21
3. Peran BK sebagai alat kelengkapan DPR Menurut UU Nomor 27
Tahun 2009
Mengingat pengalaman dimasa lalu, dimana Dewan Kehormatan tidak berjalan dengan efektif, Badan Kehormatan BK selanjutnya dijadikan sebagai
alat kelengkapan DPR yang bersifat tetap. Perubahan terminologi dari Dewan Kehormatan menjadi Badan Kehormatan disesuaikan dengan Pasal 123 - Pasal
129 UU Susduk UU Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD, yang mencantumkan Badan Kehormatan sebagai
salah satu alat kelengkapan DPR.
11
Dalam Pasal 123 UU Susduk dinyatakan bahwa: “Badan Kehormatan dibentuk oleh DPR dan merupakan alat
kelengkapan DPR yang bersifat tetap.”
Lebih lanjut dalam Pasal 124 ayat 1 UU Susduk dinyatakan bahwa susunan keanggotaan BK ditetapkan oleh DPR sendiri dengan memperhatikan
perimbangan dan pemerataan tiap fraksi pada permulaan masa keanggotaan DPR dan permulaan tahun sidang.
11
T.A Legowo, Lembaga Perwakilan Rakyat diIndonesia, Penerbit FORMAPPI, Jakarta, 2005, h.103-104.
22
Lebih lanjut dinyatakan dalam ayat selanjutnya Pasal 124 ayat 2 bahwa anggota BK berjumlah 11 sebelas orang dan ditetapkan dalam rapat paripurna
dalam rapat paripurna pada permulaan masa keanggotaan DPR dan pada permulaan tahun sidang.
Dalam Pasal 127 dinyatakan bahwa: 1
Badan Kehormatan bertugas melakukan penyelidikan dan verifikasi pengaduan terhadap anggota karena:
a. Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79;
b. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan
tetap sebagai anggota DPR selama 3 tiga bulan berturut-turut tanpa keterangan apapun;
c. Tidak menghadiri rapat parpurna dan atau rapat alat kelengkapan DPR
yang menjadi tugas dan kewajibannyasebanyak 6 enam kali berturut- turut tanpa alasan yang sah;
d. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon anggota DPR sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD; dan atau
e. Melanggar ketentuan larangan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini. 2
Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Badan Kehormatan melakukan evaluasi dan penyempurnaan peraturan DPR tentang kode etik
DPR. 3
Badan Kehormatan berwenang memanggil pihak terkait dan melakukan kerja sama dengan lembaga lain.
4 Badan Kehormatan membuat laporan kinerja pada akhir masa keanggotaan.
Tugas BK lainnya diatur dalam Pasal 128 yang menyatakan bahwa: “Badan Kehormatan menyusun rancangan anggaran untuk pelaksanaan tugasnya
sesuai dengan kebutuhan, yang selanjutnya disampaikan kepada Badan Urusan Rumah Tangga BURT.”
Namun, dengan hadirnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD yang kemudian diperbarui menjadi UU Nomor 42
Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014
23
Tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD UU MD3 saat ini telah mengganti BK sebagai alat kelengkapan DPR menjadi Mahkamah Kehormatan Dewan MKD.
4. Tujuan Hadirnya MKD Sebagai Alat Kelengkapan DPR yang Baru