tugas perawatan dan perbaikan atau pemasangan mesin-mesin mekanik yang baru


(52)

1) Membantu Technician Supervisor dalam perawatan, perbaikan dan pemasangan alat-alat/mesin-mesin

42. Laboratory Analyst

a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan oleh Production Manager

yang berhubungan dengan analisa kimia terhadap bahan produksi, bahan baku, bahan kimia, compounding, bahan pearl mill, bahan stock

dan physical properties sarung tangan

2) Menyiapkan laporan analisa kimia b. Wewenang

1) Melaksanakan test laboratorium dan menyiapkan laporan analisa

kepada departemen terkait untuk dapat diambil tindakan bila diperlukan

43. Compounding Operator

a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan tugas-tugas yang diatur oleh Production Manager dalam melaksanakan proses compound, ball mill, penerimaan bahan baku

lateks serta melaksanakan fungsi-fungsi perawatan terhadap semua peralatan ball mill dan compound

2) Mengontrol stock bahan baku dan stock compound

3) Mengontrol kebersihan di area compound atau stock bahan baku

4) Menyiapkan laporan compound

b. Wewenang


(53)

2) Menginformasikan ke bagian produksi tangki compound mana yang dibuka untuk digunakan di bagian produksi lebih dulu

3) Melaporkan kepada Production Manager bila ditemukan masalah

44. Pearl Mill Operator

a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan proses milling sebelum dilanjutkan ke proses compound

2) Mengoperasikan mesin pearl mill dan perawatannya

3) Mengontrol kebersihan di area pearl mill dan menjaga kondisi mesin

pearl mill setiap hari

4) Menyiapkan laporan pearl mill

b. Wewenang

1) Menempatkan drum berisi bahan hasil pearl mill ditempat yang tepat dan memberikan identifikasi yang dibutuhkan

2) Melaporkan kepada Production Manager jika ditemukan masalah

45. Chemical Stock Keeper

a. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan tugas-tugas yang diatur oleh Production Manager dalam

melaksanakan penataan, pencatatan, dan pelaporan penggunaan dan penyimpanan bahan-bahan kimia di dalam gudang

2) Meyiapkan bahan kimia yang dibutuhkan untuk proses pearl mill,

compound dan produksi

3) Menerima, memeriksa, mengontrol dan menempatkan bahan kimia di tempat yang sesuai


(54)

4) Melakukan opname stock paling tidak seminggu sekali b. Wewenang

1) Mengontrol stock dan order bahan kimia yang diperlukan sesuai dengan

safety stock yang sudah ditentukan

46. Production Administrator

a. Tanggung Jawab

1) Membantu Production Manager dalam menyimpan laporan dan fungsi

administrasi lainnya

2) Memeriksa semua laporan control produksi dan menyiapkan laporan

rekapitulasi b. Wewenang

1) Memeriksa dan meminta operator jika ada ditemukan laporan yang tidak lengkap

2) Mengontrol rekaman di bagian produksi

47. Boiler Control Operator Head

a. Tanggung Jawab

1) Mengatur, mengawasi dan mengkoordinasi kerja operator control boiler

2) Menangani masalah-masalah yang muncul selama pengoperasian boiler

3) Menyampaikan instruksi-instruksi serta informasi yang berhubungan dengan boiler kepada seluruh operator di bagian boiler


(55)

5) Mengkoordinasikan kerja sama antara operator boiler dengan bagian produksi dan bagian genset

6) Mengawasi dan melaksanakan test pemakaian sample batu bara di

boiler

b. Wewenang

1) Memberikan instruksi-intruksi yang diperlukan kepada semua operator di bagian boiler

2) Memberikan pengarahan kepada operator boiler menyangkut pekerjaan

mereka

3) Menyampaikan masalah yang muncul di bagian boiler ke bagian

produksi bila masalah tersebut berhubungan/mempengaruhi kegiatan produksi

4) Menerima atau menolak batu bara yang masuk sesuai dengan hasil test sample

48. Boiler Control Operator

a. Tanggung Jawab

1) Memperhatikan power supply

2) Memperhatikan asap cerobong

3) Memperhatikan bilamana ada suara-suara yang ditimbulkan oleh komponen boiler yang menunjukkan adanya kerusakan atau gejala

kerusakan

4) Memperhatikan warna api di dalam boiler


(56)

6) Mengisi laporan preventive maintenance, laporan harian control boiler, laporan serah terima shift serta laporan per shift.

b. Wewenang

1) Melaporkan kepada Kepala Control Boiler bila ada masalah di boiler

untuk segera diambil tindakan

2) Memberikan informasi kepada bagian produksi atau bagian genset bila ada masalah yang muncul di boiler yang berkaitan dengan bagian

produk tersebut

3) Segera menangani masalah yang muncul di bagian boiler

49. Charcoal Transporter

a. Tanggung Jawab

1) Menyiapkan batu bara yang dibutuhkan untuk pembakaran di boiler

2) Membantu tugas-tugas operator control boiler

3) Melaksanakan tugas-tugas yang diperintahkan oleh kepala shift atau operator control boiler

b. Wewenang

1) Melaporkan kepada operator control boiler atau kepala operator

control boiler bila ada masalah yang muncul

2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

PT Latexindo Toba-Perkasa memiliki tenaga kerja sebanyak 943 orang yang terdiri atas 156 orang karyawan tetap dan 787 karyawan tidak tetap. Jumlah jam kerja kantor (bagian Finance & Accounting, Human Resources Development,


(57)

Quality Assurance, Marketing dan Purchasing) pada hari senin sampai jumat adalah 7 jam sehari, dengan jadwal sebagai berikut:

- Pukul 09.00 – 12.00 waktu kerja - Pukul 12.00 – 13.00 waktu istirahat - Pukul 13.00 – 17.00 waktu kerja

Jumlah pekerja pada bagian produksi dibagi atas 3 shift, dimana jam kerjanya adalah 7 jam/hari pada hari senin – minggu. Jadwal shift karyawan

bagian produksi adalah sebagai berikut.

Shift 1 Pukul 07.00 – 12.00 waktu kerja

Pukul 12.00 – 13.00 waktu istirahat Pukul 13.00 – 15.00 waktu kerja

Shift 2 Pukul 15.00 – 19.00 waktu kerja

Pukul 19.00 – 20.00 waktu istirahat Pukul 20.00 – 23.00 waktu kerja

Shift 3 Pukul 23.00 – 03.00 waktu kerja

Pukul 03.00 – 04.00 waktu istirahat Pukul 04.00 – 07.00 waktu kerja

2.7. Proses Produksi

Proses produksi merupakan suatu kegiatan organisasi melakukan proses transformasi dari masukan (input) menjadi keluaran (output). Masukan berupa sumber daya yang diperlukan misalnya material, modal, peralatan, sedangkan keluaran berupa barang jadi, barang setengah jadi atau jasa. Melalui proses


(58)

transformasi tersebut input yang diolah akan menjadi output yang memiliki nilai tambah baik secara fungsional maupun ekonomis.

Secara umum, proses produksi di PT Latexindo Toba – Perkasa dibagi atas dua kegiatan, yaitu:

1. Pencampuran bahan kimia 2. Pencetakan sarung tangan

Proses produksi sarung tangan lateks dilakukan berbagai tahap yang terdiri dari tahap pencampuran bahan-bahan kimia dan pencetakan sarung tangan. Lateks yang telah memenuhi syarat didispersi sesuai dengan bentuk tangan yang kemudian menjadi sarung tangan.

2.7.1. Standar Mutu Bahan/Produk

Standar mutu bahan yang berupa lateks didih (creamed lateks) yaitu

dengan mengacu pada Standard Indonesian Rubber (SIR) dengan kriteria kadar

karet kering (KKK) minimum sebesar 62 %, jumlah padatan total minimum sebesar 64%, kadar ammonia sebesar 1,6 %, viskositas maksimum pada suhu 250C sebesar 50 centipoise, perbedaan angka butir 1 dan 2 maksimum sebesar 2%,

endapan dari berat basah maksimum 0,1 %, kadar koagulan dari jumlah padatan maksimum sebesar 0,8%, bilangan KOH maksimum sebesar 0,80, kemantapan mekanis maksimum 475 detik, persentase kadar tembaga dari jumlah padatan maksimum sebesar 0,001%, persentase kadar mangan dari jumlah padatan maksimum sebesar 0,001%, warna tidak biru dan tidak kelabu, dan tidak berbau setelah dinetralkan dengan asam borat.


(59)

Standar mutu produk yang digunakan sesuai dengan standar internasional yang mengacu pada ISO 9001:2008. ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen. Mutu/kualitas ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu. Quality Management Systems (ISO 9001:2008)

merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem, yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi untuk standar mutu bahan dan produknya akan diperiksa dengan metode AQL (Acceptable Quality Level) dimana metode ini merupakan proporsi maksimum dari cacat atau kesalahan yang diperbolehkan setiap 200 unit produk. Jenis dan spesifikasi produk dapat dilihat pada Tabel 2.1.

2.7.2. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan oleh PT Latexindo Toba Perkasa untuk menghasilkan sarung tangan lateks dikelompokkan menjadi bahan baku, bahan penolong, dan bahan tambahan.

2.7.2.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku yang digunakan oleh PT Latexindo Toba Perkasa ada adalah lateks karet alam. Lateks karet alam (havea


(60)

braziliensis) merupakan lateks yang dihasilkan dari perkebunan milik rakyat yang berada di sekitar Sumatera Utara dan pulau Sumatera. Selain lateks, bahan penolong dalam pembuatan sarung tangan adalah air yang digunakan sebagai pencampur zat-zat kimia. Bahan baku lateks dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Lateks 2.7.2.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperlancar proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang digunakan adalah :

1. Sulfur atau belerang digunakan sebagai bahan untuk mempercepat proses pematangan sarung tangan

2. ZnO (Zinc Oxide) digunakan sebagai penangkal oksidasi

3. ZDEC (Zinc Diethyl Dithiocarbornate) digunakan sebagai bahan akselator atau untuk mempercepat proses pelekatan sarung tangan pada cetakan. 4. KOH (Potassium Hydroxide) digunakan sebagai stabilizer lateks

5. CaCO3 (Calcium Carbonate) dan absoro digunakan untuk mempermudah


(61)

6. Air sebagai pelarut dan pencampur zat-zat kimia

7. ZDBC ( Zinc Dibuthyl Dithiocarbamate) digunakan untuk mempertahankan

nilai CTR (Carbondioxide Transferred Rate) pada compound sehingga

dapat bertahan selama 24 jam

8. TiO2 (Titanium Dioxide) digunakan sebagai bahan pigmen atau pemutih

9. Ca (NO3)2 (Calcium Nitrate) digunakan sebagai bahan penentu berat sarung tangan.

2.7.2.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Kotak kecil digunakan untuk mengemas sarung tangan

2. Karton digunakan untuk mengemas kotak kecil sebelum diekspor 3. Isolatip digunakan untuk menutup karton

4. Lakban digunakan untuk menguatkan kemasan karton pada saat pengapalan dan penyimpanan di gudang.


(62)

Tabel 2.1. Jenis dan Spesifikasi Produk Sarung Tangan PT Latexindo Toba Perkasa

No. Spesifikasi Keterangan Lateks Pre Powdered Lateks Powder Free

PP M-5.0 PPNW PPHW PF M-5.0 PFNW

1 Dimensi Lebar (mm) X-Small Small Medium Large X-Large XX-Large

70 – 75 80 – 85 90 – 95 100 – 105 110 – 115 115 – 117

Panjang (mm) All Sizes 240 (min)

Ketebalan (mm)

Cuff Palm Finger

0,07 ± 0,01 0,09 ± 0,01 0,11 ± 0,01

0,08 ± 0,01 0,10 ± 0,01 0,13 ± 0,01

0,09 ± 0,01 0,11 ± 0,01 0,14 ± 0,01

0,07 ± 0,01 0,09 ± 0,01 0,11 ± 0,01

0,08 ± 0,01 0,10 ± 0,01 0,13 ± 0,01 Berat (gr) X-Small

Small Medium Large X-Large

4,1 ± 0,2 4,5 ± 0,2 5,0 ± 0,2 5,4 ± 0,2 5,9 ± 0,2

4,7 ± 0,2 5,1 ± 0,2 5,7 ± 0,2 6,1 ± 0,2 6,5 ± 0,2

5,2 ± 0,2 5,6 ± 0,2 6,2 ± 0,2 6,6 ± 0,2 7,0 ± 0,2

4,1 ± 0,2 4,5 ± 0,2 5,0 ± 0,2 5,4 ± 0,2 5,9 ± 0,2

4,8 ± 0,2 5,3 ± 0,2 5,8 ± 0,2 6,2 ± 0,2 6,6 ± 0,2

2 Tensile

Properties

Before Aging Tensile Strength

Elongation at Break

18 Mpa (min) 650% (min)

After Aging Tensile Strength

Elongation at Break

14 Mpa (min) 500% (min)


(63)

V-63

2.7.3. Uraian Proses

Uraian proses pembuatan sarung tangan PT Latexindo Toba Perkasa antara lain:

1. Proses Pencampuran (Compounding)

Tahap ini adalah tahap dimana lateks yang telah diterima oleh perusahaan dan tahap melewati pengujian mutu yang dilakukan oleh departemen Quality

Assurance, akan dicampur di dalam tangki compound dengan bahan-bahan

disperse antara lain sulfur, pigmen, senyawa zinc, dan anti oksidan serta air.

Setelah dimasukan ke dalam tangki compound, campuran akan diaduk selama

24 jam. Untuk pembuatan bahan-bahan dispersi, bahan yang terdiri dari sulfur, senyawa zinc, pigmen, dan anti oksidan serta air dimasukan ke dalam

ball mill dan diputar selama 48 – 72 jam. Lateks pekat 60% dialirkan dari

tangki penyimpanan lateks ke tangki pencampuran sampai tangki berisi 4 ton lateks. Selanjutnya bahan dispersi dicampurkan ke dalam lateks dan diaduk selama 24 jam. Hasil campuran compound ini dialirkan ke bak di bagian

produksi dengan selang untuk digunakan pada pembentukan sarung tangan. 2. Proses Pencetakan Sarung Tangan

Pembuatan sarung tangan terdiri dari beberapa tahap dimana pada setiap tahap atau proses, cetakan dipindah dengan menggunakan conveyor

mengikuti aliran yang telah ditentukan. Tahap-tahap pencetakan sarung tangan adalah sebagai berikut :


(64)

a. Acid Washing

Cetakan (former atau mold) sarung tangan dicelupkan ke bak yang berisi

larutan HNO3 untuk mencuci cetakan dari kotoran-kotoran atau kerak-kerak kotoran yang ada berupa sisa tepung dan zat kimia lainnya. Suhu pada tangki sekitar 500 – 700C.

b. Alkali Cleaning

Cetakan selanjutnya dibersihkan dengan cara dicelupkan pada bak yang berisi alkali untuk menetralisir keasaman nitrid acid (HNO3)

c. Rinsing

Cetakan dibersihkan dengan mencelupkannya ke dalam air bersih untuk membersihkan cetakan dari larutan kimia pada proses sebelumnya. pH air pada rinsing tank harus tetap terjaga pada skala 7, dan dijaga

kebersihannya.

d. Coagulant Dipping

Cetakan dicelupkan ke dalam bak yang berisi larutan coagulant, yaitu

kalsium karbonat CaCO3 dan kalsium nitrat Ca(NO3)2. Tahap ini bertujuan untuk membuat lapisan pertama pada pembuatan glove agar

hasilnya mudah dicabut dan juga sebagai pengikat lateks. Ketinggian dari permukaaan koagulan ini diatur secara otomatis dengan hidrolik.

e. Drying I

Proses drying dilakukan dengan menggunakan coagulant oven. Fungsi

coagulant oven adalah sebagai pengering bahan kimia yang terdapat pada


(65)

coagulant oven adalah 1000-1400C. Setelah cetakan sarung tangan dikeringkan pada coagulant oven, suhu cetakan harus diturunkan hinga

600 – 700C dengan menggunakan kipas angin. Penurunan suhu ini dimaksudkan agar cetakan tidak terlalu panas ketika dicelupkan ke dalam lateks tank. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan sarung tangan

yang dicetak bocor. f. Lateks Dipping

Pencelupan dilakukan pada bak yang berisi larutan lateks (Lateks tank)

yang dihasilkan pada proses I (compounding). Pemeriksaan suhu dan

tinggi permukaan lateks di lateks tank harus diperhatikan terus menerus

karena sangat mempengaruhi kualitas sarung tangan. Temperatur lateks dijaga dalam suhu yang stabil, yaitu sekitar 200 – 330 C dengan cara mengontrol suhu pada electronic reading balance toledo oven.

g. Drying II

Cetakan yang telah dicelupkan pada larutan compound dikeringkan

dengan menggunakan oven. Bahan bakar yang digunakan adalah gas LNG dengan suhu sekitar 2000 – 300 0C.

h. Leaching

Proses leaching adalah proses pencucian sarung tangan dengan air pada suhu sekitar 450 – 650 C untuk mengurangi kadar protein, lemak dan sisa-sisa karbonat pada sarung tangan.


(66)

i. Drying III

Sarung tangan dikeringkan lagi dengan menggunakan oven pada suhu

sekitar 1000– 1500 C.

j. Beading Roll

Proses beading adalah proses pembentukan pergelangan sarung tangan

dengan cara memutar bagian bawah cetakan dan juga terdapat beading roll dai atas yang memutar ke depan.

k. Curing (Drying IV)

Proses curing adalah proses pematangan sarung tangan dengan oven.

Prosesnya sama dengan proses pengeringan sebelumnya, yaitu pada suhu 1000 – 150 0C.

l. Powdering

Powdering merupakan proses pemberian tepung pada sarung tangan

dengan tujuan agar sarung tangan tidak lengket dan memudahkan pencabutan.

m. Drying V

Proses ini dilakukan dengan menggunakan oven sebagai proses pengeringan terakhir sebelum sarung tangan dilepaskan dari cetakan.

n. Stripping

Stripping adalah proses pelepasan sarung tangan dari cetakan secara

manual dan memasukkannya ke dalam keranjang yang telah diberi label sesuai dengan mutunya. Proses ini harus dilakukan dengan cermat


(67)

sehingga pada saat pelepasan, sarung tangan tidak koyak dan cacat. Ini merupakan proses terakhir pada proses pencetakan sarung tangan.

3. Proses Finishing

Tahap pada proses finishing adalah sebagai berikut :

a. Proses Tumbling drying

Proses tumbling adalah proses pembersihan sarung tangan dari tepung dan juga untuk mengeringkan sarung tangan hingga kering atau tidak mengandung air lagi. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin

tumble dryer selama 45 menit pada temperatur 700 C dengan kapasitas 36

kg.

b. Inspection

Pemeriksaan kualitas sarung tangan diatur oleh bagian QC (Quality

Control) untuk memisahkan sarung tangan berdasarkan mutunya.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan tes angin, yaitu dengan menghembuskan angin pada sarung tangan dengan menggunakan kompressor.

c. Proses packing

Setelah sarung tangan diperiksa dan dinyatakan bermutu baik oleh bagian QC, sarung tangan selanjutnya dikemas ke dalam kotak kecil dengan isi 100 buah per kotak kecil kemudian dikemas lagi ke dalam karton dengan isi 10 kotak kecil per karton. Bagian packing juga melakukan

pemeriksaan terhadap produk yang akan dikemas dengan cara sampling. Jika terdapat produk yang cacat, produk tersebut akan dikembalikan ke


(68)

bagian Quality Control untuk ditindak lanjuti. Sarung tangan yang telah dikemas disimpan ke gudang bahan jadi untuk menunggu proses pengiriman.

2.8. Mesin dan Peralatan

2.8.1. Mesin

Mesin produksi adalah semua mesin yang yang secara langsung berperan dalam proses produksi. Beberapa mesin yang digunakan oleh PT Latexindo Toba Perkasa yaitu :

1. Pearl Mill merupakan mesin pengaduk semua bahan pembuat sarung tangan.

Gambar Pearl Mill dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Pearl Mill

Spesifikasi Mesin : Merek : Bosch 06 F

Ukuran : 1000 x 800 x 1050 mm Daya : 2 HP, 220 V, 50 Hz


(69)

Asal : Jerman Jumlah : 4 unit

Kapasitas : 1 ton per pengolahan Putaran : 40 putaran per menit

2. Mesin dipping line untuk mencetak sarung tangan lateks secara otomatis.

Gambar mesin dipping line dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Mesin Dipping Line

Spesifikasi Mesin :

Kapasitas : 2000 – 4500 mold dalam 1 unit

Daya : 10 HP Jumlah : 14 Unit

3. Tumble Dryer ialah mesin pengering yang berfungsi untuk membersihkan dan

mengeringkan sarung tangan. Spesifikasi mesin :


(70)

Daya : 10 HP Jumlah : 20 unit

4. Mesin kompresor yang berfungsi untuk mendapatkan kekuatan udara dalam proses pengecekan atau inspeksi.

Spesifikasi Mesin :

Merek : Ingersoll Rand Model : 71T2, 7100

Ukuran : 182,88 x 73,66 x 144,78 cm Voltase : 230 Volt AC

Daya : 15 HP

Kapasitas : 11 KW

2.8.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh PT Latexindo Toba Perkasa adalah sebagai berikut:

1. pH meter untuk mengukur pH cairan yang digunakan.

2. Viscosity cup untuk mengukur viskositas atau kekentalan bahan.

3. Stopwatch untuk menghitung waktu pengurangan suhu cairan. 4. Thermometer untuk mengukur suhu cairan.

5. Mistar untuk mengukur ukuran sarung tangan.

6. Beaker glass untuk mengukur cairan sampel.

7. Tensile strength instrument digunakan untuk menentukan kekuatan tarik


(71)

8. Tangki Asam Nitrat yang berfungsi sebagai tempat larutan asam nitrat dan memiliki kapasitas 300 L dengan penggunan berjumlah 2 unit.

9. Tangki KOH yang berfungsi sebagai tempat larutan KOH dengan kapasitas 300 L dan jumlah sebanyak 2 unit.

10. Tangki Air yang berfungsi sebagai penyimpanan air dengan kapasitas 200 L dan jumlah sebanyak 1 unit.

11. Lateks Storage Tank yang berfungsi sebagai tempat untuk menimbun lateks

yang dibawa dari perkebunan – perkebunan dengan kapasitas 1000 ton dan jumlah sebanyak 6 unit.

12. Tangki Compound yang berfungsi sebagai tempat untuk mencampurkan

lateks dengan bahan dispersi dan memiliki kapasistas sebanyak 40 ton.

13. Pearl Mill yang berfungsi sebagai tempat untuk mencampur dan mengaduk

bahan-bahan dispersi dan memiliki kapasitas 4 ton.

14. Timbangan digital yang berfungsi sebagai penimbang bahan baku pada saat penerimaan bahan baku di laboratorium.

15. Timbangan duduk ialah peralatan yang berfungsi untuk menimbang sarung tangan yang telah dimasukan ke dalam kotak produk.

16. Trolley ialah alat yang berfungsi sebagai material handling untuk produk di

pabrik.

17. Forklift ialah alat yang juga berfungsi sebagai material handling untuk bahan

baku di pabrik.


(72)

2.9. Prosedur Pembelian

Prosedur pembelian ini mencakup tata cara untuk melaksanakan pembelian. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memastikan produk yang dibeli sesuai dengan persyaratan atau sesuai dengan spesifikasi, kuantitas dan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan. Berikut ini akan diuraikan tentang prosedur pembelian.

1. Bagian purchasing melakukan verifikasi atas permintaan pembelian dengan

memperhatikan:

a. Stock barang di gudang (untuk pembelian bahan yang bersifat rutin) b. Kebutuhan

c. Prioritas kebutuhan d. Spesifikasi

e. Harga

f. Untuk kegiatan operasional atau non-operasional

2. Untuk barang/jasa yang pembeliannya bersifat tidak rutin/penting/harga di luar perkiraan, harus mendapat persetujuan dari Vice GM-Operasional

terlebih dahulu. 3. Seleksi supplier

a. Bagian purchasing melakukan pembelian barang/jasa yang sudah diverifikasi/disetujui untuk dibeli dari supplier terdaftar ataupun dari

supplier baru. Untuk pembelian dari supplier baru/pembelian barang yang

tidak rutin/penting/harga diluar perkiraan, dilakukan seleksi supplier


(73)

dibutuhkan (kualitas), tanggal penyerahan barang dan jangka waktu tagihan.

b. Proses seleksi ini tidak berlaku untuk pembelian tunai secara langsung ke tempat supplier, kecuali sudah diadakan seleksi lebih dulu

4. Pembelian barang/material

a. Bagian purchasing memberikan slip permintaan pembelian kepada yang meminta pebelian barang untuk diisi dan kemudian diajukan dan disetujui oleh Vice GM-Operational

b. Setelah ada kesepakatan dengan supplier, bagian purchasing membuat purchase order

5. Pembelian jasa

a. Bagian purchasing membuat work order untuk pelaksanaan

kerja/perbaikan atas suatu barang untuk dikerjakan pihak luar

b. Work order ini ditandatangani oleh yang meminta pelaksanaan

kerja/perbaikan dan bagian pembelian

6. Purchase order dan work order kemudian diperiksa oleh Vice

GM-Operational

7. Jika disetujui, maka pembelian dapat dilakukan

8. Jika tidak disetujui, maka purchase order/work order tersebut harus diganti (negosiasi ulang)

9. Barang yang masuk diperiksa dan diterima oleh operator gudang dan kemudian diserahkan ke pemakai. Khusus untuk barang tertentu yang lebih bersifat teknis, diterima dan diperiksa oleh pemakai langsung dengan


(74)

diketahui oleh operator gudang. Pemeriksa dan penerima barang kemudian menandatangani surat pengantar barang yang dikeluarkan oleh supplier.


(75)

Operator Gudang/Pemakai Marketing Manager Bagian Pembelian Vice GM-Operational Start Start Mengajukan permintaan pembeliaan Menyerahkan Monthly Export Schedule Menerima permintaan pembelian atau monthly export schedule Verifikasi barang yang akan dibeli Minta persetujuan Vice GM-Opr Setuju? Seleksi supplier Mengisi slip permintaan pembelian Membuat purchase/work order Setuju? Barang dipesan

Terima & periksa barang masuk Barang diterima End Tolak barang masuk Informasi ke supplier Evaluasi kemampuan supplier Pembelian rutin

Pembelian tidak rutin/ penting/harga diluar perkiraan Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya


(76)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Supply Chain

Pengertian supply chain berkembang sejalan dengan perkembangan bisnis

dan teknologi informasi yang dimanfaatkan dalam proses bisnis khususnya yang berkaitan dengan mata rantai informasi, transportasi barang dan finansial mulai dari pemasok (suppliers) sampai pada produser (manufacturing activities) hingga

para pelanggan dan sebaliknya. Supply chain didefinisikan sebagai serangkaian

proses bisnis dan informasi yang berkenaan dengan penyediaan produk atau bahan ataujasa mulai dari para pemasok melalui proses manufaktur dan distribusi sampai kepada para pelanggan. Definisi di atas memperlihatkan interaksi antara logistik, proses manufaktur dan pemasaran. Bahan baku dibeli, dan disimpan di gudang, dari bahan tersebut produk dibuat pada satu atau lebih unit

manufacturing, kemudian diangkut ke gudang produksi (warehouses) dan

selanjutnya diangkut ke gudang distribusi untuk dijual ke retailer atau para pelanggan (Sinulingga, 2010).


(77)

Supplier Manufacturer Distributor

Customers

Total satisfaction with quality,price, delivery, and service

Inventory

Package and Delivery

Warehouse

Finished GoodsComponents

Services

Storage

Materials PartsSub-assembliesServices

Information Flow

Physical Items Flow Cash Flow

Gambar 3.1. Supply ChainDiagram

Tata urutan proses dan kegiatan bisnis yang tercakup dalam supply chain

mencakup empat hal pokok yaitu:

1. Proses untuk mendapatkan/mengolah order pelanggan (customers’ orders) 2. Proses pengadaan bahan dan komponen dari suppliers

3. Proses pengolahan manufacturing produk di lantai pabrik 4. Proses pengiriman produk kepada pelanggan

3.2. Pemilihan Supplier (Pemasok)

Leenders (1985) menyatakan bahwa kinerja pemasok yang luar biasa membutuhkan komunikasi dan kerjasama yang ekstensif antara pembeli dan vendor dalam suatu periode waktu. Dalam pengakuan penuh pengadaan barang yang progresif, perusahaan membuat batasan sarana dan prasarana dari keseluruhan pemasok mereka dan memaksimalkan hasil dari vendor yang tersisa. Menggunakan vendor-vendor baru lebih mahal dan sering kali membutuhkan waktu untuk pengenalan di kedua pihak. Penggantian pemasok yang sering untuk mendapatkan harga yang lebih murah tidak akan memberikan hasil terbaik untuk


(78)

jangka waktu panjang. Upaya-upaya seperti program peningkatan kualitas, produksi yang just-in-time lebih menjanjikan, dasar-dasar kedekatan vendor

dengan pembelinya menjadi pertimbangan yang sangat penting. Upaya pengembangan pemasok yang imajinatif dan agresif dengan sumber yang telah dimiliki maupun yang baru, menjanjikan hubungan yang lebih dekat dengan vendor dan sebagai cara baru dalam pengembangan ketetapan baru. Kecocokan sistem antara pembeli dan vendor seperti sarana dan prasarana juga menjadi lebih penting untuk mempercepat waktu dari pemesanan hingga pengiriman barang.

3.2.1. Kriteria Pemilihan Pemasok

Menurut I Nyoman Pujawan (2005) pemilihan pemasok merupakan kegiatan strategis, terutama apabila pemasok tersebut akan memasok item yang akan digunakan dalam jangka panjang sebagai pemasok penting. Kriteria pemilihan adalah salah satu hal penting dalam pemilihan pemasok. Kriteria yang digunakan tentunya harus mencerminkan strategi rantai pasok maupun karakteristik dari item yang akan dipasok.

Secara umum, banyak perusahaan yang menggunakan kriteria-kriteria dasar seperti kualitas barang yang ditawarkan, harga dan ketepatan waktu pengiriman. Namun, seringkali pemilihan pemasok membutuhkan berbagai kriteria lain yang dianggap penting oleh perusahaan.

Menurut, hasil penelitian dari Dickson menjadi referensi kebanyakan penelitian yang membahas pemasok ataupun vendor. Penelitian Dikcson berdasarkan kuesioner yang dikirim ke 273 agen dan manajer pembelian yang


(1)

Perkalian Bobot Global Kriteria dengan Skala Liberatore Tabel L9.1. Perkalian Bobot Kriteria dengan Skala Liberatore

Responden 1

Kriteria Alternatif

S1 S2 S3 S4 S5

Pengalaman Bermitra 0,101 0,101 0,051 0,025 0,051 Kemampuan Teknis 0,092 0,047 0,047 0,023 0,047 Garansi dan Klaim 0,094 0,094 0,048 0,048 0,094

Responden 2

Kriteria Alternatif

S1 S2 S3 S4 S5

Pengalaman Bermitra 0,101 0,051 0,051 0,051 0,051 Kemampuan Teknis 0,047 0,092 0,023 0,047 0,023 Garansi dan Klaim 0,048 0,048 0,024 0,048 0,024

Responden 3

Kriteria Alternatif

S1 S2 S3 S4 S5

Pengalaman Bermitra 0,101 0,051 0,051 0,025 0,025 Kemampuan Teknis 0,092 0,047 0,023 0,023 0,023 Garansi dan Klaim 0,094 0,048 0,024 0,012 0,024

Responden 4

Kriteria Alternatif

S1 S2 S3 S4 S5

Pengalaman Bermitra 0,101 0,051 0,025 0,012 0,025 Kemampuan Teknis 0,047 0,023 0,023 0,047 0,023 Garansi dan Klaim 0,094 0,048 0,024 0,024 0,024

Responden 5

Kriteria Alternatif

S1 S2 S3 S4 S5

Pengalaman Bermitra 0,101 0,051 0,025 0,007 0,025 Kemampuan Teknis 0,092 0,047 0,023 0,023 0,023 Garansi dan Klaim 0,917 0,024 0,024 0,012 0,048

Responden 6

Kriteria Alternatif

S1 S2 S3 S4 S5

Pengalaman Bermitra 0,048 0,024 0,024 0,024 0,024 Kemampuan Teknis 0,092 0,047 0,047 0,011 0,023 Garansi dan Klaim 0,048 0,048 0,048 0,024 0,024


(2)

Perhitungan Fungsi Tujuan dengan Menggunakan LINGO 14.0 Fungsi Tujuan Minimasi Persentase Kualitas Bahan Baku yang Tidak Baik

(Z2)

Gambar L10.1. Fungsi Tujuan Minimasi Persentase Kualitas Bahan Baku yang Tidak Baik (Z2)


(3)

Fungsi Tujuan Minimasi Keterlambatan Pengiriman Z3

Gambar L10.2. Fungsi Tujuan Minimasi Keterlambatan Pengiriman (Z3)


(4)

Gambar L10.3. Fungsi Tujuan Minimasi Deviasi Pengalaman Bermitra (Z4)

Fungsi Tujuan Minimasi Deviasi Kemampun Teknis (Z5)

Gambar L10.4. Fungsi Tujuan Minimasi Deviasi Kemampun Teknis (Z5)


(5)

(6)