Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
berbeda, yaitu: Pertama, Blue World Dunia Biru. Dalam dunia ini, corporate is the king. Perusahaan corporate menginginkan pekerja yang
terbaik dan berpengalaman dalam bidangnya. Perusahaan besar yang memakai sistem korporasi selalu mendorong kemajuan para pekerjanya
supaya pekerjanya terus memiliki inovasi dan berkembang. Meskipun perusahaan coorporate menawarkan gaji yang tinggi, bonus, dan jaminan
dalam jangka panjang, namun hanya 10 responden yang menganggap bahwa dunia ini adalah dunia kerja yang mereka inginkan. Kedua, Green
World Dunia Hijau. Perusahaan yang masuk ke dalam kategori ini adalah perusahaan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap terhadap lingkungan,
kesadaran sosial, dan memikirkan kembali tujuan dan nilai dari usaha meraka. 53 responden memilih green world sebagai dunia yang ideal untuk bekerja.
Ketiga, Orange World Dunia Jingga. Dalam dunia ini, small is beautiful. Perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam dunia jingga akan terpecah
menjadi bagian yang lebih longgar, namun terhubung dengan teknologi. Responden yang memilih dunia jingga sebagai dunia berkerja yang ideal
sebesar 37 Maria Hudaibyah Azzahra, 2012. Banyaknya lowongan pekerjaan di bidang akuntansi yang memiliki
peluang besar bagi lulusan akuntansi untuk berkiprah atau berkarir di bidang tersebut. Tetapi tidak bisa dipungkiri banyak juga mahasiswa lulusan
akuntansi yang tidak bekerja dalam bidang akuntansi, justru memilih pekerjaan di luar bidang akuntansi misalnya menjadi tour guide, guru bahasa
inggris, customer service, bengkel, dan lain-lain. Hal ini tentunya tidak sesuai ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan.
Pendidikan akuntansi pada perguruan tinggi bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memenuhi standar kualitas sebagai asisten
akuntan dan akuntan. Diharapkan nantinya para lulusan pendidikan akuntansi dapat menjadi tenaga ahli yang siap menghadapi keadaan
praktik akuntansi dan sebagai pekerja intelektual knowledge worker yang dapat memberikan dukungan pada pekerja intelektual lainnya. Para lulusan
ini berusaha membekali dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan yang terus menerus berkembang dan diharapkan dapat mengantisipasi
perubahan-perubahan yang terjadi di masa datang Bensinger et.al, 1999 dalam
Anna Kania Widiatami 2013 : 2
. Dalam menentukan pekerjaan mahasiswa masih terpengaruh oleh
informasi yang diberikan oleh orang lain sehingga informasi yang disampaikan akan mempengaruhi keputusan pemilihan pekerjaan. Jika
informasi tentang pekerjaan yang diberikan bersifat positif framing positive mahasiswa akan menerima pekerjaan tersebut dan sebaliknya jika informasi
yang diberikan bersifat negatif framing negative mahasiswa akan lebih selektif lagi untuk menerimanya. Pembingkaian framing sangat besar
pengaruhnya bagi mahasiswa yang belum memiliki pengalaman di dunia nyata untuk mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan
terjadi di masa yang akan datang. Kemungkinan-kemungkinan yang telah ter- framing tersebutlah yang kemudian akan dijadikan pertimbangan untuk
mengambil keputusan. Pengaruh framing ini dapat dilihat dalam dunia nyata ketika terjadi open
recruitment terutama perusahaan-perusahaan besar seperti Pertamina, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Petrolium, Chevron
Corporation, dan lain-lain akan banyak pendaftarnya. Hal ini karena
perusahaan-perusahaan tersebut sudah memiliki pembingkaian framing yang positif sehingga banyak mahasiswa maupun job sekeers lainnya yang
berbondong-bondong untuk mendaftar. Bahkan jika terdapat lowongan pekerjaan yang benefitnya melebihi perusahaan-perusahaan tersebut tidak
akan berpengaruh secara signifikan terhadap pendaftarnya karena pembingkaiannya tidak sekuat perushaan-perusahaan di atas.
Di sisi lain pengaruh kelompok groupthink juga mempengaruhi keputusan dalam memilih pekerjaan, seperti kelompok bermain, belajar,
maupun lingkungan tempat tinggal. Banyaknya mahasiswa yang hanya sekedar mengikuti orang lain akan berdampak pada keberlangsungan
pekerjaannya. Contohnya pada akhir tahun 2014 ketika terdapat open recruitment Calon Pegawai Negeri Sipil CPNS, banyak mahasiswa yang
berbondong-bondong mendaftar. Padahal awalnya tidak memiliki ketertarikan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil PNS tetapi karena banyak yang
mendaftar akhirnya terpengaruh untuk mendaftar. Biasanya mereka hanya mengandalkan
keberuntungan dan
mengikuti lingkungan
tanpa memperhatikan spesifikasi dan kemampuan individunya yang dimiliki
terhadap lowongan pekerjaan tersebut. Hal tersebut biasanya jika diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil PNS tidak akan bekerja secara maksimal
sesuai kemampuannya tetapi bekerja semaunya sendiri karena memilih pekerjaan tidak berasal dari minat dan kemampunnya.
Menurut hasil tracer study yang dilakukan Dhyah Setyorini et al. 2012 : 4 terhadap profil lulusan Prodi Akuntansi pada tahun 2010 memfokuskan
pada kesesuaian kurikulum dengan dunia kerja. Hasil kajian menunjukkan bahwa hanya 8,82 yang belum bekerja. Alumni yang bekerja di luar Pulau
Jawa sebanyak 11,76 dan sisanya sebanyak 88,24 bekerja menyebar di Pulau Jawa. Bidang pekerjaan Alumni Prodi Akuntansi antara lain: 67,65
bekerja sebagai karyawan swasta di perusahaan swasta, 14,7 bekerja sebagai PNSkaryawan BUMN, dan sisanya 8,82 bekerja sebagai
wiraswasta wirausaha mandiri. Adapun rincian sektor pekerjaan adalah sebagai berikut: 16,3 bekerja di sektor perbankan dan keuangan, 9,68
bekerja di sektor pemerintahan, 19,35 bekerja di sektor informasi dan teknologi IT, komunikasi dan manufaktur, dan sisanya 54,84 bekerja di
sektor perdagangan. Lulusan Prodi Akuntansi UNY sebagian besar 71 ditempatkan pada
bagian yang sesuai dengan kompetansi utama yang dimiliki. Sisanya 29 alumni ditempatkan pada bagian yang tidak sesuai dengan kompetensi utama
yang dimiliki oleh lulusan prodi Akuntansi UNY Dhyah Setyorini et al. 2012 : 12. Dalam data tersebut sebanyak 29 Alumni Prodi Akuntansi tidak
bekerja sesuai ilmu yang didapatkan selama perkuliahan, sehingga perlu mempelajari ilmu baru untuk beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan dan
ilmu pengetahuan. Menurut Dhyah Setyarini et al. 2012 :14-18, kompetensi yang paling di
butuhkan oleh alumni di dunia kerja adalah kompetensi akuntansi keuangan dan penguasaan teknologi informasi khususnya panguasaan software. Hasil
ini dibuktikan dengan 77 responden merasa membutukan kompetensi
akuntansi keuangan dan 92 responden merasa membutuhkan pengusaaan software untuk melakukan pekerjaan mereka. Alumni Prodi Akuntansi
merasa terkendala sebanyak 23 dalam menghadapi dunia pekerjaan karena kompetensinya belum sesuai yang dibutuhkan perusahaan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Direktur PwC Consulting Indonesia, Malcolm Foo, diharapkan divisi SDM di perusahaan-perusahaan dapat
menyiapkan strategi yang tepat untuk menarik perhatian gen Y yang lahir pada tahun 1980-1995 untuk bekerja di perusahaan mereka. Beberapa hal
yang dapat bagian SDM lakukan adalah: 1 menciptakan sistem yang fleksibel
dengan memanfaatkan
teknologi supaya
pekerja dapat
menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan pekerjaannya ; 2 meningkatkan transparasi tentang gaji, promosi, dan penghargaan ; 3 membangun rasa
kebersamaan, meningkatkan kerja sama tim, penghargaan, dan dukungan kepada pekerja ; 4 mempertimbangkan penugasaan ke luar negeri karena
generasi Y menyukai petualangan. Dapat disimpulkan bahwa divisi SDM yang berorientasi jauh ke depan akan mempertimbangkan berbagai skenario
yang berbeda yang mungkin terjadi di masa depan Maria Hudaibyah Azzahra, 2012.
Rahayu et al. 2003 melakukan penelitian mengenai persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan karir
pekerjaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih karir
pekerjaan yang akan dijalaninya. Faktor-faktor tersebut antara lain:
penghargaan finasial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas.
Keputusan pemilihan pekerjaan berkaitan erat dengan karir yang akan ditempuh. Setiap pekerjaan memiliki jenjang karir berbeda-beda, ada yang
cepat dan ada yang lama, tergantung jenis pekerjaan yang akan diambil. Jenis pekerjaanpun juga memiliki risiko yang berbeda, semakin tinggi risiko
semakin besar gaji yang akan diperoleh. Mahasiswa yang fresh graduate biasanya masih bingung dalam mentukan pekerjaan yang sesuai dengan
dirinya, karena pengalaman yang dimilikinya masih sedikit.
Dari latar belakang tersebut sehingga penulis mengambil judul “Pengaruh Framing dan Groupthink terhadap Keputusan Pemilihan Pekerjaan
Studi Empiris pada Mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
”