Analisis Komoditas Tanaman Unggulan Menurut Kecamatan di Kabupaten

33 digunakan dalam upaya pengembangan sektor potensial tersebut. Untuk mengetahui potensi sektor pertanian maka digunakan alat analisis LQ yaitu untuk mengetahui sektor ekonomi tersebut termasuk dalam kategori sektor basis atau non basis, untuk mendukungnya digunakan metode Shift Share yaitu untuk mengetahui komponen Diferential Shift , dan menggunakan teknik Tipologi Klassen dapat digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan sektoral daerah.

4.1.2.1 Analisis

Location Quotien LQ Analisis Location Quotien LQ digunakan untuk mengetahui sektor- sektor ekonomi yang termasuk kedalam sektor basis basic ekonomi atau berpotensi ekspor dan yang bukan merupakan sektor basis non basic sector . Apabila hasil perhitungannya menunjukkan angka lebih dari satu LQ 1 berarti sektor tersebut merupakan sektor basis. Sebaliknya apabila hasilnya menunjukkan angka kurang dari satu LQ 1 berarti sektor tersebut merupakan sektor non basis. Hasil perhitungan Location Quotien LQ tiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung tahun 2009 selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. 34 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Loqation Qoutient Menurut Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 Sektor Kecamatan Padi Jagung Ketela Pohon Ketela Rambat Kacang Tanah Kacang Kedelai Sayuran Buah- buahan 1. Parakan 1.14 0,19 0,28 1,32 1,08 2. Kledung 0,20 1,55 0,00 1,70 0,46 3. Bansari 0,55 0,75 0,10 1,93 1,22 1,28 4. Bulu 2,17 0,80 1,39 3,32 3,10 0,84 5. Temanggung 1,92 0,62 1,09 1,63 0,04 0,50 3,67 6. Tlogomulyo 0,24 0,15 1,56 0,75 0,50 7. Tembarak 1,03 1,55 0,87 5,57 0,13 0,38 8. Selopampang 0,81 0,68 2,28 0,14 0,41 9. Kranggan 0,94 2,71 1,42 0,06 0,14 0,37 10. Pringsurat 0,43 1,02 3,91 0,08 3,95 11. Kaloran 0,89 2,15 3,28 0,19 1,43 12. Kandangan 0,80 0,64 0,46 0,04 0,21 13. Kedu 1,90 0,53 0,40 6,84 0,08 7,07 6,12 1,17 14. Ngadirejo 1,43 1,15 0,00 0,39 1,03 0,19 15. Jumo 1,04 0,69 0,89 0.03 0,26 0,59 16. Gemawang 0,73 0,95 0,00 1,77 1,02 1,06 0,46 17. Candiroto 1,02 0,29 0,06 0,19 0,26 18. Bejen 0,76 1,59 0,00 0,02 0,73 19. Tretep 0,06 1,75 0,00 0,15 1,06 20. Wonoboyo 0,93 0,60 0,70 1,88 0,74 Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung diolah Pada tabel 4.1 dapat dilihat hasil dari nilai Location Quotient tiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung tahun 2009, dapat diketahui komoditaspertanian mana saja yang termasuk kedalam sektor basis basic ekonomi atau berpotensi ekspor di tiap Kecamatan, sehingga sektor basis tiap Kecamatan sebagai berikut: Kecamatan Parakan, Bulu, Temanggung, Tembarak, Kedu, Ngadirjo, Jumo, Candiroto memiliki satu komoditas unggulan yang sama yaitu komoditas padi. Komoditas unggulan Jagung ada di Kecamatan Kledung, Tembarak, Kranggan, Pringsurat, Kaloran, Ngadirejo, Bejen dan Tretep. 35 Kecamatan yang memiliki 3 komoditas pertanian unggulan yaitu, Kecamatan Parakan, Bansari, Tembarak, Pringsurat, Kaloran, Ngadirejo, Gemawang, dua Kecamatan yang memiliki 4 komoditas unggulan yaitu, Kecamatan Bulu dan Kecamatan Temanggung. Dan yang memiliki komoditas unggulan terbanyak yaitu Kecamatan Kedu. Meskipun sektor basis merupakan sektor yang paling potensial untuk dikembangkan dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi tiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung, akan tetapi kita tidak boleh melupakan sektor non basis. Karena dengan adanya sektor basis tersebut maka sektor non basis dapat dibantu untuk dikembangkan menjadi sektor basis baru.

4.1.2.2 Analisis