Autokorelasi Multikolinieritas Pengaruh Keahlian Audit X Pengaruh Independensi X

53 Berdasarkan hasil uji asumsi klasik dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0 For Windows. diperoleh hasil sebagai berikut

1. Autokorelasi

Dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series, sehingga untuk Uji Autokorelasi tidak dilakukan Gujarati, 1999 : 201.

2. Multikolinieritas

Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikoliniaritas adalah dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF Variance Inflation Factor 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas Ghozali, 2002 : 57-59 Berdasarkan hasil Uji Multikolinieritas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0., dapat dilihat pada tabel 4.8, sebagai berikut Tabel 4.8. Hasil Uji Multkolinieritas Variabel VIF Keterangan Keahlian Audit X 1 1,059 Bebas Multikolinieritas Independensi X 2 1,187 Bebas Multikolinieritas Kompetensi X 3 1,242 Bebas Multikolinieritas Sumber : Lampiran 10 Berdasarkan pada tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas X yang digunakan dalam penelitian ini baik X 1 , X 2, dan X 3 mempunyai nilai VIF Variance Inflation Factor lebih kecil 54 dari 10, dan sesuai dengan dasar analisis yang digunakan, hal ini berarti bahwa dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas.

3. Heteroskedastisitas

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas adalah dengan uji korelasi rank spearman Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig 2-tailed 0,05, maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas Heteroskedastisitas Santoso, 2001 : 161 Berdasarkan hasil Uji Heteroskedastisitas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0., dapat dilihat pada tabel 4.9, sebagai berikut Tabel 4.9. Hasil Uji Heteroskedastisitas : Variabel Probabilitas Sig 2 - tailed Keterangan Keahlian Audit X 1 0,600 Bebas Heteroskedastisitas Independensi X 2 0,537 Bebas Heteroskedastisitas Kompetensi X 3 0,979 Bebas Heteroskedastisitas Sumber : Lampiran 11 Berdasarkan pada tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas X yang digunakan dalam penelitian ini baik X 1 , X 2, dan X 3 , mempunyai nilai Sig 2-tailed lebih besar dari 0,05, dan sesuai dengan dasar analisis yang digunakan, hal ini berarti bahwa dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual 55 satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas Heteroskedastisitas. Setelah dilakukan Uji Asumsi Klasik tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi linier dalam penelitian ini, bebas dari asumsi dasar klasik tersebut, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t yang akan dilakukan dalam penelitian ini tidak akan bias atau sesuai dengan tujuan penelitian.

4.3.3. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil dari hasil olah data dengan alat bantu komputer yang menggunakan program SPSS.16.0, dapat dilihat pada tabel 4.10, sebagai berikut Tabel 4.10. Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda Unstandardized Coefficients Model B Std. Error Constant 3,865 1,500 Keahlian Audit X 1 0,208 0,049 Independensi X 2 0,323 0,071 1 Kompetensi X 3 -0,300 0,060 Sumber : Lampiran. 10 Berdasarkan pada 4.10. di atas dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut : Y = 3,865 + 0,208 X 1 + 0,323 X 2 - 0,300 X 3 Dari model persamaan regresi linier tersebut di atas, dapat diinterprestasikan, sebagai berikut : Konstanta β 56 Nilai konstanta β sebesar 3,865 menunjukkan bahwa, apabila variabel keahlian audit, independensi, dan kompetensi konstan maka besarnya nilai kualitas audit yaitu sebesar 3,865 satuan Koefisien β 1 Untuk Variabel Keahlian Audit X 1 Besarnya nilai koefisien regresi β 1 sebesar 0,208, nilai β 1 yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara kualitas audit Y dengan keahlian audit X 1 yang artinya jika keahlian audit X 1 naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai kualitas audit Y akan naik sebesar 0,208 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan. Koefisien β 2 Untuk Variabel Independensi X 2 Besarnya nilai koefisien regresi β 2 sebesar 0,323, nilai β 2 yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara kualitas audit Y dengan independensi X 2 yang artinya jika independensi X 2 naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai kualitas audit Y akan naik sebesar 0,323 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan. Koefisien β 3 Untuk Variabel Kompetensi X 3 Besarnya nilai koefisien regresi β 3 sebesar -0,300, nilai β 3 yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara kualitas audit Y dengan kompetensi X 3 yang artinya jika kompetensi X 3 naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai kualitas audit Y akan turun sebesar 0,300 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan.

4.3.4. Uji Hipotesis

57

4.3.4.1. Uji Kesesuaian Model

Uji Kesesuaian model ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh keahlian audit, independensi dan kompetensi terhadap kualitas audit Dari hasil Uji Kesesuaian Model dengan menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS.16.0, For Windows mengenai analisis hubungan kesesuaian, dapat dilihat pada tabel 4.11, sebagai berikut Tabel 4.11. Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 238,253 3 79,418 15,286 0,000 Residual 109,107 21 5,196 1 Total 347,360 24 Sumber ; Lampiran. 10 Berdasarkan pada tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai F hitung sebesar 15,286 dengan tingkat taraf signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka H ditolak dan H 1 diterima yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh keahlian audit, independensi dan kompetensi terhadap kualitas audit Dari hasil pengujian juga diperoleh nilai R square yang dapat dilihat pada tabel 4.12, sebagai berikut: Tabel. 4.12 : Koefisien Determinasi R square R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 0,828 0,686 0,641 2,279 - Sumber ; Lampiran. 10 Berdasarkan tabel 4.12 di atas menunjukkan besarnya nilai koefisien Determinasi R square R 2 sebesar 0,686, hal ini menunjukkan 58 bahwa perubahan yang terjadi pada variabel kualitas audit sebesar 68,6 dipengaruhi oleh variabel keahlian audit, independensi dan kompetensi, sedangkan sisanya 31,4 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model.

4.3.4.2. Uji t

Dari hasil pengujian dengan menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS.16.0, For Windows mengenai analisis hubungan secara parsial, dapat dilihat pada tabel 4.13, sebagai berikut : Tabel 4.13 : Hasil Analisis Varians Hubungan Secara Parsial Variabel t hitung Sig Keterangan Keahlian Audit X 1 4,226 0,000 Berpengaruh Signifikan Independensi X 2 4,551 0,000 Berpengaruh Signifikan Kompetensi X 3 -5,002 0,000 Berpengaruh Signifikan Sumber ; Lampiran. 10 Berdasarkan dari tabel 4.13 di atas dapat diinterprestasikan, yaitu sebagai berikut :

1. Pengaruh Keahlian Audit X

1 Secara Parsial terhadap Kualitas Audit Y Berdasarkan tabel 4.13 di atas menunjukkan besarnya nilai t hitung sebesar 4,226, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka H ditolak dan H 1 diterima yang berarti keahlian audit secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

2. Pengaruh Independensi X

2 Secara Parsial terhadap Kualitas Audit Y 59 Berdasarkan tabel 4.13 di atas menunjukkan besarnya nilai t hitung sebesar 4,551, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka H ditolak dan H 1 diterima yang berarti independensi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

3. Pengaruh Kompetensi X