Pemberian Susu Formula PENDAHULUAN

commit to user

A. Pemberian Susu Formula

Pada penelitian yang dilakukan Fitrisia 2002 yang mengamati tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian susu formula pada bayi umur 0-12 bulan menemukan sebanyuak 70 ibu mendapatkan informasi mengenai susu formula melalui iklan televisi maupun radio. Disamping itu promosi susu formula juga menggunakan petugas-petugas yang mengunjungi ibu dirumah maupun dirumah sakit dan membagi-bagikan contoh susu formula secara cuma-cuma kepada ibu. Bahkan petugas kesehatan dipengaruhi oleh pemberian hadiah, dan sebagainya. Hal tersebut juga sesuai dengan kenyataan yang peneliti temukan dilapangan saat melakukan penelitian ini. Sebagian besar alasan ibu dalam memberikan susu formula kepada bayinya adalah melanjutkan jatah susu formula yang diberikan dari rumah sakit saat mereka bersalin. Sedangkan pada penelitian Afifah 2007 yang meneliti tentang faktor yang berperan dalam kegagalan praktik pemberian ASI eksklusif menemukan salah satu faktor penguat gagalnya pemberian ASI eksklusif adalah kuatnya pengaruh ibu nenek dalam pengasuhan bayi secara non-ASI eksklusif. Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian ini, dimana pemberian susu formula juga dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat maupun pengalaman ibu nenek dimasa lalu. Saraswati 2008 yang menganalisis hubungan sosial ekonomi keluarga dan intake zat gizi dengan tinggi badan anak baru masuk sekolah TBABS commit to user dengan endemisitas GAKI di daerah endemis GAKI di Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara juga menemukan adanya hubungan yang signifikan antara pemberian susu formula dengan faktor sosial ekonomi, dimana keluarga dengan ekonomi lemah sering membuat susu formula dengan takaran yang tidak sesuai anjuran. Takaran susu formula umumnya sudah dibuat sedemikian rupa dengan memperhatikan osmolaritas tingkat kekentalan yang disesuaikan dengan kemampuan fungsi pencernaan bayi. Jika standar pengenceran itu dilanggar, maka sistem pencernaan bayi tidak bisa menerima, sehingga dapat menimbulkan berbagai gangguan pencernaan. Selain itu, fungsi pencernaan bayi juga umumnya belum optimal dan mudah terganggu jika asupan yang diterima tidak sesuai dengan kemampuannya.

B. Tahap Perkembangan