Asas-Asas Di Dalam PTUN

17 tindakan pemerintah yang dianggap melanggar hak-hak masyarakat. Tujuan pembentukan PTUN adalah: 35 1. Memberikan perlindungan terhadap hak-hak rakyat yang bersumber dari hak-hak individu; 2. Memberikan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat yang didasarkan kepada kepentingan bersama dari individu yang hidup dalam masyarakat tersebut. Tujuan tersebut di atas kemudian ditampung dalam Penjelasan Umum Angka ke-1 UU PTUN.

2.2 Asas-Asas Di Dalam PTUN

Terkait dengan tujuan dan fungsi PTUN, maka sangat jelas bahwa PTUN sebagai lembaga peradilan memiliki asas-asas yang menjadi prinsip dasar di dalamnya. Berdasarkan tujuan dan fungsi PTUN sebagaimana diutarakan pada Sidang Paripurna DPR RI saat pembahasan RUU PTUN tanggal 29 April 1986, yaitu mencakup: 36 a. Memberikan perlindungan terhadap hak-hak rakyat yang bersumber dari hak-hak individu; b. Memberikan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat yang didasarkan kepada kepentingan bersama dari individu yang hidup dalam masyarakat tersebut. 35 W. Riawan Tjandra, Op.cit, h. 1. 36 Situmorang, Victor dan Soedibyo, Op.cit, h. 9-10. 18 Maka diperoleh asas-asas dalam PTUN yang menjadi pedoman bagi penegak hukum dalam menjalankan tugasnya di lembaga peradilan ini. Asas-asas tersebut mencakup: a. Asas keaktifan hakim Pasal 58, Pasal 63 ayat 1 dan 2, Pasal 80 dan Pasal 85 UU PTUN, dalam proses persidangan hakim harus berperan aktif guna memperoleh suatu kebenaran yang besifat materil; 37 b. Asas praduga rechtmatig Pasal 67 ayat 1 UU PTUN, yaitu asas yang membenarkan tindakan penguasa sampai ada pembatalan, dengan kata lain gugatan tidak menunda pelaksanaan KTUN yang digugat; 38 c. Asas peradilan cepat, murah dan sederhana; 39 d. Asas kompetensi, yaitu asas yang memberikan kewenagan mengadili. Sehingga PTUN hanya mengadili sengketa TUN; 40 e. Asas pembuktian bebas Pasal 107 UU PTUN dan dibatasi oleh Pasal 100 UU PTUN, hakim yang menetapkan beban pembuktian; f. Asas objektifitas Pasal 78 dan Pasal 79 UU PTUN, dalam mengadili sengketa TUN dalam pengadilan, hakim harus objektif. Sehingga, jika terdapat hakim yang memiliki hubungan keluarga dengan salah satu pihak yang terlibat sengketa maka wajib mengundurkan diri; g. Asas putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan mengikat erga omnes Pasal 115 UU PTUN. Sengketa TUN termasuk dalam sengketa diranah hukum publik, sehingga akibat hukum yang timbul 37 Rozali Abdullah, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta, 1992, h. 3. 38 Ibid, h. 4. 39 Ibid, h. 5. 40 Ibid. 19 dari putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, akan mengikat tidak hanya para pihak yang bersengketa namun berdasarkan asas putusan tersebut akan mengikat siapa saja; 41 h. Asas-asas umum pemerintahan yang baik selanjutnya disebut AAUPB: 1 Asas kepastian hukum; KTUN harus dianggap benar menurut hukum dan karenanya dapat dilaksanakan demi kepastian hukum selama belum dibuktikan sebaliknya sehingga akhirnya dinyatakan bersifat melawan hukum oleh Pengadilan TUN. 42 2 Asas keseimbangan; dalam lapangan hukum administrasi negara perlu diciptakan keseimbangan kepentingan aparatur pemerintahnegara dalam penyelenggaraan tugas-tugasnya dengan kepentingan pihak administrable yang menanggung akibat hukum ditimbulkan oleh perbuatan aparatur pemerintahnegara baik dalam bentuk kerjasama maupun dalam bentuk sepihak. 43 3 Asas bertindak cermat; menghendaki supaya badan atau pejabat administrasi negara senantiasa bertindak secara hati-hati agar tidak menimbulkan kerugian bagi warga masyarakat. 44 4 Asas keadilan dan kewajaran; alat administrasi negara aparatur negaraaparatur pemerintah dalam mengambil keputusanketetapan tidak boleh melampaui batas keadilan dan kewajaran. 45 41 W. Riawan Tjandra, Teori dan Praktik Peradilan Tata Usaha Negara, Penerbit Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, 2015, h. 11. 42 Eny Kusdarini, Dasar-Dasar Hukum Administrasi Negara dan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, Penerbit UNY Press, Yogyakarta, 2011, h. 154. 43 Ibid, h. 155. 44 Sibuea, Hotma P., Asas Negara Hukum, Peraturan Kebijaksanaan dan Asas-Asas Umum Pemrintahan Yang Baik, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2010, h. 160. 20

2.3 Subjek dan Objek Sengketa TUN

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA YANG TELAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP TETAPI TIDAK DILAKSANAKAN OLEH PEJABAT TATA USAHA NEGARA

0 4 17

UPAYA PENYELESAIAN PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA YANG TIDAK DAPAT DILAKSANAKAN SECARA SEMPURNA DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PADANG.

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Akibat Hukum Tidak Dilaksanakan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara T1 312012054 BAB I

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Akibat Hukum Tidak Dilaksanakan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara T1 312012054 BAB IV

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Akibat Hukum Tidak Dilaksanakan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara

0 0 20

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Putusan Pengadilan yang Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap: Studi Kasus Pelaksanaan Putusan Pengadilan Negeri Pemalang No. 08Pdt.G2003PN.Pml T1 BAB II

0 2 34

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Putusan Pengadilan yang Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap: Studi Kasus Pelaksanaan Putusan Pengadilan Negeri Pemalang No. 08Pdt.G2003PN.Pml T1 BAB I

0 0 13

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Yuridis Putusan HakimTerkait dengan Esensi Utang dalam Putusan Kepailitan T1 BAB II

0 1 56

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Putusan Pengadilan yang Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap: Studi Kasus Pelaksanaan Putusan Pengadilan Negeri Pemalang No. 08Pdt.G2003PN.Pml T1 BAB III

0 0 2

TINJAUAN HUKUM PUTUSAN SELA DALAM BENTUK SCHORSING PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

0 0 31