commit to user
5.
Overall
Dari aroma dapat diketahui bahwa konsentrasi penambahan gula pada selai memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap penerimaan
secara keseluruhan terhadap tiga penambahan gula pada selai yang memiliki konsentrasi yang berbeda. Penambahan gula 150 gr beda nyata
dengan dengan penambahan gula 175 gr dan 200 gr. penambahan gula 175 gr tidak beda nyata dengan penambahan gula 200 gr. Dari hasil data SPSS
mengenai nilai tertinggi
overall
yang meliputi warna, rasa, tekstur, aroma yaitu pada penambahan gula 150 gr dengan nilai 3,56
b
. Dengan konsentrasi takaran daging buah sawo 500 gr, gula 150 gr, air 30 ml, vanili
1 gr dan jeruk nipis 20 gr. Berdasarkan hasil analisis sensori selai sawo formulasi yang paling disukai konsumen yaitu formulasi dengan
penambahan gula 150 gr.
C. Kandungan Vitamin C
Selain analisis sensori, proses produksi ini juga dilakukan analisis kimia untuk mengetahui kandungan vitamin C pada selai sawo. Hasil analisis
vitamin C dalam selai sawo dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil analisis kadar vitamin C pada selai sawo
Analisis Hasil
Vitamin C mg 11,73 mg 100 bahan
Sumber : Hasil Uji Vitamin C Dari hasil analisis kadar vitamin C dapat diketahui bahwa rerata kadar
vitamin C pada sawo adalah 11,73 mg100 gr bahan. Menurut Fatimah 1996, kadar vitamin C pada buah sawo adalah 14,17 mg100 gr bahan.
Berkurangnya vitamin C pada produk selai disebabkan oleh pemanasan, pemanasan terjadi akibat dari pemasakan selai. Vitamin C juga berperan
dalam menghambat reaksi oksidasi yang berlebihan dalam tubuh serta berperanan penting dalam menangkal berbagai penyakit, oksidasi adalah
interaksi antara molekul oksigen dan semua zat yang berbeda. Konsumsi
commit to user
vitamin C dalam jumlah cukup dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi,
fungsi penyerapan zat besi, yaitu untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan mengangkut elektron di dalam proses pembentukan
energi di dalam sel. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan manfaat vitamin C dalam menurunkan kadar kolesterol dan memproduksi bahan kimia
tertentu pada otak. Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol. Selain itu, tingginya kandungan antioksidan pada vitamin C juga dapat
menyapu radikal bebas yang merusak sel-sel dalam tubuh, Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan elektron
bebasnya, atau merupakan hasil pemisahan homolitik suatu ikatan kovalen.
D. Desain Kemasan
Bentuk kemasan merupakan pendukung utama yang membantu tercitanya seluruh daya tarik visual, namun tidak ada prinsip baku mengenai
hal ini, karena bentuk fisik kemasan biasanya ditentukan oleh sifat produknya, pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, pertimbangan pemanjangan, dan
cara penggunaan kemasan tersebut Wirya, 1999. a.
Bahan Dari praktek pembuatan selai sawo ini menggunakan bahan dalam
bentuk botol kaca yang mudah, praktis dan sederhana dikarenakan warna dasar selai yang mudah kelihatan dapat menggugah daya tarik pembeli.
Botol kemasan selai sawo dapat dalam Gambar 4.6
commit to user
b. Bentuk
Bentuk dari botol selai yang digunakan dalam pengemasan produk selai sawo yaitu botol kaca yang mempunyai ukuran diameter mulut 6 cm
dengan tinggi 9 cm lebar 6,8 cm tebal 2 mm dan kapasitas 250 ml. c.
Labeling Label adalah suatu tanda baik berupa tulisan, gambar atau bentuk
pernyataan lain yang disertakan pada wadah atau pembungkus yang memuat informasi tentang produk yang ada di dalamnya sebagai
keterangan penjelasan dari produk yang dikemas. Labeling ditunjukkan agar konsumen dapat memperoleh informasi tentang komposisi bahan,
kandungan zat, cara penggunaanpengolahan, masa simpancara
penyimpanan dan lain-lain dari suatu produk Agustina, 2009. Untuk
label selai sawo dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Labeling Produk
E. Analisis Ekonomi