D. MANFAAT PENELITIAN
Dengan diadakannya penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, baik itu bagi akademik dan bagi pihak lain. Adapun
manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Akademik
Dapat menambah kepustakaan dan dapat memberikan masukan dibidang perpajakan, khususnya mengenai prosedur pemungutan Pajak Bumi dan
Bangunan. 2. Bagi Pihak Lain
Dapat memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan.
E. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian Pembayaran
pajak merupakan
perwujudan dari
kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-
sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-undang perpajakan, membayar
pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap
pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Salah satu pajak yang diteliti dalam tugas akhir ini adalah Pajak Bumi dan Bangunan.
Namun demikian, dalam pemungutannya ada prosedur yang harus dilalui oleh setiap wajib pajak dan petugas pemungut pajak, sehingga tidak
terjadi benturan kepentingan antara wajib pajak dan petugas pajak. 2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali. 3. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yaitu data yang
dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. b. Sumber Data
Menurut Loefland dalam Moloeng 2002: 112 menyatakan bahwa “Sumber data yang pertama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata
dan tindakan yang selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.
1 Sumber Data berasal dari: a Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang
diteliti mengenai data-data yang berhubungan langsung dengan Pajak Bumi dan Bangunan di wilayah Kabupaten Boyolali.
b Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dengan mempelajari buku-buku, literatur, makalah, Undang-
Undang Perpajakan yang berlaku dan buku-buku yang terkait dengan penulisan.
2 Sumber Data diambil dari: a Informan yaitu orang yang dipandang mengetahui permasalahan
yang akan dikaji dan bersedia memberikan informasi. b Dokumen merupakan sumber data yang memiliki posisi penting
dalam penelitian kualitatif. Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas,
tetapi juga berupa gambaran atau benda peninggalan yang berhubungan dengan suatu peristiwa tertentu.
4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah: a. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda dan sebagainya Arikunto 2000: 106. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang sistem
pengenaan PBB. b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang segala sesuatu kepada informan untuk
memperoleh informasi yang diharapkan. Teknik wawancara ini digunakan untuk melengkapi data dari metode dokumentasi.
c. Observasi Observasi adalah pengamatan langsung suatu objek yang akan diteliti
dalam waktu singkat dan bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai objek penelitian. Observasi dilakukan penulis dengan
mengamati bagaimana Sistem Pengenaan PBB. d. Metode Pustaka
Metode pustaka yaitu peneliti menggunakan sumber-sumber pustaka atau literatur. Metode ini sebagai pelengkap dalam pembuatan Tugas Akhir
sebagaimana tiga metode yang sebelumnya. 5. Pembahasan Analisis
Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan cara deskripsi yaitu metode analisis data dengan cara memberikan gambaran, penjelasan,
pengelompokan data atau memilih data kemudian dibandingkan dengan teori yang digunakan untuk memecahkan masalah. Kemudian dibandingkan antara
fakta yang ada dengan teori atau menganalisis fakta yang ada dengan teori, kemudian ditarik suatu kesimpulan.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PROSEDUR
Prosedur adalah rangkaian metode yang telah mejadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan Wursanto, 1991:
20. Menurut Mulyadi 2001: 5 prosedur adalah suatu urutan kegiatan
klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan
yang terjadi berulang-ulang. Sedangkan menurut Moekijat 1989: 194, ciri-ciri prosedur meliputi:
1. Prosedur harus didasarkan atas fakta-fakta yang cukup mengenai situasi tertentu, tidak didasarkan atas dugaan-dugaan atau keinginan.
2. Suatu prosedur harus memiliki stabilitas, akan tetapi masih memiliki fleksibilitas. Stabilitas adalah ketentuan arah tertentu dengan perubahan yang
dilakukan hanya apabila terjadi perubahan-perubahan penting dalam fakta- fakta yang mempengaruhi pelaksanaan prosedur. Sedangkan fleksibilitas
digunakan untuk mengatasi suatu keadaan darurat dan penyesuaian kepada suatu kondisi tertentu.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat di simpulkan bahwa prosedur adalah suatu urutan kegiatan yang telah menjadi pola tetap dalam
9
melaksanakan kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang didasarkan pada fakta-fakta dan tidak ketinggalan
jaman.
B. PAJAK
1. Pengertian Pajak Menurut Soemitro dalam Mardiasmo 2009: 1 yang dimaksud dengan
pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal kontraprestasi
yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk pengeluaran umum. Menurut Soemahamidjaja dalam Santoso 1981:
34 dalam desertasinya yang berjudul pajak berdasarkan asas gotong royang, Pajak
adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-
barang jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Dari kedua pengertian pajak di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pajak adalah iuran wajib masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan tanpa mendapatkan kontraprestasi secara langsung, dan apabila ada dari
masyarakat yang tidak melunasinya maka dikenakan sanksi oleh negara. 10
2. Sistem Pemungutan Pajak a. Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
wajib pajak, adapun ciri-ciri Official Assessment System: 1 Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus. 2 Wajib pajak bersifat pasif.
3 Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
b. Self Assessment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang, adapun ciri-ciri Self Assessment System :
1 Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak sendiri.
2 Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.
3 Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. c. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan
untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. 11
Cirinya adalah wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.
3. Pedoman Pemungutan Pajak Menurut Adam Smith dalam Suandy 2002: 64 mengajarkan tentang
asas-asas pemungutan pajak yang dikenal dengan nama Four Cannons atau The Four Maxim dengan uraian sebagai berikut:
a. Equity dan Equality Pembebanan pajak diantara subjek pajak hendaknya seimbang dengan
kemampuannya, yaitu seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya dibawah perlindungan pemerintah. Dalam hal Equality ini tidak
diperbolehkan suatu negara mengadakan diskriminasi diantara sesama wajib pajak. Dalam keadaan yang sama wajib pajak harus diperlakukan
sama dan dalam keadaan berbeda wajib pajak harus diperlakukan berbeda. b. Certainty
Pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus jelas dan tidak mengenal kompromi kompromis not arbitrary. Dalam asas ini kepastian hukum
yang diutamakan adalah mengenal subjek pajak, objek pajak, tarif pajak dan ketentuan mengenai pambayarannya.
c. Convenienci of Payment Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib pajak,
yaitu saat sedekat-dekatnya dengan saat diterimanya penghasilan atau keuntungan yang dikenakan pajak.
d. Economic of Collection Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat seefisien mungkin,
jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari penerimaan itu sendiri. Karena tidak ada artinya pemungutan pajak kalau biaya yang
dikeluarkan lebih besar dari penerimaan pajak yang akan diperoleh Suandy, 2002: 27-28.
C. PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PBB