commit to user
6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengelasan
a. Pengelasan
Pengelasan adalah proses penyambungan logam atau non logam yang dilakukan dengan memanaskan meterial yang akan disambung
hingga temperatur las yang dilakukan secara dengan atau tanpa menggunakan tekanan pressure, atau tanpa menggunakan logam
pengisi filler. American Welding Society,1989, Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua atau lebih
material dalam keadaptasian atau cair dengan menggunakan panas heat atau dengan takanan atau keduanya. Logam pengisi filler metal
dengan temperature lebur yang sama dengan titik lebur dari logam induk dapat atau tanpa digunakan dalam proses penyambungan tersebut
British Standards Institution, 1983 Teknik pengelasan secara sederhana telah diketemukan dalam
rentang waktu antara 4000 sampai 3000 SM. Setelah energi listrik dipergunakan dengan mudah, teknologi pengelasan maju dengan
pesatnya sehingga menjadi sesuatu teknik penyambungan yang mutakhir. Hingga saat ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis
pengelasan. Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan
commit to user 7
dari reparasi yang kurang penting. Setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang lama, maka sekarang penggunaan
proses-proses pengelasan dan penggunaan konstruksi-konstrurksi las merupakan hal yang umum semua negara di dunia. British Standards
Institution, 1983 Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini, teknologi las
memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern. Klasifikasi pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam
dengan menggunakan kalor dengan atau tanpa pengaruh tekanan. Menyatunya 2 logam ini juga disebabkan oleh ikatan dan gaya tarik
menarik antar atom nya Chemical Hazard, 2009 Gas, uap dan asap dapat mempengaruhi kesehatan. Gas, uap dan
gas dapat masuk ke dalam tubuh melaluai udara bernafas, gas yang berbeda dan asap dapat mempengaruhi manusia dengan berbagai cara.
Tubuh yang sehat dapat terhindar dari beberapa gas dan uap tanpa mempengaruhi apapun. Gas karbon dioksida dan argon, misalnya,
relatif tidak beracun kecuali terhirup dalam jumlah besar. Namun, gas seperti karbon monoksida, nitrogen oksida dan ozon sangat beracun.
Dampak kesehatan dari menghirup asap tergantung pada jenis asap. Besi oksida, sebagian besar yang digunakan untuk proses pengelasan
manual dan relatif tidak beracun. Efek yang terjadi tidak permanen kecuali asap tembakau atau bahan lainnya, seperti silika dan asbes,
mengenai paru-paru. Dampak terhadap pernafasan cenderung akan
commit to user 8
menghilang dari waktu kewaktu dengan cara paparan dikurangi atau dihentikan. Asap seperti yang dihasilkan selama pengelasan stainless
stell dapat menghasilkan masalah yang serius dan tahan lama., hal ini dapat berupa kesulitan bernafas kronis dan kanker yang disebabkan
oleh paparan kromium Chemical Hazard, 2009 b.
Gas dalam asap las Menurut Harsono, 1996, sewaktu proses pengelasan
berlangsung terdapat gas-gas yang berbahaya yang perlu diperhatikan , yaitu :
a Gas karbon monoksida CO
Gas ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap haemoglobin Hb yang akan menurunkan daya penyerapannya
terhadap oksigen Harsono, 1996. b
Karbon dioksida CO
2
Gas ini sendiri sebenarnya tidak berbahaya terhadap tubuh tetapi bila konsentrasi CO
2
terlalu tinggi dapat membahayakan operator terutama bila ruangan tempat pengelasan tertutup
Harsono, 1996. c
Gas Nitrogen monoksida NO Gas NO yang masuk ke dalam pernafasan tidak
merangsang, tetapi akan bereaksi dengan hemoglobin Hb seperti halnya gas CO. Tetapi ikatan antara NO dan Hb jauh lebih kuat
daripada CO dan Hb maka gas NO tidak mudah lepas dari
commit to user 9
haemoglobin, bahkan mengikat oksigen yang dibawa oleh haemoglobin. Hal ini menyebabkab kekurangan oksigen yang
dapat membahayakan sistem syaraf Harsono, 1996. d
Gas nitrogen dioksida NO
2
Gas ini akan memberikan rangsangan yang kuat terhadap mata dan lapisan pernafasan, bereaksi dengan hemoglobin Hb
yang dapat menyebabkan sakit mata dan batuk–batuk pada operator . Keracunan gas ini apabila dipakai untuk jangka waktu
yang lama akan berakibat operator menderita penyakit tubercolusis atau paru–paru Harsono, 1996.
Gas-gas beracun yang terbentuk karena penguraian dari bahan pembersih dan pelindung terhadap karat Harsono, 1996.
c. Bahaya Pengelasan
Bahaya pengelasan kerap kurang diperhatikan adalah bahaya uap yang dihasilkan dari proses pengelasan yang mana termasuk
kategori bahaya akut dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan timbulnya penyakit kronis pada pekerja yang
melakukan pengelasan. Asap las adalah uap partikel yang mengandung partikel padat yang berasal dari bahan yang dipakai
pada saat pengelasan, logam dasar dan pelapis yang digunakan pada logam American Welding Society,1998.
commit to user 10
Menurut OSHA, 1994, unsur kemungkinan bahaya asap pengelasan meliputi :
a Seng
Digunakan dalam jumlah besar dalam pembuatan kuningan, logam galvanis dan berbagai paduan. Paparan asap ini
diketahui menyebabkan demam uap logam. Gejalanya mirip dengan flu biasa, menggigil, mual, tenggorokan kering, batuk,
kelelahan dan sakit kepala. Gejala berlangsung kurang dari 24 jam OSHA, 1994.
b Cadmium
Sering digunakan sebagai pencegahan lapisan karat pada baja dan sebagai unsur campuran. Asap cadmium dapat
menyebabkan iritasi pada paru-paru, edema paru dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan emfisema dan dapat
menyebabkan kerusakan pada ginjal OSHA, 1994. c
Berilium Digunakan sebagai unsur paduan dengan tembaga dan
logam dasar lainnya. Paparan tingkat tinggi dari berilium dapat menyebabkan pneumonia, dan dalam jangka panjang dapat
menyababkan sesak nafas kronis dan penurunan barat badan Shane Ashby, 2002.
commit to user 11
2. Keselamatan dan Kesehatan Pengelasan
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi seorang welder pada proses pengelasan las listrik sangat diperlukan karena dalam proses produksi
suatu pekerjaan dibutuhkan seorang welder yang mempunyai produktivitas tinggi dengan tanpa merugikan semua pihak yang terkait didalamnya, baik
bagi orang lain maupun dirinya sendiri Welding Guideline. 2000. Pada proses pengelasan las listrik banyak sekali hal-hal yang
membahayakan dan perlu diperhatikan baik bagi welder, mesin las listrik,dan orang-orang disekitarnya, hal-hal tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut: 1
Percikan bunga api yang dapat membahayakan welder maupun mesin las listrik yang dapat mengenai kulit, mata, dan masuk kedalam
perangkat-perangkat dalam mesin las listrik, yang semua itu akan mengganggu berjalannya proses produksi.
2 Asap las listrik dan debu beracun, dapat membahayakan welder dan
orang-orang disekelilingnya, asap tersebut dapat mengganggu proses pernafasan welder.
3 Efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah las listrik yang dapat
membahayakan kesehatan mata dan organ dalam tubuh welder maupun orang-orang di sekelilingnya.
Oleh karena itu dalam melakukan proses pengelasan las listrik setiap welder harus memperhatikan prinsip-prinsip keselamatan dan
kesehatan pengelasan yang benar.
commit to user 12
Dalam melakukan proses pengelasan dengan menggunakan las listrik harus mematuhi prosedur yang benar terutama yang terkait pada
keselamatan dan kesehatan kerjanya, tapi dibalik itu semua, tidak menutup kemungkinan terjadi kecelakaan yang tidak disengaja, meskipun telah
mematuhi tentang prosedur keselamatan kesehatan kerja yang benar dan sesuai khususnya apabila terjadi kecelakaan baik pada welder dan sesuatu
apapun yang ada disekelilingnya harus melakukan pertolongan pertama agar kecelakan itu tidak berakibat fatal bagi korbannya, dan kemudian
diserahkan kepada petugas medis, agar mendapat perawatan sesuai prosedurnya dan korban kelak dapat menjelaskan fungsi dan
kewajibannya. Pada proses pengelasan las listrik terdapat hal-hal yang perlu di
perhatikan adalah welder dan semua pihak yang terkait didalamnya terutama dalam keselamatan kesehatan kerja, hal-hal tersebut diantaranya
Welding Guideline, 2000. a.
Memakai apron yang berbahan dasar kulit hewankain yang tebal yang berlapis atau baju dan celana panjang yang berbahan dasar kain levis
untuk tubuh dari percikan bunga api dan efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang dapat membahayakan keselamatan kesehatan
kerja. b.
Menggunakan sarung tangan dan sarung lengan tangan, kedua alat ini berfungsi hampir sama dengan apron yaitu melindungi dari percikan
bunga api dan efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang
commit to user 13
ditimbulkan oleh las listrik dan untuk memudahkan pemegangan elektroda.
d. Helm las listrik, helm ini dilingkapi dengan dua kaca hitam dan putih
atau satu kaca hitam yang berfungsi untuk melindungi kulit muka dan mata dari efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang dapat
merusak kulit maupun mata, dimana sinar yang ditimbulkan oleh las listrik tidak boleh dilihat langsung dengan mata telanjang sampai
dengan jarak minimal 16 meter. e.
Memakai sepatu las, untuk melindungi kaki dari percikan bunga api, hal ini tidak terlalu penting apabila welder telah menggunakan celana
panjang yang berbahan dasar kain tebal seperti kain levis serta memakai sepatu safety yang standart untuk pengelasan, tetapi tidak ada salahnya
jika digunakan. f.
Respirator alat bantu pernafasan, untuk menjaga pernafasan agar tetap stabil pada saat melakukan proses pengelasan las listrik dari asap las,
dan untuk melindungi asap dan debu yang beracun masuk ke paru-paru, hal ini boleh tidak dilakukan apabila kamar las telah mempunyai sistem
pembuangan asap dan debu-debu beracun yang baik jika digunakan, karena pernafasan sangat penting dalam proses metabolisme manusia.
g. Hal yang perlu lainnya seperti “kamar las”, agar welder dapat bekerja
tanpa gangguan apapun yang mengelilinginya dan dapat berkonsentrasi dengan maksimal, kamar las juga berfungsi agar orang-orang
disekelilingnya tidak terganggu oleh las listrik.
commit to user 14
3. Pengendalian paparan asap, debu, uap dan gas
1 Udara
Udara yang bersih terjadi dari : a
Oksigen : 20,94 b
Karbon dioksida : 0,03 c
Nitrogen dan gas lainnya : 79,03 Di tempat kerja dalam ruangan harus ada aliran udara untuk
mencairkan kontaminan, untuk menghilangkan kelebihan panas dan untuk menjaga kenyamanan Jane Blunt and Nigel C Balchin, 2000
2 Pengendalian paparan asap
Pengendalian paparan polutan udara harus mengikuti hirakri : a
Memilih proses atau bahan yang memproduksi dengan emisi asap rendah.
b Ventilasi dari seluruh tempat kerja
c Ventilasi pembuangan lokal
d Perlindungan pernafasan bagi individu.
3 PenggantianPenyesuaian parameter
Tingginya parameter perlu dipertimbangkan adalah apakah metode yang bergabung yang dipilih dapat menimbulkan bahaya yang lebih
rendah untuk kesehatan. Pada kenyataanya bergabung kebanyakan dipilih karena dilihat lebih efektif untuk situasi. Namun, harus dicatat
bahwa proses produksi pengelasan menghasilkan uap dalam urutan sebagai berikut :
commit to user 15
a GasLogam Aktif
b Gas dan las asetelin
4. Penyakit ISPA
1 Definisi ISPA
Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA adalah penyakit saluran pernafasan atas bawah, biasanya menular yang dapat menimbulkan
berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan,
tergantung pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor penjamu. Namun demikian didalam pedoman ini, ISPA didefinisikan
sebagai penyakit saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia. Timbulnya gejala
biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. WHO, 2007
Menurut DepKes RI 1998 istilah ISPA meliputi tiga unsur, yaitu infeksi saluran pernafasan akut. Infeksi adalah masuknya kuman atau
mikroorganisme kedalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernafasan adalah
organ yang dimulai dari hidung hingga alveoli beserta organ andeksnya seperti sinus-sinus yang berlangsung sampai 14 hari. Dengan demikian
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang dapat berlangsung sampai 14 hari, dimana secara klinis suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi
yang terjadi di setiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang
commit to user 16
berhubungan dengan saluran pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari. Batas yang diambil untuk menunjukkan berlangsungnya
proses akut. Menurut Corwin 2001, Infeksi Saluran pernafasan akut adalah
infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme termasuk faringitis, radang tenggorokan, dan laringitis.
2 Gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA
Gelaja Infeksi Saluran Pernafasan Akut menurut WHO, 2007 adalah sebagai berikut :
a. Demam
b. Batuk
c. Nyeri Tenggorokan
d. Pilek
e. Sesak Nafas
4. Hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari ISPA
Menurut WHO, 2007 cara untuk memperbaiki budaya keselamatan kerja institusi akan membantu perbaikan pelaksanaan
langkah-langkah yang dianjurkan dan dengan demikian dapat menurunkan risiko terkenanya ISPA. Beberapa strategi harus
digabungkan dan pimpinan fasilitas pelayanan harus memberikan dukungan dan penyempurnakan pelaksanaan rekomendasi pencegahan
dan pengendalian infeksi.
commit to user 17
1 Strategi penting untuk mengurangi risiko pajanan patogen dan
penularan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan meliputi pengendalian administratif, pengendalian teknis dan lingkungan dan
penggunaan APD. 2
Pengendalian manajerial misalnya, ketersediaan staf dan persediaan yang memadai, pendidikan petugas kesehatan, pasien, dan
penunjang. serta pengendalian teknis dan lingkungan adlah komponen penting dalam pembentukan struktur pencegahan dan
pengendalian infeksi untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang seaman mungkin. Ventilasi Ruangan yang memadai merupakan
pengendalian teknis penting untuk infeksi pernafasan dan harus dipertimbangkan dengan cermat.
3 Penggunaan APD haru diidentifikasikan dengan kebijakan dan
prosedur yang khusus membahas masalah pencegahan dan pengendalian infeksi misalnya, kewaspadaan isolasi. Efektivitasnya
tergantung pada perlengkapan yang memadai, membersihkan tangan secara benar, dan yang terpenting, perilaku manusianya.
4 Langkah pengendalian sumber infeksi harus dilakukan untuk semua
orang yang memperlihatkan gejala infeksi pernapasan melalui kebersihan pernafasan.
commit to user 18
B. Kerangka Pemikiran