1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan salah satu kegiatan yang harus ditempuh oleh siswa selama proses belajar. Keterampilan menulis membutuhkan keahlian seseorang
untuk mampu menggunakan bahasa secara tertulis dengan baik dan benar. Pengembangan keterampilan menulis tidak terbentuk secara otomatis, tetapi
memerlukan latihan yang teratur. Menulis memiliki tingkat kesukaran yang lebih tinggi dibandingkan
keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Demikian salah satu pendapat dari guru bahasa dan sastra Indonesia di SMA Negeri 1 Bawang. Oleh karena itu,
salah satu keterampilan berbahasa yang harus ditingkatkan dan dikembangkan adalah keterampilan menulis.
Mengingat pentingnya keterampilan menulis, khususnya menulis resensi pada siswa kelas XI maka perlu dilakukan pembinaan dan pembiasaan diri siswa
meningkatkan dan mengembangkan keterampilan menulis resensi. Hal tersebut termuat dalam kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa, yaitu
mengaplikasikan prinsip-prinsip penulisan resensi. Indikator yang harus dikuasai siswa untuk mencapai kompetensi tersebut
antara lain 1 siswa dapat menuliskan latar belakang buku dengan tepat, 2 siswa dapat mengklasifikasikan buku dengan jelas, 3 siswa dapat menilai keunggulan
buku dilihat dari segi organisasi, isi, bahasa, dan teknik dengan benar, 4 siswa dapat menilai buku secara objektif dengan menggunakan teknik membandingkan.
Berdasarkan wawancara dengan guru bahasa dan sastra Indonesia SMA Negeri 1 Bawang, dapat diketahui bahwa keterampilan menulis resensi belum
mencapai kompetensi. Nilai rata-rata yang banyak dicapai siswa kelas XI IPA 1 kurang dari 70 dan hanya 4 siswa yang memperoleh nilai di atas 70. Lemahnya
kemampuan siswa tersebut karena lemahnya penguasaan siswa terhadap indikator pembelajaran. Oleh karena itu, banyak siswa belum mencapai nilai KKM yang
ditentukan, yaitu 70. Saat awal pembelajaran, siswa mampu menyebutkan bagian-bagian resensi
dengan runtut, namun ketika siswa disuruh untuk membuat resensi, siswa terlihat mengalami kesulitan. Mereka belum mampu menulis resensi sesuai dengan materi
yang mereka kuasai. Oleh karena itu, perlu adanya strategi untuk membantu meningkatkan kemampuan siswa menulis resensi.
Kemampuan siswa dalam menggunakan kosakata juga masih kurang. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa membaca buku sehingga perbendaharaan kata
yang dimiliki oleh siswa terbatas. Menulis resensi merupakan salah satu keterampilan yang menuntut peresensi mempunyai perbendaharaan kata yang luas
sehingga dapat menarik khalayak untuk membaca buku yang diresensi dengan kata-kata yang bervariasi dan termotivasi untuk memiliki buku tersebut.
Lemahnya kemampuan siswa juga disebabkan oleh suasana kelas yang gaduh, panas, dan jauh dari kondisi nyaman untuk belajar. Siswa kurang antusias
mengikuti kegiatan pembelajaran. Kebanyakan siswa berbicara sendiri dengan teman sebangku, maupun teman di bangku depan dan belakang siswa. Selain itu,
siswa juga terlihat tidak bersemangat, acuh tak acuh, dan asal-asalan ketika guru
memberikan tugas untuk menulis resensi. Dari kondisi tersebut terlihat bahwa metode yang digunakan oleh guru pada setiap materi pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia sama, yaitu metode ceramah dan penugasan. Permasalahan yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis
resensi perlu dipecahkan. Untuk itu, perlu adanya metode dan teknik yang bervariasi. Melalui metode dan teknik yang dipadukan dengan baik, dapat
memudahkan siswa untuk menuangkan gagasannya dalam sebuah tulisan dan meningkatkan antusiasme siswa mengikuti proses pembelajaran.
Bertolak dari berbagai permasalahan tersebut, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian terhadap keterampilan menulis resensi. Oleh karena itu,
peneliti mengambil judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Resensi melalui Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah Menggunakan Teknik
Membandingkan pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Bawang, Banjarnegara.”
1.2 Identifikasi Masalah